imusic.id – Sejumlah film bioskop Indonesia telah mengumumkan film yang akan tayang. Dari berbagai film yang akan dirilis, film horor masih mendominasi layar lebar Indonesia sepanjang Maret 2023. Hal ini tentu menjadi kabar bahagia bagi penggemar film horor Tanah Air. Tak hanya menyajikan cerita yang seram dan menegangkan, film horor Indonesia juga terkadang diiringi nuansa komedi yang mampu mencairkan suasana. Seperti film berjudul Hantu Baru yang di produksi oleh Keene Entertainment dan NBS serta disutradarai oleh Adink Liwutang.
Fiim Hantu Baru bercerita tentang seorang perempuan bernama Sasa yang baru saja meninggal karena menjadi korban sebuah kecelakaan. Setelah menjadi hantu baru, Sasa diperkenalkan kepada kehidupan perhantuan oleh para hantu senior. Sayangnya, tempat yang mereka huni kedatangan paranormal yang ingin mengusir hantu. Mereka pun berusaha menggagalkan misi paranormal tersebut.
“Inspirasi film ini datang begitu saja, mungkin karena banyak menonton film horror comedy dari thailand dan Korea seperti film Pee Mak , Buppah Rahtree Phase 2, Rahtree Returns (2005) Thailand dan film A Korean Odyssey (2017) serta Let’s Fight Ghost (2016),” ujar Adink Liwutang selaku sutradara.
Film Hantu Baru ini dibintangi oleh aktris serba bisa Acha Septriasa. Adink mengaku, sengaja mengajak Acha karena ia adalah salah satu aktris yang luar biasa, karena memiliki kemampuan akting yang sudah tidak diragukan lagi.
“Acha juga sangat cepat dalam memahami dan menemukan karakter yang ingin diwujudkan seorang sutradara, termasuk saya,” terang Adink. Ke depan, Adink berharap dirinya mampu mengeksplor genre lainnya di luar horor dan komedi.
“Saya ingin sekali menggarap sebuah film drama dan film realaction. Doakan semoga bisa terwujud dalam waktu dekat ini,” pungkas Adink.
Film ini diproduseri oleh Rezky Adhitya. Alasan kenapa Rezky mau memproduseri film ini karena dirinya memang sudah tertarik dengan ide cerita yang dibawakan oleh sang sutradara film tersebut, Adink Liwutang.
“Jadi bukannya gue nggak mau mencoba genre lain tapi karena cerita yang ada, yang tersedia itu tentang horor komedi. Tapi untuk kedepannya sih pasti kita akan coba untuk genre lain,” ujar Rezky.
Selain itu, Rezky menambahkan, menjadi produser film adalah sebuah tantangan untuk dirinya sendiri. Dan juga menjadi seorang produser merupakan cita-citanya sejak lama.
“Sebagai pemain dan sebagai aktor selama ini punya cita-cita dari dulu, dari umur 25 gue pengen banget jadi produser sebuah production house. Jadi ini adalah pencapaian gue yang udah lama gue cita-citakan dari umur 25. Dan karena emang dari awal cita-cita gue adalah punya film yang akan tayang di bioskop. Nah di bawah bendera Keene Entertainment ini, gue pengen bagaimana caranya untuk bisa ikut serta menghibur masyarakat Indonesia dengan pengalaman gue dalam bidang dunia akting dan entertainment,” tambah Rezky.
Untuk mempromosikan film Hantu Baru, Rezky mengaku memiliki strategi tersendiri. Menurutnya, karena saat ini sudah memasuki zaman digital, maka ia lebih banyak bermain di ranah sosmed seperti YouTube, TikTok, Instagram dan beberapa kegiatan offline seperti nobar (nonton bareng).
“Hal itu untuk mengenalkan film gue kepada masyarakat. Jadi gue ikutin aja trend-nya seperti ini untuk cara mempromosikan film,” terang Rezky.
Acha Septriasa menjelaskan, kiat utamanya dalam bermain di film ini ialah harus selalu menyiapkan Stamina dan Selalu berdoa agar dirinya bisa tetap sehat dan kuat di dalam set. Dirinya juga memiliki alasan khusus mengapa tertarik untuk membintangi film Hantu Baru ini. Menurutnya, karena saat ini market film horor memang sedang naik-naiknya. Maka dirinya tidak ingin untuk melewatkan kesempatan tersebut. Berbicara mengenai industri film horor di Indonesia, Acha rupanya memiliki pandangan tersendiri. Menurutnya, pesatnya industri film horor belakangan ini harus bisa diseimbangkan dengan genre lain juga di bioskop, agar penonton Indonesia memiliki banyak variasi cerita dan pilihan tontonan.
Penasaran?Bagaimana cerita Film Hantu Baru, kisah Sasa (Acha Septriasa) sebagai Hantu Baru. Saksikan di Bioskop kesayangan dan terdekat anda mulai tanggal 23 Maret 2023.
iMusic.id – Antusiasme penonton terhadap “Danyang Wingit Jumat Kliwon” memuncak. Hanya beberapa jam setelah konferensi pers, lebih dari 3.000 tiket untuk Gala Premiere resmi ludes. Momentum ini menjadi sinyal kuat bahwa gelombang horor berbasis kultur Nusantara terus menemukan penontonnya.
Diproduksi oleh Khanza Film Entertainment, dan film ini disutradarai sekaligus diproduseri oleh Agus Riyanto dengan naskah karya Dirmawan Hatta. “Danyang Wingit Jumat Kliwon” menautkan atmosfer ritual, pusaka, dan mitos danyang dengan drama psikologis tentang harga sebuah ambisi mengarahkan teror bukan semata pada sosok gaib, tetapi pada keputusan-keputusan manusia yang rapuh.
Pesan moralnya tegas: hasrat akan kekuasaan dan keabadian dapat mengikis akal sehat pada titik itu, “hasrat manusia” tampil lebih menakutkan daripada perwujudan iblis itu sendiri. Celine Evangelista memerankan Citra, keponakan Mbok Ning asisten setia Ki Mangun. Citra direkrut sebagai sinden baru di sebuah padepokan, namun di balik panggilan seni itu, ia diam-diam ditetapkan sebagai tumbal terakhir dalam ritual keabadian.
Untuk memperdalam peran, Celine menjalani riset langsung ke pertunjukan wayang, mempelajari dunia nembang, dan berlatih intensif bersama acting coach.
“Saya menonton pertunjukan wayang secara langsung dan riset dari banyak aspek, karena nembang itu tidak mudah. Proses belajarnya cukup menantang, tapi justru itu yang membuat saya tertarik mengambil film ini. Saya juga ingin membuat orang-orang lebih peduli terhadap kesenian tradisional,” ujar Celine.
Di balik itu, Agus Riyanto menegaskan arah nilai yang ingin diantar pulang oleh penonton ialah. “Kita ingin mengangkat bahwa nilai budaya harus di atas nilai mistis yang tertinggal di dalamnya. Pada akhirnya penonton setelah keluar dari ruangan bioskop, membawa pesan, wayang adalah budaya Indonesia yang indah yang harus diperkenalkan ke setiap generasi, Bukan hal hal mistis yang dapat disalahgunakan untuk hal buruk.” kata Agus.
Dengan pijakan itu, “Danyang Wingit Jumat Kliwon” bukan hanya menghidupkan figur-figur penjaga tak kasat mata dalam khazanah lokal, tetapi juga mengangkat konflik keluarga dan konsekuensi ritual sebagai inti emosi cerita membuat teror terasa personal, berlapis, dan relevan. Ludesnya 3.000+ tiket Gala Premiere menjadi validasi awal bahwa perpaduan horor tradisi dan drama psikologis ini memiliki daya pikat kuat untuk peredaran nasional.
iMusic.id – Khanza Film Entertainment mempersembahkan “Danyang Wingit Jumat Kliwon”, film horor berlatar dunia pedalangan Jawa yang mengupas ambisi seorang dalang memburu hidup abadi melalui ritual terlarang.
Disutradarai sekaligus diproduseri oleh Agus Riyanto dengan naskah karya Dirmawan Hatta, film “Danyang Wingit Jumat Kliwon” ini hadir dengan mengedepankan horor okultisme yang berakar pada tradisi lokal, bukan semata deretan jump scare.
Kisahnya “Danyang Wingit Jumat Kliwon” berpusat pada Ki Mangun Suroto (Whani Darmawan), maestro dalang karismatik yang menempuh ilmu-ilmu kuno demi memperkaya diri dan menembus kematian. Tahun 2021, Citra (Celine Evangelista) keponakan Mbok Ning (Djenar Maesa Ayu), asisten setia Ki Mangun direkrut sebagai sinden baru di padepokan.
“Danyang Wingit Jumat Kliwon” menggambarkan di balik panggilan seni itu, Citra diam-diam ditetapkan sebagai tumbal terakhir untuk ritual keabadian. Demi upah yang ia harapkan untuk membantu pengobatan adiknya, Dewi (Aisyah Kanza), citra bertahan meski teror gaib makin menyesakkan. Kecurigaan Bara (Fajar Nugra), salah satu penjaga padepokan, kian menguat.
Alih-alih berpangku tangan, ia memilih menentang majikannya dan berupaya menyelamatkan Citra sebuah keputusan berisiko yang memacu mereka berpacu melawan waktu menuju puncak ritual Gerhana Bulan Merah yang bertepatan dengan malam keramat Jumat Kliwon.
“Danyang Wingit Jumat Kliwon” menautkan atmosfer ritual, pusaka, dan mitos danyang dengan drama psikologis tentang harga sebuah ambisi. Antagonis yang kompleks, heroine yang dipaksa bertahan, serta momentum budaya yang lekat di ingatan publik menjadi pendorong ketegangan dari awal hingga klimaks.
Deretan pemain turut diperkuat Nathalie Holscher sebagai Putri Kusuma Ratih, serta Norma Cinta, Dimas Tedjo, Putri Maya Rumanti, Angga Wijaya, Keona Cinta, dan Bilqis Hafsa.
iMusic.id – Rumah produksi Maxima Pictures bekerjasama dengan Rocket Studio Entertainment kembali menghadirkan karya terbarunya berjudul “Jangan Panggil Mama Kafir”, film yang manampilkan Michele Ziudith ini adalah sebuah film drama keluarga penuh haru yang dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 16 Oktober 2025.
Film yang digarap oleh sutradara Dyan Sunu Prastowo ini menghadirkan kisah tentang cinta, janji, perbedaan iman, hingga konsekuensi dari sebuah keputusan besar dalam hidup. Cerita berpusat pada sosok Maria (Michelle Ziudith), seorang perempuan Nasrani yang menikah dengan pria Muslim bernama Fafat (Giorgino Abraham).
Menurut Dyan Sunu Prastowo, “Jangan Panggil Mama Kafir” lahir dari kenyataan yang dekat dengan masyarakat kita. “Film ini lahir dari kisah nyata perjuangan seorang ibu (Michele Ziudith) lintas iman memperjuangkan hak asuh anaknya, sebuah perjalanan emosional yang hangat namun penuh tantangan, mengingatkan kita bahwa cinta tak pernah mengenal batas perbedaan, ruang, dan waktu meski pada akhirnya akan lebih utuh bila dijalani dalam satu keyakinan,” ungkapnya.
Bagi Michelle Ziudith, peran sebagai Maria menjadi tantangan tersendiri. Ia mengaku banyak belajar dari karakter yang diperankannya. “Tantangan terbesarku adalah menjadi ibu tunggal yang harus tegar demi anak. Pesanku sederhana, seorang ibu harus bisa mencintai dirinya sendiri lebih dulu agar kasih sayangnya kepada anak semakin penuh,” ujarnya.
Sementara itu, Giorgino Abraham menuturkan pentingnya karakter Fafat yang meski singkat tetap menjadi fondasi cerita. “Peran Fafat memang tidak banyak muncul, tapi justru menjadi pengantar penting bagi jalan cerita. Yang membuatku tertarik adalah bagaimana karakter ini menunjukkan cinta tanpa paksaan serta menghargai perbedaan dengan toleransi tinggi. Bagiku, sebesar apa pun agama, relasi keluarga terutama cinta seorang ibu dan anak tetap berada di atas segalanya,” katanya.
Elma Theana, yang memerankan Umi Habibah, juga menilai tokoh yang ia mainkan begitu dekat dengan kehidupan nyata. “Umi Habibah adalah representasi banyak orang tua yang keras karena ingin melindungi. Saya yakin penonton akan melihat sisi manusiawinya, meski caranya berbeda,” tuturnya.
Selain Michelle Ziudith, Giorgino, Humaira, dan Elma Theana, film ini juga menampilkan akting Kaneishia Yusuf, Indra Birowo, Tj Ruth, Dira Sugandi, Ence Bagus, Emmie Lemu, Gilbert Patiruhu, Pratiwi Dwiarti, hingga Runny Rudiyanti.
Kehadiran aktor lintas generasi ini menambah kekuatan cerita yang sarat akan konflik batin, nilai-nilai keluarga, dan ikatan emosional yang mendalam.
“Jangan Panggil Mama Kafir” sekaligus menjadi bagian dari perayaan Ulang Tahun ke-21 Maxima Pictures di industri perfilman Indonesia. Melalui kerjasama dengan Rocket Studio Entertainment, Maxima berharap dapat memberikan karya yang bukan hanya menghibur, tetapi juga membuka ruang empati serta refleksi bagi masyarakat dalam memandang perbedaan iman dan kehidupan keluarga.
Trailer resmi film ini sudah dapat disaksikan melalui kanal YouTube MaximaChannel8, sementara informasi tiket akan tersedia melalui berbagai aplikasi pemesanan bioskop. Dengan tema yang menyentuh dan deretan pemain yang kuat, Jangan Panggil Mama Kafir digadang-gadang menjadi salah satu film drama keluarga yang paling ditunggu di penghujung tahun 2025.
Jangan lewatkan kisah tentang cinta, janji, dan perbedaan ini di bioskop mulai 16 Oktober 2025.