Connect with us

iLive

AFGAN IN 2019 VLIVE ‘V HEARTBEAT’

Published

on

iMusic – Akhir pekan ini, hampir seluruh media hiburan di Korea dibanjiri oleh berita seputar penampilan Afgan di sebuah acara yang bertajuk VLIVE AWARDS V HEARTBEAT di Seoul, Korea. Berkat suaranya yang ikonik dan gayanya yang khas, Afgan mampu memukau ratusan penggemar barunya di Korea.

Sebagai aplikasi live streaming terbesar di Korea, VLIVE cukup maksimal memberikan dukungan terhadap penyanyi dan juga artis yang ada di Indonesia. Sebelumnya, VLIVE juga sempat membuatkan sebuah fan meeting seru bersama Maudy Ayunda di Jakarta sebelum ia berangkat kuliah ke Amerika. Dan kini, bersama Afgansyah Reza, VLIVE memberikan kesempatan bagi penggemar Afgan di Seoul untuk bertemu langsung dengan Afgan melalui acara “Afgan Fan Meeting in Seoul”.

Berlokasi di studio Naver Corporation, Afgan berkesempatan bertemu dengan penggemarnya di Korea. Setidaknya hadir 120 Afganisme yang memenuhi lokasi fan meeting. Tidak hanya penggemar,Istri dari Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Ibu Nila Hadi, pun turut hadir bersama dengan anaknya dalam acara tersebut. Ia mengaku sangat bangga dan senang atas penampilan Afgan di acara tersebut.

Dalam fan meeting tersebut, Afgan membawakan lagu-lagu terbaiknya, mulai dari “Knock Me Out“, “Heaven“, “Bukan Cinta Biasa”, dan “Panah Asmara”. Dalam penampilannya tersebut, Afgan memberikan penampilan kejutan dengan membawakan lagu “Sudah” dalam bahasa Korea.

“ide ini awalnya dari teman saya, Adam, yang kebetulan orang Korea dan dia kerja di MTV Asia. Jadi waktu shooting untuk acara MTV Ride, saya cerita ke dia kalau saya mau perform dan fan meeting di Korea, lalu dia ngasih ide untuk membawakan lagu ‘Sudah’ dalam bahasa Korea. Karena menurut Adam, lagu ‘Sudah’ ini punya melodi ballad yang cukup mirip dengan lagu-lagu ballad Korea,” ungkap Afgan menceritakan awal mula ide lagu tersebut.

“Akhirnya saya minta tolong ke Adam untuk menerjemahkan lagu ini dalam bahasa Korea. Dan, saat saya bawakan dalam bahasa Korea, semua terasa pas. Adam mampu menerjemahkan lagu ini ke dalam bahasa Korea sehingga lirik dan melodinya bisa menyatu. Jadi saya juga amaze dengan hasilnya. Dan saat saya bawakan dalam acara fan meeting pun responnya sangat bagus. Jadi, saya sekarang sih terpikir sih untuk merekam lagu ini dalam bahasa Korea. Mungkin akan dirilis di Korea juga. But, i don’t know, just an idea so far. But i want to do it,” tambah Afgan.

Dalam acara fan meeting kali ini, Afgan juga sempat berinteraksi dengan penonton, melakukan tanya jawab, quiz-quiz seru, dan tak lupa berfoto bersama. Dan seluruh acara tersebut disiarkan langsung pula oleh VLIVE sehingga Afganisme yang tidak sempat hadir juga bisa menyaksikan keseruan acara tersebut. Dan, hebohnya, jumlah penonton dan likesnya sampai mencapai 2 juta, membuat acara fan meeting tersebut menjadi trending topic global dalam aplikasi VLIVE, bahkan merupakan acara tersebut juga berhasil menebus rekor streaming untuk VLIVE Indonesia. Wahh, keren banget ya!

Tapi, di luar jumlah yang fantastis tersebut, hal yang paling berkesan bagi Afgan adalah bisa bertemu dan beriteraksi langsung dengan penggemarnya di Seoul. “”Seneng banget, enggak nyangka saya punya fan base di sana. Dan VLIVE juga membuat acara ini dengan penuh persiapan. Di luar ekspektasi. Saya bisa bertemu dengan Afganisme yang juga mahasiswa yang sedang belajar di Korea. Dan juga beberapa penggemar Korea yang mungkin familiar dengan lagu-lagu saya. Jadi saya seneng banget bisa nge-reach fan base diluar negeri,” cetus Afgan penuh syukur.

Setelah sukses menggelar fan meeting di Seoul, Afgan melanjutkan kegiatan terbesarnya di Korea pada minggu tersebut, yaitu tampil di GOCHEOK Sky Dome untuk acara 2019 VLIVE AWARDS V HEARTBEAT. Afgan tidak sendiri, sederet nama penyanyi dan grup idol ternama yang ada di Asia turut meramaikan. Mulai MAMAMOO, MONSTA X, ITZY, ANNE MARIE, dan masih banyak lagi lainnya.

Afgan pun sempat berbincang bersama pengisi acara lainnya. “Sempat ketemu dan ngobrol dengan Jackson Wang dari GOT7 dan teman-teman dari Stray Kids. He is genuinely nice person. Dan kami juga sudah personally contact, saya sempat  bilang kalau dia sempat ke Jakarta, i’ll show him around town. Dan yang paling menarik dia yang reach out to me first. Jadi ngerasa sangat dihargai. Padahal kan mereka enggak tahu siapa saya. Mereka mungkin baru pertama kali dengar lagu saya juga. Jadi saya senang bisa punya kesempatan ketemu teman-teman baru,” tutur Afgan.

Ada kejadian yang menarik pada saat Afgan rehearsal untuk acara itu. Awalnya saat rehearsal dimulai, Afgan hanya tampil dengan stage yang datar sama seperti artis lainnya. Namun setelah mendengat lagu dan suara Afgan, Program Director acara membuatkan treatment khusus untuk penampilan Afgan dengan meletakkan stage dan sebuah tirai besi persegi membuah panggung Afgan terlihat lebih megah dari rencana awal. Treatment tersebut diberikan oleh Program Director  karena ia merasa terpukau dengan suara Afgan. Dan respon penonton sungguh diluar dugaan meskipun Afgan membawakan lagu ‘Sudah’ dalam bahasa Indonesia.  Mereka tetap menaikkan dan menggoyangkan lightstick mengikuti irama lagu, menikmati penampilan Afgan malam itu.

Sebelum acara tersebut Afgan juga sempat bertemu dan melakukan wawancara eksklusif dengan beberapa media di Korea dan salah satunya adalah media OSEN, media hiburan terbesar di Korea Selatan. Dan dari acara ini, Afgan mendapatkan gelar dari media dan juga penonton Korea sebagai “Prince of Ballad from Indonesia”.

Tidak hanya mendapatkan istilah baru, dalam acara ini, Afgan juga berhasil membawa pulang VLIVE AWARDS sebagai  “Favorite Indonesian Artist”. Sungguh sebuah penghargaan yang sangat besar bagi Afgan bisa mewakili Indonesia dalam acara tersesar yang ada di Seoul. “Bersyukur banget, this is a big deal for me and my career. Semoga penghargaan ini bisa membuka banyak kesempatan ke depannya bagi karier saya, terutama di Korea. Tapi no pressure, I want everything happen organically,” tutup Afgan.

Wah, kira-kira akan ada kejutan apa lagi ya dari Afgan? Bagi kamu yang penasaran, yuk simak kegiatan Afgan lainnya di akun VLIVE Afgansyah Reza. (FE)

iLive

Komunitas Salihara Gelar tari “Sloth Canon” bersama T.H.E dan Company 605

Published

on

iMusic.id – Sebuah kolaborasi kelompok tari antara The Human Expression / T.H.E (Singapura) dan Company 605 (Kanada) mempersembahkan karya terbaru mereka dalam pertunjukan “Sloth Canon pada 28-29 Juni 2025 mendatang.

“Sloth Canon” merupakan hasil gagasan dan koreografi dari Anthea Seah (T.H.E) dan Josh Martin (Company 605), dua figur penting dalam dunia tari kontemporer Asia dan Amerika Utara. Bersama lima penari dari berbagai latar belakang, Brandon Lee Alley, Haruka Leilani Chan, Chang En, Billy Keohavong, dan Rebecca Margolick, pertunjukan ini menafsirkan ulang pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang kerja kolektif, tubuh, kecepatan, dan ilusi dalam masyarakat

Koreografi di dalam “Sloth Canon” menceritakan dunia paralel penuh absurditas yang dimasuki oleh para penari, di mana gerak tubuh menjadi representasi dari “ambisi” yang  mengalami berbagai turbulensi. Ketika gelembung imajinasi mereka mulai mendekati dunia realitas, karya ini mengajak penonton memasuki dunia yang tidak stabil dengan pikiran magis yang kompulsif.

Sebagai kelompok seni asing, Indonesia menjadi negara pertama dalam tur mereka dan menampilkan karya “Sloth Canon”. Sebelumnya pentas ini perdana dilakukan di negara asal masing-masing kelompok yakni Singapura dan Kanada, Indonesia menjadi negara pertama di luar negara asal mereka–sekaligus wadah baru dalam mempertunjukkan karya seni lintas-benua ini.

“Ini adalah pertama kalinya saya mengenal istilah Komunitas Salihara. Kami sering menggambarkan tim “Sloth Canon” sebagai sebuah peradaban mikro, jadi datang ke komunitas Salihara terasa seperti peradaban yang melayang bertemu dengan peradaban lain yang berakar di ruang ini.

Kami benar-benar antusias bisa membawakan “Sloth Canon” di ruang dan budaya seperti ini, dan yang paling kami tunggu adalah kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan komunitas lain yang ada di sini.” ujar Anthea Seah, Koreografer T.H.E dalam merespons pertunjukkan mereka di Teater Salihara.

Hal serupa pun juga dirasakan oleh Josh Martin, Koreografer Company 605 saat ditanya bagaimana reaksi kelompok saat akan membawakan karya ini di Salihara. Menurutnya, pengalaman pertama di Indonesia ini membuat ia ingin bersinergi baik dari segi budaya, lingkungan, hingga ruang pertunjukan dalam mempersembahkan apa yang sudah mereka persiapkan untuk pertunjukan nanti.

“Sloth Canon” akan menemani akhir pekan pengunjung Salihara secara perdana. Untuk bisa menikmati pertunjukan ini, pengunjung bisa melakukan pemesanan tiket di tiket.salihara.org dengan harga Rp110.000 (Umum) dan Rp55.000 (Pelajar).

Continue Reading

iLive

Skandal 310 Hadir Untuk Kembali Bangkitkan Kejayaan Musik Ska di Indonesia.

Published

on

By

iMusic.idSkandal 310 sebuah gerakan kolaborasi yang di gagas oleh tiga band Ska yaitu The Authentic , Noin Bullet dan Sindikat Lantai Dansa yang ingin kembali membangkitkan Kejayaan musik Ska di Tanah Air.

Tak hanya itu hadirnya Proyek Skandal 301 ini menjadi perlawanan terhadap stagnasi skena ska, serta upaya serius untuk memperkuat regenerasi di tengah perubahan cepat industri musik tanah air.

Terbentuknya project Skandal 310 menurut personil Sindikat Lantai Dansa saat mereka (Noin Bullet, The Authentic, dan Sindikat Lantai Dansa) waktu itu ketemu di sebuah acara, akhirnya mereka ngobrol -obrol dimana ada pemikiran melakukan pergerakan dalam membangkitkan kembali musik Ska di Indonesia.

“Ya udah kita coba ramukan. Dari nama sih belum kita sebut ya. Tapi yang jelas kita bergerak seperti apa sih. Ceritanya disini kita terdiri dari tiga band dan akhirnya kita putuskan kita punya misi mengerakkan Ska kedepannya tanpa aturan. Dari tiga band ini dengan satu visi dan tanpa aturan namanya apa ya. Ya udah kita namain 310. Nama 310 tapi kurang cocok kalau cuma 310 tanpa nama depan, ok blink aja ada 182, akhirnya depannya kita namain Skandal, Skandal 310,”ujar Iwan Bossman dari Sindikat Lantai Dasar saat jumpa pers di Glamz Antasari, Jakarta, Jumat (27/6/2025).

Dengan mengusung semangat “satu nada, tiga generasi”, Skandal 310 mempertemukan kekuatan lintas usia dan pengalaman. Tiga band dari latar belakang berbeda bersatu untuk memperkenalkan ulang ska kepada publik—terutama generasi muda melalui pendekatan yang autentik, segar, dan eksploratif. Bukan hanya sekedar irama cepat dan tiupan klakson, tapi juga kebebasan berekspresi yang menjadi ciri khas ska.

Kekhawatiran akan stagnasi penikmat dan pelaku ska menjadi alasan utama tindakan proyek ini.

“Regenerasi skena ska berjalan lambat dan membutuhkan dorongan nyata. Maka dari itu, Skandal 310 juga turut membuka jalan bagi band-band muda seperti Orji , serta unit-unit ska baru dari berbagai daerah. Gerakan ini ingin memastikan bahwa ska terus tumbuh dari akar dan tidak sekadar menjadi nostalgia. ‘Kebetulan kan The Authentics aktif lagi jadi ada barengan nih di 310. Ya udah kenapa ga bareng.”kata Personel The Authentic Dawo.

“Kalo dilihat secara karakter 3 band ini berbeda. Setidaknya bisa kasih tahu ke publik, Ska itu banyak loh gak cuma yang sudah ada. Akhirnya ngobrol-ngobrol di WhatsApp ada Skandal 310.” ungkap Hadi Irhamsyah dari Noin Bullet.

Skandal 310 mendapat dukungan dari sejumlah merek lokal seperti D9, Toku dan Alder . Bersama mereka, proyek ini merancang tur keliling kota bertajuk “Jalan Turi” , yang akan menyambangi Karawang, Pekalongan, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya. Uniknya, di setiap kota, sistem “subnet” dibuka untuk memberi ruang tampil bagi band lokal, memperluas semangat regenerasi dan membangun jaringan ska yang lebih inklusif.

Langkah besar Skandal 310 tidak berhenti di panggung. Mereka juga tengah menyiapkan album kompilasi nasional yang akan memuat karya-karya dari para pendiri gerakan ini dan musisi ska dari berbagai penjuru Indonesia. Kompilasi ini dirancang sebagai dokumentasi hidup dan bukti bahwa ska Indonesia belum mati justru siap menyala lebih terang di masa depan.

Skandal 310 bukan sekadar proyek musik. Ini adalah gerakan lintas generasi, regeneratif, dan kolektif yang membawa harapan baru bagi masa depan musik ska Indonesia.

Gerakan ini Menginspirasi generasi muda untuk bermain, mencintai, dan melestarikan musik ska sebagai bagian dari identitas budaya dan ekspresi kolektif. Langkah ini bukan sekadar acara, bukan sekadar tur ini adalah gerakan. Sebuah bentuk perlawanan terhadap stagnasi. Sebuah ajakan untuk terus bergerak, agar skena ska Indonesia tetap hidup dan relevan. Tiga band, satu suara. Tidak ada yang lebih tinggi. Tidak ada yang lebih rendah. Semua setara. Semua bersuara. Semua bergerak bersama—karena dalam ska, kita equal. (EH)

Continue Reading

iLive

Yuni Shara siap bernostalgia lewat konser “3553”.

Published

on

iMusic.id – New Live Entertainment berkolaborasi dengan Yuni Shara mempersembahkan Konser “3553”, sebuah malam istimewa untuk merayakan 35 tahun kiprah bermusik Yuni Shara dan usia ke-53 sang diva yang penuh makna. Diselenggarakan pada 30 Agustus 2025 di Istora Senayan, Jakarta, konser ini dirancang sebagai pengalaman tak lekang waktu, sebuah undangan penuh cinta dan nostalgia bagi para penikmat musik lintas generasi.

“Konser ini adalah bentuk rasa syukur saya atas dukungan penggemar selama ini. “3553” bukan hanya angka, tetapi simbol dari perjalanan dan transformasi saya sebagai seorang seniman,” ungkap Yuni Shara.

Lebih dari sekadar pertunjukan, Konser 3553 menjadi perayaan elegan dan autentik yang menampilkan perjalanan panjang karier Yuni Shara melalui lagu-lagu yang telah menemani berbagai era kehidupan para penggemarnya. Dengan karakteristik konser yang intimate dan personal, pertunjukan ini akan membangkitkan kenangan serta menciptakan pengalaman mendalam yang membekas.

Mengangkat tema “Tetap Produktif dan Kreatif Tanpa Batasan Usia“, Konser “3553” akan menyuguhkan lagu-lagu hits sepanjang karier Yuni Shara, termasuk aransemen baru dari lagu-lagu lawas yang melegenda, kolaborasi lintas generasi dengan musisi-musisi Indonesia ternama, detail produksi yang dirancang untuk memanjakan seluruh panca indera dan nuansa romantis, klasik, dan nostalgik yang menjadi ciri khas Yuni Shara.

“Fokus utama kami adalah pelayanan dan pengalaman penonton. Setiap elemen konser dipilih secara cermat untuk menyentuh sisi emosional dan menciptakan momen yang tak terlupakan,” tambah Yuni Shara.

Sebagai promotor acara, New Live Entertainment (NLE) turut menegaskan komitmennya dalam menghadirkan konser yang tidak hanya megah secara visual dan musikal, tetapi juga berdampak sosial positif.

Heru Hermansyah, Presiden Direktur NLE menyatakan, “Kami sangat percaya diri bekerja sama dengan Yuni Shara, seorang seniman yang telah 35 tahun berkarya dan membawa warna unik di dunia musik Indonesia. Dengan konsep konser yang berbeda, kami yakin pengalaman yang ditawarkan akan memberikan kepuasan tinggi bagi para penontonnya.”

“Saya ingin para penonton pulang membawa perasaan hangat, mungkin juga air mata, dan yang paling penting — kenangan yang tinggal lama di hati,” tutup Yuni Shara.

Didirikan sejak tahun 2022, New Live Entertainment telah dikenal sebagai promotor konser dan festival besar di Indonesia seperti: Kahitna 36th Anniversary, Noah Dekade Xperience, Jakarta Concert Week, Yovie Widianto Billion Songs Concert, hingga Circus Concerto.

NLE juga berkomitmen dalam menjalankan tanggung jawab industri dengan memberikan royalti 2% dari setiap penjualan tiket kepada pemegang hak cipta (performing rights).

Untuk memberikan kenyamanan dan fleksibilitas bagi seluruh penonton, konser ini menawarkan beberapa kategori tiket. Kategori VIP tersedia melalui sistem RSVP eksklusif. Sementara itu, tiket kategori Diamond dijual seharga Rp 2.500.000, menawarkan pengalaman menonton terbaik dengan jarak paling dekat ke panggung. Kategori Gold dibanderol Rp 1.500.000 dan memberikan akses tempat duduk strategis di bagian depan sisi kanan dan kiri area utama.

Kategori Silver tersedia seharga Rp 950.000, memberikan sudut pandang luas yang tetap nyaman. Bagi penonton yang menginginkan tiket dengan harga lebih terjangkau, tersedia kategori Bronze dan Festival, masing-masing seharga Rp 500.000. Selain itu, konser ini juga menyediakan Difabel Area yang inklusif bagi penonton dengan kebutuhan khusus.

Seluruh tiket resmi dapat dibeli melalui platform BudiDibjo, ADDTix, dan TipTip.

Informasi lebih lanjut mengenai tiket dan detail acara dapat ditemukan melalui akun Instagram resmi Yuni Shara di @yunishara36 dan akun promotor di @3553concert.official.​

Continue Reading