iMusic – DELUA adalah band
yang dibentuk di Yogyakarta pada tahun 2021. Dengan pondasi Dance,
Love, Unity, Art sebagai awal terbentuknya nama DELUA,
band ini beranggotakan Rieza (vokal), Anggita (vokal), Rois
(gitar), Awal (keyboard), Arya (bass), Rizal (drum), dan Daniel
(saxophone) ini berusaha membuat karya yang dapat memikat para pendengarnya.
Grup musik DELUA, baru saja merilis single berjudul ‘Izinkan’.
Musiknya semenarik lirik. Larik-larik puitik dikemas lewat orkestrasi yang
cukup dominan sejak awal lagu. ‘Izinkan’ direkam di Satrio Piningit studio,
dibantu Pandu Wicaksono pada recording operator, lalu di mixing
mastering oleh Sasi Kirono. “Proses recordingnya lancar, hasil
mixing dan mastering nya enak banget dan ramah di telinga. Pokoknya kami
puas,” ucap Arya bassist dari
DELUA.
Pada kesempatan yang sama, DELUA
berkolaborasi dengan Production House yang juga baru saja lahir bernama Young
Coconut. Meski DELUA dan Young Coconut terpisah antar pulau (Jawa – Bali),
mereka mencoba menciptakan tafsir visual atas lagu “IZINKAN”. Project ini
dipimpin oleh Bagus Suitrawan dan Falkwyn de Goyeneche, duo
founder Young Coconut.
Pada proses kreatifnya, Young
Coconut melanjutkan visi kesenian dari DELUA. Mereka merancang presentasi ini
untuk tidak sebatas pada video klip musik pada umumnya. Mengangkat tema
kebudayaan dan seni, tanpa menampakkan wujud anggota Grup Musik DELUA. Bagus
Suitrawan mencoba menafsirkan lirik lagu “IZINKAN” dengan ekspresi gestur tubuh
yang ada pada 2 penari utama, sekaligus membingkainya dalam tradisi Jawa dan
Bali. Persiapan karya ini memakan waktu 2 minggu dan di produksi dalam waktu 1
hari di Bali.
“Saya bukan penari, apalagi
koreografer. Walaupun kondisi tidak memungkinkan kami menggunakan seorang
koreografer, tapi saya bersama 2 teman penari saya mencoba secara jujur untuk
bergerak dan merespon dengan tetap berpijak pada akar budaya kami
masing-masing. Unsur karakter anak-anak juga berawal dari ide Sinematografer
kami, Falkwyn de Goyeneche.
Ide tersebut saya respon dengan
memasukkan Wayang Suket dan Rindik, yang mewakili latar geografi
kolaborasi ini, yaitu Jawa dan Bali. Saya senang sekali karena mampu
mengenalkan Wayang Suket kepada anak-anak di Bali. Juga, tanpa bantuan
teman-teman baru dan semesta Bali, ide ini takkan bisa terwujud di tengah masa
pandemi ini. Kami sangatlah beruntung.” ujar Bagus Suitrawan, Sutradara dari
video clip ‘Izinkan’.
Diharapkan presentasi visual ini
mampu mengangkat lagi ke permukaan, kebudayaan-kebudayaan kita yang bertahan
atas gempuran keras budaya luar. Juga, yang tak kalah penting adalah sebagai
penyemangat kepada hubungan-hubungan cinta yang terus harus berjuang, meski
masa semakin berat menguji. (FE)