iMusic – Di Akhir tahun 2019, THE ROW memulai babak baru di belantika musik Indonesia, ROWMAN UNGU sebagai leader merombak
konsep THE ROW dari Band EDM (electronic Dance Music) menjadi Band Pop
Rock, karenanya ROWMAN menggandeng personil baru untuk menggantikan
personil lama yang sudah tidak sesuai dengan konsep baru yang hendak
diperkenalkan ke penikmat musik Indonesia.
Mereka adalah Bima Wibisono
Putra biasa di panggil BIMA sebagai Guitarist & Music Program, dan Ahmad Sabar Nainggolan biasa di panggil OLLAND sebagai Vocalist.
“karena untuk
perubahan ini membutuhkan sebuah proses dan diskusi dengan anggota lama ataupun
baru serta label tempat kita bernaung, makanya kami hadir di akhir tahun ini” jelas ROWMAN UNGU, dan AFE RECORDS mengabulkan
keinginan Rowman dengan merilis single teranyar mereka “SAKITNYA
DIRIKU”.
Tidak sampai setahun bagi THE ROW untuk menyiapkan materi
lagu mereka, “adanya babeh
(panggilan Rowman Ungu) sangat mempermudah kami untuk menyalurkan ide-ide kami,
dengan gaya old school anak band
pada umumnya kami berproses dan membuat karya untuk THE ROW” ujar
BIMA Menjelaskan proses pembuatan materi yang diamini oleh Rowman dan
Olland.
THE ROW yang
mengubah konsepnya menjadi sebuah band yang mengusung genre Pop Rock menjadi daya
tarik tersendiri, “anak
millennial sekarang lebih terbuka dalam menerima musik, karenanya kami
mengawali dengan genre rock ballads
untuk mengenalkan kepada anak millennial sekarang mengenai warna musik THE ROW” ujar
olland, “selain itu belum ada
yang berani untuk kembali memainkan musik yang kami bawakan bagi kami ini
adalah suatu kekosongan yang dapat kami isi untuk anak millennial sekarang” Rowman
menambahkan.
Lagu “SAKITNYA DIRIKU” merupakan karya
bareng antara semua personil THE ROW, dengan mengusung tema putus cinta lagu
ini menceritakan ketulusan seseorang lelaki yang mencintai seorang wanita, yang
wanita itu juga menyambut cintanya, yang tidak diketahui oleh lelaki itu
ternyata wanita itu telah memiliki kekasih dan ketika mengetahui keberadaan
lelaki tersebut, hingga sang lelaki merasa sakit yang yang sangat dalam karena
harus rela melepaskannya karena dia tahu sang wanita tak mungkin melepaskan
kekasihnya tidak mau jadi orang kedua yang merusak hubungan kasih wanita yang
dicintainya lelakki itu memilih pergi.
“kami berharap semua penikmat musik Indonesia
khususnya fans The ROW menyukai
konsep kami yang baru dan yang pernah merasakan hubungan seperti ini dapat
menikmati lagunya serta menjadi lagu pilihan mereka” ujar Rowman Penuh harap diamini oleh Ollan dan
Bima. Dan dengan ini AFE
RECORDS dengan bangga mempersembahkan THE ROW dengan single terbaru
mereka “SAKITNYA DIRIKU”. (FE)
iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”
Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.
Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.
Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.
Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.
iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.
“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih” siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.
Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.
“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.
Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.
Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.
Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:
“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”
iMusic.id – Setelah lebih 2 dekade bersama, 7 album studio dan sederet single lepasan, The Rain masih bertahan dengan formasi awal sejak berdiri pada tahun 2001. Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal).
Akhir November 2025, beberapa minggu menjelang ulang tahun The Rain ke- 24, grup asal Yogyakarta ini merilis sebuah single baru berjudul “Cerita yang Tersimpan”.
“Salah satu cara kami bersyukur masih diberi umur dan tetap bersama selama ini adalah dengan berkumpul dan melahirkan karya baru, ini juga wujud terima kasih kami pada teman-teman yang menggemari lagu-lagu The Rain selama ini, pada para The Rainkeepers”, ujar Indra.
Dari balutan aransemennya, lagu anyar The Rain ini terdengar seperti mesin waktu yang membawa pendengar ke akhir dekade 80-an. “Kami mencoba beberapa aransemen untuk lagu ini dan ternyata rasanya paling cocok dibawa ke era 80-an,” ujar Iwan.
Di studio, mereka bernostalgia mendengarkan lagu-lagu dari Richard Marx dan Def Leppard sebagai referensi saat mengerjakan aransemen lagu ini.
“Dulu saat remaja, kami memang tumbuh dengan lagu-lagu di era tersebut, jadi tak sulit untuk menghadirkan kembali nuansanya lewat lagu ini,” tambah Ipul.
“Dari sisi lirik, lagu ini bercerita tentang sebuah kesalahan, sebuah hubungan yang tak diakui terjadi. “Pelik deh.. hahaaa,” sahut Aang yang juga dipercaya untuk mengerjakan artwork single ini.
Cerita yang Tersimpan menjadi single lepasan ke-7 yang The Rain rilis setelah album “Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama” dirilis pada 2022. Akankah di tahun 2026 nanti album ke-8 The Rain akan dirilis?