iMusic –
Apa yang menjadi hal dasar kita sebagai manusia adalah memiliki sebuah
keinginan, walau keinginan itu Kadang selalu berubah, Hal itulah yang coba di
sampaikan seniman Deni Mai lewat karya single perdananya di dunia
musik yang bertajuk “Kadang Kadang“.
Deni Mai
cukup lama berkecimpung dalam komunitas kretif kota Bandung bersama band
besutan Pidi Baiq The Panas Dalam, meski tidak terlibat langsung
dalam proses bermusik The Panas Dalam namun dirinya aktif menyuarakan pesan
musik band ini lewat T-shirt dan diskusi bersama komunitas lainnya
Dan kini
memasuki bulan Maret 2021, dimana dapat di bilang bulannya dunia kretif karena
terdapat Hari musik Nasional dan film Nasional, bersama
label Moro Music, Deni Mai merilis lagu Kadang-Kadang yang mana dalam
proses produksi ini bantu Boiq dari band Project Hambalang
sebagai produser dan Nandang Sugiri dari The Panas Dalam Bank untuk
Mixing Mastering
“Lagu
Kadang-Kadang ini awalnya hasil renungan saya yang ga sengaja, bahwasan kita
sebagai manusia tidak pernah kita ketahui dalam menjalankan hidup, dan ternyata
setelah kita menjalani hidup, dalam hal keinginan itu kita suka berubah-berubah
dari hal kecil sampai besar, kadang pengen itu, kadang seperti ini, yah seperti
itu saja,” ungkap Deni Mai
Untuk
menunjang secara visual Music Video Kadang Kadang di garap dengan
sedikit berbeda dari biasanya, lewat tangan kreatif Tipot Setiadi,
sebagai sutradara Klip membuat konsep yang terinspirasi dari postingan
foto Pidi Baiq yang mengambarkan para petani bersenjata dalam menjaga hasil panennya,
untuk itu ia secara natural memotret Deni Mai sebagai pengawasan Perkebunan
sayur dengan style layaknya tentara bayaran,yang menjaga hasil kebun dengan
sangat ketat untuk menghindari selundupan hasil panen dari pihak asing
“Sebenarnya,saya
juga bingung konsepnya itu kaya gimana, tapi yang penting jadi, tadinya kan mau
minta Gareth Evans (Sutradara The Raid) buat ngerjain bareng tapi
karena sibuk dan saya juga ga punya nomornya, terpaksa saya kerjakan sendiri,
tentunya dengan prosedur Prokes ketat juga karena kan lagi Covid, jadi
kita mengerjakan shootingnya berdua saja bareng Deni, penasaran gimana hasilnya
coba liat ajah yah, dan komen nanti,” jelas Tipot sebagai Sutradara
MV
Untuk
kedepannya Deni Mai berharap lagu Kadang Kadang ini dapat di terima dengan baik
oleh seluruh lapisan masyarakat terutama warga negara Thailand dan Myanmar
yang selama ini selalu mensuport lewat DM agar dirinya merilis lagu
“Pokoknya saya berharap saja lagu ini, bisa jadi renungan untuk kita semua, kalau dalam hidup itu kita memang selalu banyak kadang-kadangnya, dan di terima dengan baik oleh pencinta musik di tanah air, dan saudara saya di Thailand dan Myanmar,”pungkas Deni Mai. (FE)
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)