iMusic – Di pertengahan tahun 2022 ini, penyanyi Coach Ican kembali merilis single terbarunya berjudul “Jarak dan Waktu”. Lagu ini menceritakan pengalaman pribadi dari Coach Ican sendiri saat menjalani hubungan LDR (Long Distance Relationship), di mana ketika beliau baru saja kembali menjalin hubungan, tantangan untuk harus berpisah kembali datang. Pada lirik lagu dan music video, pendengar dapat menyaksikan tantangan LDR ini dikarenakan tuntutan pekerjaan yang memisahkan mereka, tetapi mereka sama-sama yakin dapat menjalin hubungan dengan bahagia dan saling percaya kalau suatu saat dapat bersua kembali.
Karya musik ini merupakan lagu yang ditulis dan diciptakan oleh Kinar Sekar. Kinar Sekar merupakan penulis lagu Sampai Nanti, yang juga dinyanyikan oleh Coach Ican. Kinar merupakan seniman muda yang sangat berbakat. Coach Ican memberi keyakinan pada beliau karena Kinar dapat menerjemahkan setiap message lagu lewat lirik dan nadanya. Kinar juga sangat mengerti karakter vokal dari Coach Ican sendiri, sehingga hal inilah yang membuat Coach Ican memilih Kinar Sekar menjadi pencipta dan penulis lirik lagu.
Lagu ini kembali diproduseri oleh musisi dan produser kondang Endah N Rhesa yang juga keduanya merupakan orang dibalik single Coach Ican sebelumnya, yaitu Sampai Nanti. Endah N Rhesa merupakan musisi profesional dan sangat experienced, sehingga Coach Ican yakin dan terbuka untuk menjalin kerja sama dengan mereka karena values yang mereka miliki juga sama, yaitu seeking for qualities.
Lagu dengan lirik dan melodi yang asik, sangat easy listening di telinga, pop retro yang chill akan sangat disukai oleh seluruh generasi sepanjang masa, khususnya generasi muda yang tiada habisnya. Ditambah lagi, menurut Coach Ican, selain Endah N Rhesa dan Kinar Sekar, terdapat orang-orang hebat lainnya seperti Kamga, Eko Sulistyo, Oendari. Proses rekaman lagu dengan genre pop ini dilakukan di studio musik Earspace dan di-mastering di Abbey Roads.
Mulai 27 Juli 2022, single “Jarak dan Waktu” dapat didengar di platform musik seperti Youtube dan Spotify. Di waktu yang bersamaan, pendengar dapat menyaksikan music video yang di-take di dua negara yang berbeda, yaitu Turki dan Indonesia. Coach Ican menyebutkan bahwa untuk pengambilan music video-nya sendiri memerlukan waktu 12 hari dan melibatkan Bel Riccardo sebagai sutradara, Arief Satria sebagai videographer, Rr Sasmitha Amanda sebagai production team, selebgram Iqy Avril sebagai fashion stylist, dan model-model Turki lainnya.
Tidak hanya itu, Coach Ican juga menyebutkan dalam jangka waktu ke depan, akan ada EP (mini album) yang dirilis dalam waktu dekat. Adapun yang menarik selama pembuatan lagu dan music video dari EP ini yaitu jarak untuk masuk ke proses rekamannya tergolong cepat dan masa rekaman hanya perlu satu minggu saja untuk merekam seluruh EP yang berjumlah 5 lagu. Di samping itu, terdapat tantangan lain yaitu keterbatasan komunikasi dengan model-model di Turki karena mayoritas dari mereka tidak fasih berbahasa Inggris. Coach Ican menyebutkan, but thank God, we are so lucky that everything went well, and we also made it to ride the balloon in Cappadocia!
Melalui karya ini, Coach Ican berekspektasi lagu Jarak dan Waktu akan terus exist di dunia musik di Indonesia dan senantiasa digemari oleh masyarakat Indonesia sepanjang masa di seluruh generasi. (FE)
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)