iMusic.id – Indonesia Kaya telah menjadi ruang yang mempertemukan seni, tradisi, dan masyarakat sejak awal berdirinya. Untuk menjawab tantangan zaman dan mendekatkan budaya kepada generasi muda, Galeri Indonesia Kaya (GIK), Taman Indonesia Kaya, dan Indonesiakaya.com kini hadir dalam arsitektur jenama yang lebih selaras.
Desain logo baru dimunculkan untuk menggabungkan unsur kontemporer dengan akar tradisi Nusantara. Terinspirasi dari aksara Nusantara dan struktur visual yang dinamis, logo ini mencerminkan keragaman ekspresi budaya serta fokus pada seni pertunjukan. Rebranding ini menjadi babak baru bagi Indonesia Kaya dalam menjaga pusaka budaya agar terus bersemi, mengakar, dan menginspirasi.
Galeri Indonesia Kaya menghadirkan pembaruan konten interaktif pada instalasi panel layar besar mulai Juni 2025, dengan menampilkan dua cerita rakyat: Lutung Kasarung dari Jawa dan Empat Raja dari Papua. Pembaruan konten interaktif ini menawarkan pengalaman personal dan kreatif. Pembaruan ini menunjukkan komitmen GIK dalam memadukan teknologi dan budaya untuk menciptakan pengalaman edukatif dan menarik, terutama bagi generasi muda. Seluruh program dapat dinikmati secara gratis di Galeri Indonesia Kaya.
Selain itu, Visinema Studios bersama Indonesia Kaya kembali menghadirkan Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara bekerja sama dengan Ciputra Artpreneur. Dipentaskan pada 20 Juni hingga 13 Juli 2025, pementasan merupakan adaptasi dari salah satu IP terpopuler dan tersukses yang juga telah diangkat ke layar lebar, dan akan menjadi satu-satunya pertunjukan panggung musikal yang hadir selama hampir satu bulan penuh dengan total 30 kali pertunjukan.
Setelah sukses pada edisi tahun lalu dengan mendatangkan lebih dari 30 ribu penonton, kini Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 akan disajikan dengan lebih megah untuk membawa semua penonton #KembaliKeKeluarga. Pertunjukan tahun ini akan menampilkan koreografi tari yang lebih semarak, desain artistik panggung, hingga aransemen lagu yang diperbarui untuk memberikan pengalaman yang lebih hangat dan mengesankan.
Sementara itu, Musikal Petualangan Sherina adalah sebuah drama musikal dari Jakarta Movin, diadaptasi dari Film Petualangan Sherina produksi MILES FILMS. Pertunjukan ini mendapat antusias sangat tinggi pada penyelenggaraannya tahun 2017, 2018 dan 2022. Tahun ini, bersama Indonesia Kaya, Musikal Petualangan Sherina akan hadir kembali pada 11-20 Juli 2025 di Graha Bhakti Budaya.
Memasuki 24 Juli yang juga adalah Hari Kebaya Nasional yang ditentukan melalui Keppres No. 19 Tahun 2023. Memperingati Hari Kebaya Nasional pertama, Bakti Budaya Djarum Foundation bersama Komunitas Kebaya Menari menggelar Kebaya Fest 2024 di Pos Bloc, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Selain melibatkan komunitas pendukung kebaya dan budaya, Kebaya Fest 2024 juga didukung oleh sekolah-sekolah, sanggar tari, pelaku UMKM kebaya dan budaya. Sajian hiburan juga akan menampilkan banyak pesohor Tanah Air. Dan tahun ini, Bakti Budaya Djarum Foundation akan kembali menyelenggarakan Kebaya Fest 2025 dengan kemasan yang tak kalah meriah dari tahun sebelumnya.
Untuk kegiatan musiknya, Indonesia Kaya akan menggelar Festival Musikal Indonesia (FMI) yang merupakan pertemuan para seniman musikal dengan pecinta musikal dalam sebuah ajang yang menyuguhkan beragam teater musikal yang selama ini mewarnai panggung pertunjukan di Indonesia yang diadakan sejak 2022.
Tahun ini, Yayasan Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) bersama Indonesia Kaya akan kembali menghadirkan FMI yang menggabungkan berbagai seni, mulai dari Teater, Musik, Tari, Wardrobe, dan Set Props, sehingga bisa menjadi ajang ekspresi dan kolaborasi dari para pekerja seni.
Berikutnya, Indonesia Menari merupakan kegiatan tahunan Indonesia Kaya sejak tahun 2012 untuk mendekatkan kembali masyarakat dengan tari tradisional nusantara dengan cara mengemas tari-tarian Indonesia dalam konsep modern dan menyenangkan terutama untuk generasi muda. Kegiatan ini menggabungkan gerakan tarian daerah dan tari modern karya koreografer Indonesia dengan iringan musik tradisi yang diaransemen yang ditarikan secara serentak oleh ribuan peserta di beberapa mall besar di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2019, Indonesia Menari sukses dilaksanakan secara serempak di Jakarta, Bandung, Solo, Semarang, Medan, Makassar, dan Palembang. Namun, pandemi yang melanda seluruh dunia membuat kegiatan ini harus dibatalkan tahun 2020 demi menekan penyebaran COVID-19. Namun, penikmat seni dan para pecinta tari turut serta dalam kemeriahan Indonesia Menari 2021 yang kembali diselenggarakan secara virtual.
Tahun ini merayakan 12 tahun Galeri Indonesia Kaya, kegiatan ini akan kembali menyapa para pecinta tari serempak di 12 kota di Indonesia.
iMusic.id – Prison Of Blues sukses menyelesaikan total 50 Gigs Tour selama 3 bulan di Indonesia dan Eropa. “Untuk Tour Eropa ini kami adalah kali ke 5 memenuhi undangan salah satu festival Psychobilly terbesar dunia, yang diadakan di Oberhausen-Jerman, dan kali ini kami juga mengajak kolaborator untuk vokal yaitu Dellu Uyee”, kata Bayu Randu gitaris dan juga produser dari Prison Of Blues.
Band Psychobilly Punk ini menyambangi 6 Negara Eropa sekaligus, yaitu German, Ceko, Belgia, Hungaria, Austria, dan Belanda, serta beberapa kota di indonesia dengan total 50 gigs, dan ini tentunya menjadi pencapaian tersendiri dari band dengan genre minoritas ini.
Prison Of Blues adalah band beraliran Psychobilly yang lahir di kota tembakau Temanggung pada 2007, Kali ini Prison Of Blues lebih fresh dengan masuknya Endy Barock pada drum, Topan Murdox pada gitar 2, Dhana pada Contra Bass, 2 personil lama yaitu Bowo pada Vocal & gitar, serta Bayu Randu pada gitar 1 yang juga merangkap sebagai produser.
Hingga saat ini sudah mempunyai 11 album kompilasi yang release di Eropa dan Amerika, dan 4 album solo Prison Of Blues. “Kan saya baru pertama ikut di tour eropa bareng POB, jujur kaget banget, band ini disini besar dan sangat banyak penggemarnya, sampai ada yang bela belain dari California, Spanyol, Italia datang buat nonton POB”, cerita Dellu Uyee.
“Tour 50 titik Indonesia-Eropa ini juga sebagai promo album ke 4 kami, dan seperti biasa kami membawa misi promosi untuk Indonesia, selain bawa atribusi kain Indonesia kami juga secara khusus mempromosikan hantu-hantu Indonesia, seperti Pocong, Kuntilanak, Santet, dll”, ujar Bowo sang vokalis dan founder band ini.
Band ini melakukan tour Eropa mulai tanggal 3-31 Oktober, titik terakhir sukses memukau fans Prison Of Blues di Festival “Psychobilly Earthquake 2025”. Sebelumnya Prison Of Blues sudah langganan memenuhi undangan festival Psychobilly, pada tahun 2016 Bedlam Breakout Festival di Inggris, 2017 Psychobilly Meeting Festival di Spanyol, 2018 tour 7 negara Eropa, 2024 kembali bermain di Psychobilly Meeting Festival di Spanyol, dan 2025 Pyschobilly Earthquake di German.
“Ada hal yang unik dan selalu membuat kami selalu ingin kembali ke festival ini di Eropa, yaitu fanbase kami yang di Eropa, ini unik karena kami sendiri di Indonesia masih kurang diminati, mungkin karena genrenya ga ada yang memainkan di Indonesia sekarang. Lucunya banyak yang mengira kami di Indonesia adalah band besar, setelah kami ceritakan tentang tidak adanya scene Psychobilly di Indonesia baru mereka kaget, haha” tambah Endy Barock, sang drummer.
Prison Of Blues juga memberikan gambaran tentang bagaimana sistem royalti di Eropa berjalan, “tiap titik disini, sebelum main kami harus isi form dari Gema, CMO atau LMK nya Eropa, isi detail lagu yang akan dibawakan lengkap dengan pencipta lagunya, sangat tertib, bahkan kami bawakan lagu artis besar seperti Motorhead atau Queen pun tidak perlu repot dan takut ijin ijin” cerita Dhana dan Topan.
Tour ini disupport oleh kementerian kebudayaan dan juga beberapa sponsor swasta.
iMusic.id – Ajang kompetisi menyanyi nasional tertua di Indonesia, Bintang Radio Indonesia, kembali digelar tahun ini dengan format yang lebih segar dan dinamis. Setelah sukses diselenggarakan di Surabaya tahun lalu, Bintang Radio Indonesia 2025 kini hadir di Jakarta dengan rangkaian pertunjukan spektakuler yang akan berlangsung pada 4, 5, dan 6 November 2025, dan ditutup dengan Result Show pada 8 November 2025.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1951, Bintang Radio Indonesia telah menjadi wadah lahirnya para penyanyi legendaris tanah air seperti Titiek Puspa, Bing Slamet, dan Vina Panduwinata. Di era modern, ajang ini terus melahirkan bintang-bintang baru seperti Josh Florentino, Maria Pudesa, dan Shabrina Leanor, yang membuktikan bahwa semangat Bintang Radio tetap relevan lintas generasi.
Tahun ini, Bintang Radio Indonesia hadir dengan format tiga putaran penampilan, di mana para finalis akan menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam tiga genre musik: pop, rock, dan lagu daerah. Tak hanya menonjolkan vokal, para peserta juga akan dinilai dari karakter, penghayatan, dan kemampuan beradaptasi dalam berbagai gaya musik.
Menariknya, tahun ini Bintang Radio juga memperkenalkan sistem voting, yang memungkinkan publik ikut menentukan siapa yang akan menjadi bintang baru Indonesia.
Rangkaian Grand Final akan diakhiri dengan penampilan spesial dari Maliq & D’Essentials pada malam puncak tanggal 6 November 2025, serta Result Show spektakuler pada 8 November 2025 yang akan menampilkan Shabrina Leanor, salah satu bintang muda hasil ajang ini, dalam pertunjukan istimewa.
Melalui format dan konsep baru ini, Bintang Radio Indonesia 2025 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga perayaan keberagaman musik Indonesia dan bukti bahwa semangat Bintang Radio terus menyala, dari generasi ke generasi.
Tentang Bintang Radio Indonesia
Diselenggarakan pertama kali pada tahun 1951 oleh RRI (Radio Republik Indonesia), Bintang Radio Indonesia merupakan kompetisi menyanyi nasional tertua di tanah air. Selama lebih dari tujuh dekade, ajang ini telah menjadi batu loncatan bagi banyak penyanyi yang kini menjadi ikon musik Indonesia. Dengan semangat inovasi dan regenerasi, Bintang Radio terus beradaptasi mengikuti perkembangan zaman, menggabungkan tradisi, kreativitas, dan teknologi untuk mencari talenta terbaik bangsa.
iMusic.id – Hip Hop Reggae Connection (HRC) siap menyajikan gerakan kolaboratif lintas genre “Rise Up Unity 2025” yang siap mengguncang Jakarta pada 8 November 2025 di Cibis Park, TB Simatupang.
Acara yang di inisiasi Hip Hop Reggae Connection (HRC) ini menghadirkan empat sosok berpengaruh di kancah musik urban Indonesia, Ras Muhamad, Tuan Tigabelas, Conrad Good Vibration, dan Dirayha bersama para seniman lintas scene seperti Laze, Kapala Itang, Iqbal N.G.A., Joe Million, Mister Nobody dari kubu hip hop serta dari scene reggae Radit Echoman, Namoy Budaya, Andrez and The Babylion, Alien Punk, dan masih banyak lagi.
Acara ini bukan sekadar konser, melainkan sebuah movement yang menyerukan semangat kebangkitan, solidaritas, dan aksi nyata untuk perubahan sosial. Lahir dari inisiatif Hip Hop Reggae Connection (HRC) sebuah kolektif yang muncul di masa pandemi 2020 Rise Up Unity hadir sebagai simbol persatuan dan keberlanjutan kreativitas. Melalui power track “Rise Up Unity” yang bisa didengarkan di semua platform streaming digital, proyek ini mengajak generasi muda untuk bersuara dan beraksi bersama.
“Gerakan dari Hip Hop Reggae Connection (HRC) Ini bukan sekadar musik, tapi ajakan untuk menyatukan energi positif dan mengubah kesadaran menjadi tindakan,” ujar Dirayha, produser proyek ini sekaligus salah satu performer utama.
Rise Up Unity bukan sekadar konser. Ini adalah ruang di mana musik, komunitas, dan kreativitas berjalan bersama dalam satu energi. Di sini, hip hop dan reggae bukan hanya didengar, tapi juga dirasakan, dilihat, dan dihidupkan melalui kolaborasi lintas kultur yang segar dan menggerakkan semangat. Selain pertunjukan musik yang penuh semangat positif dan respon sosial, acara ini juga menghadirkan pop-up market berisi karya-karya independen, serta aktivitas komunitas yang merefleksikan semangat gerakan akar rumput dari Rise Up Unity.
“Musik adalah keluarga. Rise Up Unity itu seperti rumah bagi semua orang yang percaya pada kasih, cinta, dan kolaborasi,” tutur Conrad Good Vibration, kolaborator sekaligus performer utama.
Di tengah hiruk-pikuk kota dan industri musik yang mulai meninggalkan akar, Rise Up Unity hadir untuk menandai bahwa kekuatan musik selalu tumbuh dari kebersamaan dan kesadaran. Di panggung ini, hip hop dan reggae berpadu dalam satu ritme yang sama: jujur, lantang, dan membangkitkan. Setiap orang yang datang bukan sekadar penonton, melainkan bagian dari cerita. Cerita tentang musik yang menyatukan, tentang gerakan yang tumbuh dari bawah, tentang energi positif yang menular dan mempersatukan. Karena pada akhirnya, Rise Up Unity bukan hanya soal genre, panggung, atau crowd tapi tentang bagaimana kita semua bisa berdiri dalam satu getaran yang sama. One Vibration. One Movement. Rise Up Unity!
Untuk info lengkap mengenai line up, harga tiket dan lain-lain bisa disimak di https://riseup-unity.com/ dan IG @hiphop_reggae_connection .