iMusic – Genap berusia 20 tahun pada tahun 2019 ini, group music T-Five semakin mantap melangkah bersama label dan management ProAktif. Pada perayaan hari jadinya, T-Five bersama label yang menaunginya menggelar sebuah event musik bertajuk “Intimate With T-Five 20th Annniversary”. Event ini sekaligus memperkenalkan single terbaru berjudul “Lagu Sedih” ciptaan T-Five.
T-Five beranggotakan 6 orang yakni, Gordon Abraham Latupirissa, Paul Arnold Latumahina, Yerry Meirian Kadam, Cristian Marcus Nino, Tabris Muhajier Effendy, dan Hans Boyke Marsianno. Mereka menyatakan optimis dengan single terbaru “Lagu Sedih” yang dirilis bersamaan dengan perayaan ulang tahun T-Five yang ke-20 di Hard Rock Café, Jakarta, 5 Desember 2019.
Single terbaru berjudul “Lagu Sedih” ini menceritakan sebuah realita percintaan anak sekarang. Seseorang yang belum move on walaupun sudah tidak pacaran lagi dengan orang yang dia sayangi. Disini liriknya lebih kearah gombal, tidak mau dibilang stalking, tapi nyatanya mantau terus. Kata-kata Aku Sedih pun sebenarnya lebih ke gombal, belum rela si mantan punya yang baru. Jadi masih cari-cari perhatian. Lirik lagu “Lagu Sedih” ditulis oleh keenam personil T-Five secara keroyokan pada saat mereka berada di Karantina di Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Unsur harmonisasi vocal T-Five masih dominan yang menjadi ciri genrenya T-Five selama ini. Sehingga lagu “Lagu Sedih” boleh dibilang “T-Five Banget”.
“Lagu ini genrenya pop banget.
Sengaja kita bikin lagu yang ringan banget dari segi aransement, lirik, juga
notasinya. Apalagi dari tema lagunya yang kurang lebih seperti ngobrol
sehari-hari, dengan bahasa sehari-hari juga,” terang Gordon Abraham
Latupirissa.
Selain untuk memenuhi kerinduan penggemar T-Five yang cukup lama menanti hadirnya karya-karya group musik asal Bandung ini, single terbaru “Lagu Sedih” ini pun diharapkan dapat diterima oleh pecinta musik Indonesia.
“Ditengah derasnya musik dengan genre lain. Kami tetap optimis genre T-Five yang Pop dengan sentuhan RnB serta Hip Hop masih memiliki pasar yang luas. Tentu kami selaku label musik berharap “Lagu Sedih” dari T-Five dapat diterima oleh pecinta musik Indonesia,” harap Restu Mahardani dari ProAktif. (FE)
iMusic.id – Band modern rock alternative bernuansa emo asal Kota Batik, Tears Don’t Lie, kembali menghadirkan karya emosional yang menyentuh hati. Kali ini, mereka merilis single ketiga bersama dengan musik video berjudul “Hancur” yang secara resmi dirilis pada 30 Juni 2025.
Dalam lagu ini, Tears Don’t Lie menggandeng Savira Razak, mantan vokalis Killing Me Inside, untuk ikut duet mengisi bagian vokal. Kehadiran Savira memberikan warna baru yang kuat, emosional, dan penuh luka, sangat cocok dengan nuansa gelap lagu ini.
“Hancur” bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya, bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya. Lagu ini membingkai kesedihan mendalam saat seseorang mencoba menerima kenyataan pahit bahwa orang yang dicintai tak akan pernah kembali. Dengan aransemen yang dramatis dan lirik yang menggugah, Tears Don’t Lieberhasil menyampaikan rasa duka dengan cara yang indah namun tetap emosional.
Formasi band Tears Don’t Lie saat ini terdiri dari: Oji (Vocals), Didi (Gitar), Ekky (Gitar + Vokal), Tegar (Bass), Tommy (Gitar), dan Yunan (Drum).
Tak hanya menghadirkan kolaborasi vokal, dalam produksi lagu ini Tears Don’t Lie juga bekerja sama dengan Ian Natha dari PolarityAudio sebagai Co-Producer, yang berhasil menambahkan elemen modern dan kedalaman emosional ke dalam komposisi lagu, menjadikannya salah satu karya paling matang dalam diskografi band ini sejauh ini.
Dengan paduan rock alternatif, sentuhan emo, serta produksi modern, “Hancur” diharapkan bisa menjadi soundtrack bagi mereka yang pernah kehilangan dan masih mencoba untuk bangkit.
“Hancur” is here, a new anthem born from pain, wrapped in distortion and honesty. Only from Tears Don’t Lie. Single dan Music Video “Hancur” sudah tersedia di berbagai platform streaming musik digital, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music, mulai tanggal 30 Juni 2025.
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)