iMusic –
Tepat satu minggu setelah resmi bergabung dengan Juni Records, “Dead
Bachelors” hari ini melepas single baru berjudul “Miss The Memories”.
Sebelumnya Dead Bachelors mengunggah sebuah video berdurasi kurang lebih
6 menit pada akun YouTube dan juga Instagramnya.
Video
ini berisi cuplikan-cuplikan lama pada masa sebelum Dead Bachelors, sampai hari
ini mereka bergabung dengan JUNI. Duo yang terdiri dari Narendra Pawaka
(Eda) dan Mario Pratama sebelum ini merilis sebuah single
berjudul “A Kiss You Can’t Take Back” dibulan Maret.
“Miss
The Memories” bercerita tentang, konteks lagunya menunjukkan perspektif
sepasang anak muda tentang bagaimana cara mereka menghadapi sebuah fase “putus
hubungan”. Secara konteks lagunya, Ide awal lagu ini datang dari pecakapan
antara Eda, Mario dan Andreas Arianto (Produser) melalui sebuah pesan
singkat di WhatsApp tentang bagaimana mereka ingin membuat
lirik mengenai ingin merasakan rasa kangen.
“And
in my head, this is what we are waiting for”, menurut Eda ini adalah
1 kalimat yang mendeskripsikan perasaan dia ketika bertemu Juni Records. Eda
juga menambahkan “Setelah 1 tahun gue dan Mario kirim demo ke Juni Records
kurang lebih satu tahun yang lalu, akhirnya kita diajak ketemuan dengan Juni
Records. Kita cukup excited karena untuk band startup akhirnya
kita gak akan sendirian lagi ngerjain ini semua.”
“Pertama
ketemu Mario Eda waktu saya diundang shooting podcast Duo Budjang.
Saya langsung merasa mereka pasti seru untuk diajak bekerja sama. Kebetulan
mereka pernah kirim demo ke JUNI, tapi sempet bingung ini apa subject cuman
truth or dare? Gak ada tulisan di body emailnya. Saya dan tim A&R
kira kita lagi dikerjain, makanya tidak kita tanggapi serius,” terang CEO JUNI
Records, Adryanto Pratono.
“Miss
The Memories” akan menjadi track pembuka dalam EP Part II Dead
Bachelors, secara Lagu ini ditulis oleh Narendra Pawaka, Mario Pratama
sekaligus Andreas Arianto. Secara genre, Dead Bachelors menggabungkan berbagai genre electronic
music seperti house, EDM dan juga memadukannya dengan
elemen musik pop tahun 2000-an. Dekat diakhir lagu mereka juga dengan
berani menambahkan elemen yang tidak terduga, mereka merubah alur musiknya ke
arah hip hop dengan Eda memamerkan kebolehannya ngerap. Walaupun sedikit
abstrak, Dead Bachelors berhasil menjaga konsistensi kualitas dan warna
musiknya.
“Miss
The Memories” sudah bisa didengarkan mulai hari ini di digital streaming
platforms seperti Spotify, Apple Music, JOOX, Deezer,
YouTube Music, Langitmusik dan lain-lain. (FE)
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)