Connect with us

iMusic

“Di Dalam Jiwa”, Album solo perdana dari “David Bayu”.

Published

on

iMusic – Bagi yang kangen David Bayu, kini kerinduan itu terobati melalui Di dalam Jiwa. Dirilis pada 7 Oktober 2022 dalam format digital dan CD dengan distribusi oleh Demajors, kedelapan lagu yang terdapat di album solo perdana dari mantan vokalis Naif ini berisi melodi manis, lirik apa adanya dan suara menghangatkan hati yang masih menjadi ciri khasnya setelah seperempat abad dan tujuh album bersama band lamanya.

Sebelumnya, David tak pernah punya rencana untuk membuat album solo. “Dulu prioritasnya enggak ke situ. Kalau DVD Boy itu kayak album solo, tapi jadinya cuma iseng karena bukan prioritas,” kata David tentang proyek sampingannya yang merilis album di tahun 2009. Namun karena kondisi internal Naif di akhir 2020 sudah kurang memungkinkan untuk tetap berjalan bersama, ditambah dengan adanya pandemi yang menghentikan berbagai macam kegiatan sehari-hari, maka David pun terdorong berkarya untuk dirinya sendiri.

Sebagian dari lagu-lagu yang ada di Di dalam Jiwa sudah tercipta sebelum pandemi walau masih sebatas dalam ingatan David, seperti “Di dalam Jiwa”, “It’s OK for Me Now” dan “Surga di Hatimu”. Lalu di tengah pandemi, tercipta lagu-lagu seperti “Deritaku” dan “Gelap” yang mencerminkan apa yang dirasakan David pada masa-masa kelam itu. Menjelang akhir proses rekaman, lahir pula lagu “Manusia” yang sekaligus menggenapkan jumlah lagu yang ada dari tujuh menjadi delapan. Semua lagunya bersifat personal dan mencerminkan apa yang David rasakan, baik itu kekecewaan terhadap orang-orang yang mengaku cinta alam tapi malah merusaknya di “Mana”, maupun renungan atas apa yang telah diperbuatnya semasa hidup di “Berserah”.

Ironisnya, justru DVD Boy yang mempertemukannya dengan salah satu kolaborator penting saat hendak menggarap Di dalam Jiwa. “Gue lagi mencari gitaris untuk mengisi album. Tiba-tiba Vega Antares mengirim pesan WhatsApp: ‘Mas, aku baru dengar DVD Boy. Enak banget.’ Kok tiba-tiba dia bahas itu, sedangkan gue sedang mencari gitaris?” kata David sambil tertawa. “Dari membahas DVD Boy, gue menginformasikan, ‘Eh, gue lagi garap album solo. Ia langsung menyahut, ‘Jangan lupakan aku, Mas!’ Memang pas, kebetulan seleranya Vega cocok.”

Kolaborator penting lainnya adalah Erikson Jayanto, pemain kibor yang menjadi akrab setelah menjadi tamu di seri YouTube asuhan David. “Erik dan Vega banyak memberi masukan karena mereka musisi yang tekniknya sangat di atas gue. Masaknya bareng, dalam arti gue dibantu koki-koki yang cocok dengan hasil masakannya,” kata David. Untuk referensi rekaman, mereka mengacu kepada berbagai sumber inspirasi, mulai dari yang klasik Michael Jackson dan Bread hingga yang modern seperti Finneas. Bahkan saat kepikiran untuk menggarap lagu “Mana” dengan gaya Tito Soemarsono, sang musisi kawakan tersebut mampir ke rumah Sony Soebowo, sound engineer andalan David, untuk berbagi cerita. 

Secara keseluruhan, proses penggarapan Di dalam Jiwa merupakan pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan bagi David yang akhirnya bisa mewujudkan visi tanpa harus berkompromi dengan orang lain, termasuk untuk pembuatan video musik “Deritaku” yang sudah tayang di YouTube. “Proses satu komando itu enak banget, jadi hasilnya terjaga sesuai kualitas yang gue mau,” katanya. “Meskipun banyak kerja samanya, semuanya satu komando dan itu berhasil dengan sangat baik.”

Alhasil, David mengaku tidak punya ekspektasi apa-apa untuk Di dalam Jiwa, karena apa yang diharapkannya untuk album ini sudah tercapai. “Yang gue harapkan sudah terjadi semua, dalam arti gue sangat menikmati prosesnya yang lumayan panjang. Hasilnya sesuai harapan gue,” katanya. Sedangkan mengenai harapannya dari pendengar, ia mengutip lirik lagu “Berserah”: “Semoga mampu terangi sedikit jiwa.” (FE)

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Weird Genius” Gaet “PB GLAS” Di Single Terbarunya ”Witch Hunt”.

Published

on

iMusic.id –  Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.

Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.

‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.

Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Emma Elliott” Kembali Dengan Single Terbarunya, “Bingkai”.

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.

Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.

“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.

“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.

Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.

Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.

“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”

Tentang Emma Elliott

Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.

Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.

Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)

Continue Reading