Connect with us

iMusic

“ELEMENT” Is Back, Dan Rilis Album Daur Ulang Bertitel “NEW WORLD – RESONANSI”.

Published

on

iMusic – ELEMENT IS BACK..!!! Adalah bentuk pernyataan dari sebuah Band Legendaris Patah Hati yang pernah besar pada tahun 2000an awal. Setelah melalui berbagai jalan yang berliku dan penuh tantangan, akhirnya Band ELEMENT yang sempat vakum dari tahun 2013 kembali lagi ke blantika musik Indonesia.

Setelah kembali berganti nama dari project ELEMENT REUNION menjadi ELEMENT Band, pada tanggal 19 September 2020 kemarin, dengan 6 personil asli yang tersisa, yaitu: Ferdy Tahier (Vocalis), Arya Dei (Gitaris), Fajar Maringka (Kibordis), Didi Riyadi (Drumer) beserta Lucky Widja (Vocalis) dan Adhitya Pratama (Gitaris).

Album terbaru mereka yang bertajuk NEW WORLDRESONANSI merupakan sebuah karya terbaru mereka yang merupakan Album recycle Resonansi yang pernah mereka rilis pada tahun 2006. Album ini merupakan Romantic Version dari album yang pernah rilis. “Kami merasakan adanya pendewasaan dalam hal bermusik di setiap personil Element, oleh karena itu ditengah pandemi Corona ini, saya merasa kami sebagai pemusik yang kehilangan pekerjaan semenjak bulan Maret 2020, mengambil kesempatan ini untuk tetap berkarya dan pilihan Album-pun kami tempuh untuk dapat berkesempatan berkumpul setiap weekend sebagai pengganti jadwal manggung kami yang telah hilang” ungkap Ferdy Tahier yang merupakan Project Director dari Program Album ini.

Pemilihan Album Resonansi yang di Recycle oleh ELEMENT juga dari hasil keputusan bersama dari para personil, “Iya kan waktu itu pas rilis Album Resonansi pas juga Lucky Mengundurkan diri dari ELEMENT, jadi kita ingin untuk album NEW WORLD  RESONANSI ini ada suara Lucky donk, biar benar2 menjadi ELEMENT yang sebenarnya” pungkas Didi Riyadi sang penggebuk Drum, ditambahkan juga oleh Fajar Maringka, “Kalau kita dikasih kesempatan untuk next album kepinginnya sih Album Hanyalah Cinta, karena disitu-kan gak ada suara Ferdy, karena vocalist kita pertama adalah Almarhum Ronny Setiawan, jadi benar-benar semua dapat bagian masing-masing”.

“Seperti kata Ferdy, Romantic Version ini adalah versi pendewasaan kami saat kami memandang musik kami sekarang, oleh karena itu kami ingin sekali mendaur ulang semua album kami satu-satu dengan gaya seperti ini hehehe…,” ungkap Arya Dei, disambung oleh kakaknya Adhitya Pratama, sang Lead Gitaris,”Di album ini benar-benar saya merasa di challenge untuk dapat bermain gitar cukup menahan ya, maksudnya terkadang cara bermain saya yang biasa kurang sesuai dengan konsep lagu-lagu ini, akhirnya saya harus mengulik permainan, sehingga dapat menciptakan nuansa yang benar-benar baru dan lebih romantis layaknya orang baru pacaran hahahaha…..”

“Istilah NEW WORLD di album ini adalah pemahaman kita dalam menghadapi keadaan baru selama masa pandemi ini dengan istilah NEW NORMAL, kita diharapkan dapat beradaptasi dengan keadaan baru tersebut dimana kita harus keluar dari Zona Nyaman kita sebagai mahluk sosial…” Ujar Lucky Widja dalam mempertegas alasan penamaan album ini.

Cintamu Cintaku dan Cerita Untuk Dunia – pun dipilih untuk menjadi menjadi lagu andalan single ke – 1 & ke – 2 di album ini, walaupun di dalam album ini ada salah satu lagu legendaris yaitu Cinta Tak Bersyarat, namun lagu tersebut disebut “Yah namanya juga Syarat ya.. lagu itu jadi Syarat pelengkap terakhir di album ini donk…”, kata para personil sambil tertawa-tawa.

Ucapan terima kasih Band ELEMENT selain untuk keluarga mereka yang telah mendukung proses rekaman album ini, juga ditujukan kepada PARLEMENT dan seluruh Team yang mendukung, yaitu diantaranya adalah Ricky (Bassis), Gatz (Kibordis) & Acoy (Operator) yang dari awal sudah memberikan waktu mereka agar rekaman ini terlaksana sesuai dengan jadwal.

Adapun pesan terakhir sebelum mendengarkan lagu-lagu ini secara digital, Ferdy mengungkapkan ELEMENT akan merilis CD untuk album ini, sehingga untuk para Fans ELEMENT nantinya akan dapat mengkoleksi lagu-lagu terbaru dari Album NEW WORLD – RESONANSI. (FE)

iMovies

Lama menghilang dari dunia nyanyi, Marshanda tampil maksimal di OST “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…”

Published

on

iMusic.id – MD Pictures merilis Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” Jumat (4/7/2025), perilisan OST yang dibarengi dengan peluncuran official poster film tersebut di gelar di MD Place, Jaksel yang juga merupakan headquarter dari MD Pictures. Acara ini di hadiri oleh Manoj Punjabi selaku Eksekutif Produser dan para cast film tersebut dari Marshanda, Ariel Tatum, Patricia Gouw, Reza Nangin, Elmandsipasi, hingga Asri Welas plus Andi Riyanto sebagai composer dan song writer.

Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” ini adalah sebuah lagu sedih berjudul “Segalanya” yang diciptakan Andi Rianto bersama Ria Leimena dan dinyanyikan oleh Marshanda. Musik dan lirik yang Andi dan Ria hasilkan berhasil menangkap esensi emosional dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” itu sendiri.

“Walaupun Marshanda ini tidak aktif bernyanyi seperti sebelumnya, namun saya tahu bahwa Marshanda pasti akan all out di lagu ini dan saya yakin hasilnya pasti bagus”, terang Andi Riyanto ketika teman – teman media bertanya tentang proses rekaman suara Marshanda di lagu ini.

Sementara Marshanda sendiri mengaku bahagia bisa menjadi pengisi suara di lagu “Segalanya” ini, walaupun dia sudah lama tidak pernah melakukan lagi proses rekaman namun semangatnya tetap terjaga.

“Lagu ini catchy tapi sedih banget. It captured the whole feeling-nya Alina dan cerita filmnya. Aku ngerasa blessed banget bisa nyanyi lagu ini, apalagi setelah lama nggak rekaman,” ungkap Marshanda.

Lagu “Segalanya” ini menggambarkan perasaan mendalam sang tokoh utama, Alina (Marshanda), tentang cinta, pengkhianatan, dan kehancuran. Dengan melodi yang catchy tetapi penuh emosi, lagu ini menjadi cerminan perjalanan batin Alina dalam menghadapi pengorbanan dan kekecewaan.

“Lirik favorit aku adalah, “Hancurnya mimpi hidup, cinta, dan segalanya.” Bait tersebut merangkum kepedihan yang dialami tokoh utama dalam lagu ini”, tambah Marshanda.

Andi Riyanto sendiri mengaku terinspirasi dari saat dia menyaksikan adegan – adegan krusial di film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” tersebut,

“Lagu ini adalah segalanya, cinta, pengorbanan, dusta, ketidaktulusan, kesetiaan, dan pengingkaran, Semuanya ada di lagu ini,” ujar Andi Riyanto.

Lagu “Segalanya” memang berisikan curahan hati seorang istri yang menghadapi pengkhianatan oleh kekasih hatinya.

“Saya tuh paling susah untuk appreciate lagu, Lagu yang laku di platform dan enak didengar, belum tentu sesuai dengan layar lebar. Itu ada formulanya, dan pertama kali kerja sama untuk proyek besar ini, saya terima kasih Mas Andi Rianto sudah dapat formulany,” ungkap produser Manoj Punjabi.

“Lagu ini bukan hanya komunikatif, tapi juga bisa jadi soundtrack. Lagunya simple, menyentuh, dan dapat dramanya.” Tambah Manoj Punjabi lagi.

Sementara itu, Final poster “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” menunjukkan kesinambungan dengan poster yang dirilis pada Februari silam. Pada poster pertama sebelumnya, hanya tampak pemandangan di bawah meja yang menampilkan adegan seorang wanita menggoda seorang pria dengan sebelah kakinya. Dalam poster final ini, adegan yang masih kabur dengan sosok-sosok yang masih misterius tadi diperlihatkan secara gamblang.

Sedangkan di final posternya diperlihatkan adegan penuh di meja makan dari poster pertama. Di tengah meja, duduk Alina (Marshanda) yang berjilbab dan mengenakan pakaian serba biru. Sedangkan putrinya, Rere (Rachel Mikhayla), tampak bergelayut di pundaknya. Mata kedua perempuan itu mengarah ke sosok pria yang duduk di sebelah kiri meja, Reza (Deva Mahenra). Namun, alih-alih membalas tatapan penuh harap dan raut wajah bahagia anak-istrinya, Reza justru menatap lekat wanita berjilbab lain yang duduk di seberangnya yaitu Asih (Ariel Tatum).

Wanita itu pun berbalas pandang dengan Reza diiringi senyuman licik sambil mengangkat segelas jus berwarna merah di tangan kanannya, dan menggendong bayi di tangan kirinya. Sementara itu, di bawah meja, sebelah kaki Asih terlihat mengelus kaki Reza yang agak maju ke depan menyambut kaki Asih.

“La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” diadaptasi dari kisah viral oleh Elizasifaa. Ini merupakan cerita kedua Eliza yang difilmkan oleh MD Pictures setelah” Ipar adalah Maut”. Seperti pendahulunya, “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” yang disutradarai Hanung Bramantyo ini menyoroti kehadiran orang ketiga dalam sebuah keluarga harmonis yang relijius. “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” akan mulai tayang di seluruh bioskop tanggal 14 Agustus 2025, sementara itu Lagu “Segalanya” akan tersedia di seluruh platform digital (DSP) serta YouTube mulai 8 Juli 2025.

Continue Reading

iMusic

Unit Emo, Tears Don’t Lie kolaborasi dengan Savira Razak di single “Hancur”

Published

on

iMusic.id – Band modern rock alternative bernuansa emo asal Kota Batik, Tears Don’t Lie, kembali menghadirkan karya emosional yang menyentuh hati. Kali ini, mereka merilis single ketiga bersama dengan musik video berjudul “Hancur” yang secara resmi dirilis pada 30 Juni 2025.

Dalam lagu ini, Tears Don’t Lie menggandeng Savira Razak, mantan vokalis Killing Me Inside, untuk ikut duet mengisi bagian vokal. Kehadiran Savira memberikan warna baru yang kuat, emosional, dan penuh luka, sangat cocok dengan nuansa gelap lagu ini.

“Hancur” bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya, bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya. Lagu ini membingkai kesedihan mendalam saat seseorang mencoba menerima kenyataan pahit bahwa orang yang dicintai tak akan pernah kembali. Dengan aransemen yang dramatis dan lirik yang menggugah, Tears Don’t Lie berhasil menyampaikan rasa duka dengan cara yang indah namun tetap emosional.

Formasi band Tears Don’t Lie saat ini terdiri dari: Oji (Vocals), Didi (Gitar), Ekky (Gitar + Vokal), Tegar (Bass), Tommy (Gitar), dan Yunan (Drum).

Tak hanya menghadirkan kolaborasi vokal, dalam produksi lagu ini Tears Don’t Lie juga bekerja sama dengan Ian Natha dari PolarityAudio sebagai Co-Producer, yang berhasil menambahkan elemen modern dan kedalaman emosional ke dalam komposisi lagu, menjadikannya salah satu karya paling matang dalam diskografi band ini sejauh ini.

Dengan paduan rock alternatif, sentuhan emo, serta produksi modern, “Hancur” diharapkan bisa menjadi soundtrack bagi mereka yang pernah kehilangan dan masih mencoba untuk bangkit.

“Hancur” is here, a new anthem born from pain, wrapped in distortion and honesty. Only from Tears Don’t Lie. Single dan Music Video “Hancur” sudah tersedia di berbagai platform streaming musik digital, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music, mulai tanggal 30 Juni 2025.

Continue Reading

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading