Connect with us

iMusic

Bergenre Rock/ Metal “Lawang Pitu” merilis single perdana “Atas Nama” sebelum memasuki jenjang album.

Published

on

iMusic – “LAWANG PITU” Band bergenre Rock/ Metal ini memang baru terbentuk pada tanggal 1 Februari 2022 di ACC Studio Bekasi, namun personil di dalamnya bukan orang baru di industri musik Indonesia. Beberapa personil pernah tergabung dalam band yang pernah eksis di masa lalu.

Proses produksi dari lagu-lagu tersebut juga tidaklah mudah. Pertama kali band ini terbentuk, mereka belum ada penyanyinya. Rencana awal formasi seperti band Metallica dimana sang penyanyi juga merangkap sebagai pemain gitar. Dan Doddy Katamsi adalah sebagai featuring di album mereka.

Berawal Ketika Tommy yang eks gitaris Garux Band yang produktif mencipta lagu dengan proses jamming bersama Arif, telah mengumpulkan beberapa materi lagu.

Namun setelah jadi rekaman 10 lagu dari rencana album Lawang Pitu itu, ternyata Asisi sebagai pemain bass dalam band ini ber-partner dengan Doddy Katamsi dan membentuk sebuat perusahaan recording label bernama PT ADK (Asisi Doddy Katamsi).

Karena Lawang pitu belum memiliki vocalis, Dalam proses rekamannya mereka meminta bantuan Doddy Katamsi untuk mengisi satu lagu mereka, tak disangka  Doddy Katamsi yang sudah malang melintang di dunia musik Indonesia ini merasa cocok dengan materi lagu – lagu dari Lawang Pitu.

“Gue ngerasa cocok dengan lagu – lagunya, liriknya sangat relevan untuk jaman sekarang, musiknya sangar dan gw bebas teriak – teriak tanpa batas buat ngeluarin apa yang gw mau” imbuh Doddy.

Gayung bersambut, maka semua lagu Lawang pitu diisi oleh Doddy dan otomatis keberadaannya menjadi personil tetap dan lengkap sudah jajaran formasi Lawang Pitu Menjadi: Doddy Katamsi (Vocal), Tommy Karmawan (Gitar),  Sadtriyo (Gitar), Arif Rahman (Drum) dan Asisi (Bass).

Mulailah Lawang pitu mengatur rencana dan Langkah selanjutnya untuk mempersiapkan Album penuh untuk dirilis.

“Tapi karena suasana yang memasuki bulan puasa maka Lawang pitu kemudian merilis single perdana “Atas Nama”, sebuah lagu yang bernuansa religi sebagai langkah perdana kami untuk memasuki kancah music rock Indonesia” jelas Asisi.

Selain daripada itu, Lawang Pitu tentunya juga memiliki rumah atau naungan dimana mereka dapat memproduksi karya-karya mereka. PT ADK Records Label and Publishing. Sebuah perusahaan yang dimiliki oleh Pak Asisi dan Doddy Katamsi sebagai partner usahanya. Dengan band Lawang Pitu sebagai artis perdananya, kami berharap dapat menjadi bagian dari industri music tanah air. (Ian)

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Weird Genius” Gaet “PB GLAS” Di Single Terbarunya ”Witch Hunt”.

Published

on

iMusic.id –  Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.

Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.

‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.

Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Emma Elliott” Kembali Dengan Single Terbarunya, “Bingkai”.

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.

Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.

“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.

“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.

Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.

Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.

“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”

Tentang Emma Elliott

Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.

Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.

Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)

Continue Reading