Connect with us

iMusic

“ALDIV” merilis karya terbarunya yang berjudul “Menanti”, ciptaan Icha (ex Jikustik).

Published

on

iMusic – Setelah sebelumnya sukses dengan merilis beberapa single sebelumnya termasuk single religi sekaligus di rentang tahun 2020 s/d 2021 yang lalu. ALDIV / AL panggilan akrab seorang penyanyi solois pria yang pernah menjadi 1st winner bigo live di tahun 2019 ini, melanjutkan karir nya di bidang tarik suara, dengan merilis  karya terbarunya yang ke- 3 berjudul “Menanti” ciptaan Icha (ex Jikustik ) yang diproduksi & dirilis dibawah naungan Dumeca Records di tahun 2022 ini.

Di lain kesempatan Founder dari Dumeca Group “Ferry Ardiansyah” yang kebetulan satu organisasi dengan “Icha ex-Jikustik” di dalam suatu pertemuan sempat “Icha ex-Jikustik”  menanyakan tentang progress dari penyanyi perdana dari Dumeca Records yaitu “ ALDIV”. Karena single dari ALDIV sebelumnya banyak di sukai oleh para pendengar di Kalimantan Timur, dan saat itu pula “Icha ex-Jikustik” mengatakan bahwa ia sebenarnya memiliki lagu yang sekiranya berhubungan dengan lagu lagu ALDIV yang sebelumnya dengan konsep bersambung.

Padahal Ferry Ardiansyah yang juga sebagai Eksekutif Produser dari Dumeca Records ini mengatakan bahwa saat itu sudah menyiapkan karya lagu untuk single ke tiga dari ALDIV yang mana proses rekaman sudah selesai yang di ciptakan oleh Krisna Balagita, namun di di dalam sebuah rapat internal, Dumeca Records menemukan formula lain, yaitu lagu dari ciptaan “Icha ex-Jikustik” seperti nya tepat di jadikan “jembatan” untuk menuju ke lagu ciptaan dari Krisna Balagita yang konon kabarnya tak lama lama akan juga di release, lalu kembali Dumeca Records meminta “Icha ex-Jikustik” untuk mengirimkan sample lagu ciptaan nya tersebut yang bertemakan tentang Long Distance Relationship ( LDR ).

Setelah di dengarkan ternyata lagu ciptaan dari “Icha ex-Jikustik”  sangat tepat di hadirkan terlebih dahulu dan di jadikan single ke 3 dari ALDIV, ujar Ferry Ardiansyah yang juga ternyata sebagai Sutradara dan Produser dari Musik Video lagu “Menanti” di bawah bendera dari Dumeca Pictures.

Kebetulan menurut “Icha ex-Jikustik” lagu yang berjudul “Menanti” ini cocok dengan karakter suara ALDIV. Apalagi lagu ini juga sangat berhubungan dengan single pertama dan kedua-nya ALDIV.

 “Icha ex-Jikustik” panggilan dari nama lengkap “Aji Mohammad Mirza Ferdinand Hakim”, mengatakan bahwa single yang berjudul “Menanti” ini ceritanya tentang pasangan yang harus terpisahkan oleh jarak karena salah satunya berada di tempat yang jauh (luar negeri), mereka saling merindu dan berharap bisa segera ketemu ,yaa.. ldr lah istilah keren-nya. Yang mana lagu ini memang nampak nya cocok sekali dengan karakteristik dari warna vocal Aldiv.

Sedangkan untuk proses dari aransemen sampai selesai musik sekitar dua mingguan , tapi kalau take vokal cuman perlu kurang dari satu hari, ucap-nya menjelaskan.

ALDIV mengatakan bahwa proses pembuatan lagu “Menanti” ini menjadi salah satu pengalaman yang tak terlupakan. Kenapa? Karena lagu ini diciptakan langsung oleh mas Icha ex Jikustik yang kita sudah tau karyanya sampai sekarang masih dinikmati oleh masyarakat luas. Sampai saat ini, saya masih belum percaya bisa diberikan kepercayaan untuk membawakan lagu beliau. Mengingat dulu saya hanya bisa mendengar / menyanyikan lagu mas Icha, lalu sekarang saya mendapatkan kehormatan untuk bisa membawakan karya beliau untuk saya nyanyikan.

Selain itu, dalam proses rekaman beliau juga terjun langsung menjadi Vocal Director. Saya di pandu langsung dalam menyanyikan lagu ini, sampai saya benar-benar bisa menyanyikan dan menyampaikan pesan dalam wujud lagu tersebut. Beliau merupakan sosok coach yang luar biasa. Berkat arahan dan ilmu yang diberikan, saya berhasil mengisi nyawa pada lagu ini, dan gak nyangka mas Icha pun senang dengan hasilnya.

“Proses rekamannya berlangsung dengan cepat. Beliau  terbang dari Samarinda ke Jakarta. Sore kita bertemu di studio rekaman, malam itu pun kita langsung rekaman. Karena sebelumnya juga saya sudah mempelajari lagu “Menanti” ini, proses rekaman  dilangsungkan sangat cepat dengan hasil yang Alhamdulillah memuaskan…” ujar Aldiv menambahkan .

Bila bicara tentang kendala cuma masalah tempat yang beda, karena nggak sekota sih ,jadi proses penyelesaian nya perlu waktu. “Kok lagu-nya bisa cocok buat ALDIV ?” ya.. selain dia (ALDIV) sangat talented, secara nga sengaja sih .. dan memang sebenarnya kalo saya sudah punya lagu ini dari jauh jauh hari dan ini jauh dari kata “pesanan” ujar bassist dan penyanyi yang saat ini berdomisli di samarinda.

“Icha – ex Jikustik” ingin ada penyanyi yang tepat untuk membawakan karyanya ini dan juga harus sejalan dengan konsep dari strateginyanya. Alhamdulilah dari pihak label juga punya agenda/rencana lagu yang akan dibawakan untuk single selanjutnya, ternyata temanya sangat sejalan dengan agenda/rencana label ke depan.

Ini benar benar rezeki yang tak terduga akhirnya lagu ciptaan saya ini menemukan juga penyanyinya sendiri,dan inilah yang di namakan seleksi alam dan takdir yang telah ALLAH SWT tetapkan,ujar “Icha ex-Jikustik” saat di hubungi via telepon oleh team publikasi dari Dumeca Records.

Dan grogi sih.. kendala paling utama saat pertama kali take di depan beliau secara langsung. Akan tetapi, berkat motivasi dan sifat humble-nya, take kedua saya mulai lancar & fokus menyanyikan-nya. Setelah di rasa bagus ,akhirnya beliau sendiri yang mengisi backing vocal pada lagu “Menanti” ini ujar Aldiv .

Icha berpesan “Ya.. , semoga pendengar suka dengan single ini dan selalu support music Indonesia…serta industri musik segera pulih 100% sehingga para musisi bisa total berkarya kembali” .

Dan di kesempatan acara peluncuran single ke tiga dari ALDIV yang berjudul  “ Menanti  “ ini di kemas sangat berbeda & menarik dengan hadirnya beberapa talen dari DUMECA Records ,turut hadir Nadila x JKT 48, dimana di dalam kesempatan tersebut Nadila juga berduet dengan ALDIV, serta tentunya dari Dumeca Records juga menghadirkan Tasha Bouslama & Fiko nainggolan di acara tersebut.

Yang ingin saya (ALDIV) sampaikan kepada pendengar lagu “Menanti” ini, terutama “untuk kalian yang saat ini sedang menjalankan hubungan jarak jauh /LDR, percayalah akan kekuatan cinta. Selama kita berada di bumi yang sama, disinari matahari yang sama, dan menatap langit yang sama, yakinlah bahwa cinta akan mempertemukannya” ujar pria muda berasal dari kota Pacitan Jawa Timur yang berjulukan Kota Seribu Gua . (FE)

iMusic

Duet unik for Revenge dan Stand Here Alone lahirkan single “Untuk Kau Yang Ada Disana”

Published

on

iMusic.id – for Revenge bersama Stand Here Alone berkolaborasi dalam dalam single terbaru “Untuk Kau yang Di Sana” (UKYDS). Kolaborasi ini menjadi sangat unik karena perbedaan genre diantara keduanya. for Revenge mengusung rock alternatif, sedangkan Stand Here Alone bergenre pop punk.

Menurut Boniex, vokalis for Revenge, lagu ini adalah tentang kerinduan seseorang terhadap sosok yang sudah lama hilang dari hidupnya. Namun, tidak hanya itu saja, jika ditelaah setiap liriknya, lagu ini lebih jauh bercerita tentang masalah mental seseorang yang merasa sendirian, depresi, dan keberadaannya tidak dianggap oleh sekitarnya.

Ide untuk menyatukan for Revenge dan Stand Here Alone ini lahir lewat pemikiran Boniex sendiri yang memang sudah berniat untuk mencobanya sejak lama.

“Kami sering bertemu di atas panggung dan beberapa kali berkolaborasi di acara off air. Karena itu, aku tertarik untuk mencobanya dalam bentuk single. for Revenge cukup sering berkolaborasi dengan solois, sementara berduet dengan band lain adalah untuk pertama kalinya. Rasanya menjadi tantangan tersendiri dan sebuah pengalaman baru karena tidak hanya sekadar menyanyikannya, tapi single ini juga kami tulis bersama. Terlebih lagi, kolaborasi kali ini akan membawa pendengarnya bernostalgia ke era 2000-an saat band ini berawal,” Boniex menjelaskan.

Taufik Andryyansyah atau yang lebih dikenal dengan nama Mbenk, bassis dan vokalis Stand Here Alone, ikut menceritakan bagaimana mereka bisa bekerja sama dengan band yang juga berasal dari Bandung tersebut.

“Ini berawal dari ajakan Boniex untuk bikin musik bareng. Dia mengirimkan satu demo mentah, yang hanya musik saja, dan mengajak untuk bersama-sama mengerjakan sesuatu yang berbeda. Kami langsung merasa klik dan akhirnya menyusun jadwal workshop buat menulis lirik, menyusun notasi, dan membangun chemistry dari dua dunia musik yang sebenarnya memiliki karakter berbeda, tapi ternyata bisa disatukan. Dari situ, kerja sama ini terasa semakin solid, apa lagi ketika Samuel ikut merampungkan aransemen musiknya. Saat rekaman pun terasa semakin istimewa karena kami pertama kalinya rekaman dengan pengarah vokal dan itu dilakukan langsung oleh Kamga. Benar-benar pengalaman yang sangat baru untuk Stand Here Alone.”Tutur Taufik Andryyansyah.

Senada dengan Mbenk, Boniexmenyebutkan bahwa ada kolaborasi penuh antara kedua band di single ini. “Pengerjaannya berjalan sangat dinamis, mulai dari workshop sampai rekaman. Tapi, yang membuat ini berkesan adalah semuanya terasa mengalir. Untuk tantangannya sendiri, lebih pada menyatukan dua karakter yang berbeda, terutama dari sisi notasi vokal dan penulisan lirik yang dilakukan olehku dan Mbenk. Kami harus bisa menyatukan dua karakter band ini, for Revenge yang emosional dan gloomy dengan Stand Here Alone yang catchy dan enerjik. Untunglah, proses pembuatan single ini berjalan dengan menyenangkan. Serius, tapi tetap santai. Kami memutuskan untuk saling terbuka dan tidak mengedepankan ego sehingga semua berjalan mulus sampai akhirnya UKYDS siap rilis.”

Meski punya dua aliran yang berbeda,Mbenk merasa bahwa beberapa bagian di lagu ini memiliki energi khas Stand Here Alone. “Meskipun dominan dengan nuansa gelap dan lirik yang emosional khas for Revenge, namun spirit pop-punk dari Stand Here Alone tetap ada, seperti segi dinamika, tempo, dan karakter vokal. Di situlah serunya karena kita akan mendengar satu lagu dengan dua rasa. Hasilnya? Jujur, kami semua bangga.”

Bagi Boniex, for Revenge dan Stand Here Alone berhasil menyuntikkan ciri khas mereka masing-masing ke dalam UKYDS. “Stand Here Alone membawa nuansa pop punk yang sangat kental di sini dan ini rasanya pertama kali for Revenge memiliki lagu pop punk. Selain nuansa nostalgia, saat kalian mendengar lagu ini, pasti akan muncul pertanyaan ‘Loh, ini lagu for Revenge?’”

Boniex dan Mbenk pun setuju bahwa proyek ini bisa menunjukkan bahwa kolaborasi lintas band bukanlah hal yang mustahil, bahkan bisa menjadi sesuatu yang segar dan powerful.

“Dua band yang punya ciri khas kuat ternyata bisa menyatu, tanpa saling menutupi identitas masing-masing. Ini bisa menjadi contoh untuk yang lain bahwa kolaborasi bukan tentang siapa yang dominan, tapi bagaimana caranya saling menguatkan. Semoga lagu ini juga bisa menjadi jembatan emosional bagi siapa pun yang sedang kehilangan atau yang pernah mengalami perasaan “tidak bisa menyampaikan sesuatu ke seseorang yang sudah tidak ada”. Tidak hanya itu, kami ingin UKYDS bisa menjadi titik awal bagi karya-karya kolaboratif yang lebih berani ke depannya,” tutup Mbenk.  

Single terbaru for Revengedan Stand Here Alone,Untuk Kau yang Di Sana (UKYDS)”, bisa didengarkan di platform musik digital.

Continue Reading

iMusic

Puluhan tahun berpisah, Trio JemSoy reuni lahirkan EP

Published

on

By

iMusic.id – Trio musisi asal Jakarta dengan entitas “JemSoy” hari ini merilis EP bertajuk “JemSoy” dengan dua track list lagu berjudul “Tuang Rasa” dan “Cinta Telah Berlalu”. Berbeda dengan band atau musisi lain yang sedang marak merilis single – single, JemSoy langsung meluncurkan dua lagu sekaligus ke Digital Store Platform.

Lewat dua lagu mereka tersebut, JemSoy memanfaatkan perkenalan mereka dengan industri musik saat ini mengusung dua lagu bergenre citypop dengan sentuhan jazzy dan sedikit rock pada gitar sambil menonjolkan suasana atau vibe musik era tahun 80 – 90an yang lumayan kental. Selain membangkitkan nostalgia bagi penikmat musik era 80 dan 90an, kedua lagu dari JemSoy ini juga sangat bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat lintas usia karena lagu “Tuang Rasa” dan “Cinta Telah Berlalu” sangat ramah di telinga alias easy listening.

“Tuang Rasa” adalah lagu yang bercerita tentang berharganya sebuah cinta, bahwa cinta itu layak dan harus diperjuangkan dengan segala tantangan dan hambatan yang ada, sementara itu lagu “Cinta Telah Berlalu” berkisah tentang tetang seorang yang harus mengalami sakitnya patah hati yang seolah menjadi sebuah luka yang abadi. Rasa sakit yang menjadi trauma ini akhirnya bermanifestasi dalam penolakan akan cinta yang baru”, tutur Josef Yu, Produser sekaligus gitaris yang menciptakan kedua lagu tersebut

“Saya menulis kedua lagu tersebut, tapi untuk lagu “Tuang Rasa” itu Ekky yang menulis liriknya”, tambah Josef Yu lagi.

JemSoy lahir dari persahabatan ketiga personilnya yaitu Josef Yu (gitar), Franky Hediakto alias Ekky (gitar) dan Michael Pattiradjawane (vokal) yang di tahun 1995 sering menghabiskan waktu bermain futsal hingga nongkrong bareng sambil gitaran. Sejalan dengan perjalanan waktu, mereka berpencar mengikuti ‘panggilan hati’ dalam bermusik, Ekky dan Michael memutuskan untuk bekerja secara profesional di dunia musik dengan membentuk group Band Ungu.

Bergabung di dunia professional bagi mereka berarti mendapatkan kesempatan untuk belajar berbagai hal, memperkaya pengalaman yang akhirnya memiliki kontribusi secara signifikan terhadap perkembangan karir musik mereka. Berbeda dengan Ekky dan Michael, Josef Yu memilih bermusik yang lebih fleksibel sambil menjalani usaha di luar musik.

Sempat 30 tahun berpisah dan saling sibuk dengan aktifitas masing – masing, akhirnya ketiga sahabat ini berhasil kumpul lagi dan membuahkan kolaborasi [Josef Yu sebagai komposer, Ekky sebagai music arranger dan Michael sebagai penyanyi) yang menghasilkan karya berupa dua lagu “Tuang Rasa” dan “Cinta Telah Berlalu”.

Berkumpul kembali sambil memuntahkan kerinduan dan kreatifitas mereka bertiga di studio membuat chemistry puluhan tahun mereka berpisah menjadi muncul kembali dan akhirnya Josef, Ekky dan Michael memutuskan untuk membentuk JemSoy yang nama tersebuit diambil dari beberapa kali mereka bertiga melakukan jamming di studio. Nama JemSoy diambil dari kata Jaming Asoy atau Kolaborasi “Asik” Josef, Ekky dan Michael setelah berkumpul kembali.

Karya terbaru dari JemSoy “Tuang Rasa” dan “Cinta Telah Berlalu” yang di produksi oleh label kami sendiri “JemSoy Music” sudah bisa dinikmati di seluruh Digital Store Platform mulai 16 Juli 2025, sedangkan video musiknya rencana akan segera di buat oleh Josef, Ekky dan Michael secepatnya.

“Kedepannya kita tetap akan melahirkan karya – karya baru untuk menjaga eksistensi kembalinya kita di industri musik Indonesia, dan pastinya kita akan mulai manggung – manggung lagi merayakan kembali berkumpulnya kita dalam sebuah rumah musik bernama JemSoy”, tutup Josef Yu.

Continue Reading

iMusic

Pasangan Canti dan Adipati Dolken rilis single kolaborasi “Tak Sempurna”

Published

on

iMusic.id – Setelah lama hiatus, musisi dan aktris, Canti, resmi kembali dengan single berjudul “Tak Sempurna”. Rilisan kali ini istimewa karena merupakan duet bersama sang suami, aktor kenamaan Adipati Dolken, yang untuk pertama kalinya tampil sebagai penyanyi. “Tak Sempurna” sudah tersedia di seluruh digital streaming platforms.

Dalam lagu ini, Canti dan Adipati Dolken menyuarakan dinamika hubungan yang tidak selalu mulus, namun tetap layak diperjuangkan,

“Tak Sempurna” sangat personal. Kami mau menunjukkan bahwa cinta yang nyata itu bukan soal kesempurnaan, melainkan soal bertahan dan tumbuh bersama,” ujar Adipati Dolken dan Canti.

Ditulis oleh Agustin Oendari dan digubah serta diproduksi oleh Ivan Gojaya, “Tak Sempurna” adalah karya kolaboratif dari sepasang musisi yang dikenal lewat karya-karya duet romantis. Canti dan Adipati Dolken berhasil membawakan lagu ini dengan penuh kemesraan.

Ivan Gojaya sendiri sudah beberapa kali terlibat dalam produksi musik Canti dalam lagu “Sanubariku” dan “Mata Hati”. Bersama Agustin Oendari, Ivan Gojaya pun dikenal lewat karya romantis mereka yang jadi bagian dari soundtrack film Indonesia, antara lain “Selamat Pagi Malam” (film Selamat Pagi Malam), soundtrack film Galih & Ratna, lagu “Percaya” (film Pasutri Gaje), dan lagu “Jarak” serta sejumlah lagu lain di album soundtrack “Akhirat : A Love Story” yang juga dibintangi Adipati Dolken.

Aransemen musik sederhana namun penuh emosi menjadikan lagu “Tak Sempurna dekat dengan siapa saja yang pernah jatuh cinta (dan terluka karenanya). Balutan musik akustik yang ringan, aransemen organik, serta lirik penuh emosi membuat lagu ini tepat untuk playlist romantis, galau, maupun akhir pekan,

“Banyak orang melihat kami seperti selalu bahagia di media sosial. Tapi kenyataannya, kami juga punya hari-hari sulit. Lewat “Tak Sempurna, kami mau bilang bahwa cinta tetap bisa tumbuh meski tidak selalu mudah,” ujar Canti.

Sebagai tambahan kejutan, Adipati juga menyutradarai video musik “Tak Sempurna”. Bersamaan perayaan perilisan digitalnya, video musik “Tak Sempurna” tayang perdana dalam sebuah gelaran release party dan konferensi pers bertajuk “Sore yang Sempurna”, yang diadakan di La Moda Café, Plaza Indonesia, pada 11 Juli 2025. Video musik ini dibintangi oleh Jefri Nichol, Lutesha, serta sepasang bintang tamu spesial yang diungkap saat penayangan perdana.

Lebih dari sekadar karya, “Tak Sempurna” merupakan simbol restu dan dukungan Adipati untuk mengantarkan Canti menuju perjalanan karier bermusik, lewat keterlibatannya sebagai rekan duet, sutradara video musik, terlebih sebagai pasangan yang mencurahkan kasih sayang. Perilisan single ini adalah awal dari rangkaian karya menuju album debut Canti yang akan hadir pada awal 2026.

Continue Reading