Connect with us

iMusic

“Gelombang Terakhir” EP dari “Irwin Ardy”.

Published

on

iMusic – Setelah lama tidak merilis lagu, Solois Irwin Ardy tiba-tiba merilis Sebuah EP berjudul ‘Gelombang Terakhir’. EP ini berisikan 6 lagu, termasuk 1 lagu ‘Bermuda’, yang sudah rilis lebih dulu pada Record Store Day 2018.

Ketika ditanya tentang konsep EP, “Momentum awalnya adalah karena #dirumahaja sih. Dampaknya hebat juga ya pikir saya. Pola pikir, pola tidur, pola kerja, pola makan, dan banyak pola yang lain seperti ada pergeseran gituh. Seolah-olah hidup ini seperti sedang dikalibrasi ulang. Seiring waktu, banyak pemikiran-pemikiran baru muncul. Dari banyak pemikiran itu, salah satunya ya merilis karya seni”, Irwin bercerita.

“Mulai deh nyari-nyari di komputer materi apa yang masih tersisa dan layak diperdengarkan. Terkumpul lah sisa-sisa terakhir ini. Setelah materi EP ini, saya belum bikin apa-apa lagi. Bermuda dan Standard Pop Song itu sebenarnya satu angkatan dan sudah dirilis sebelumnya cuma menurut saya kurang dikenal, jadi pikir saya kenapa nggak diangkat lagi dengan remastering yang lebih asik. What Matters The Most yang paling lama di EP ini. Produksinya di 2014 bareng Christo Putra (Floyd/Bangkutaman) dan dari awal emang saya siapin dua versi drumming.”

“Yang dirilis tahun 2014 bareng Ripstore Asia adalah versi folk istilahnya. Dominan gitar akustik, suara koor, sama drumming pake stik rotan. Satu lagi direkam versi pake stik kayu dan saya tambahin permainan gitar elektrik dan saya simpen aja, dan dirilis tahun 2020 ini. Jadi yang versi tahun 2020 ini bisa dibilang versi Rock lah ya.”

Lalu Irwin melanjutkan ceritanya. “I Believe saya masukin yang versi demo. Beda rasa sama yang versi Bread and Butter tapi buat saya lebih personal dan liriknya terlalu kuat untuk dilewati. Pikir saya, masukin satu kali ya materi dari Bread and Butter. Me and My Car juga sebenernya asik, cuma too much jadi rilis Soundcloud aja lah kapan-kapan. Please Wait, Linda Lee adalah lagu coret-coret iseng lucu-lucuan yang saya bikin sama istri saya dulu jaman Bread and Butter sebenernya dan Surat Buat Teman yang tadinya judulnya Kita Berbeda adalah lagu terakhir yang saya produksi.”

“Surat Buat Teman itu sempet saya tanyakan pendapat ke temen-temen dan minta pendapat mereka tapi feedback mereka semua belum sempet saya tindaklanjuti karena keburu semua perlengkapan bermusik dan recording dijual. Ada banyak percobaan buat lagu itu. Dan mungkin saya berhutang sama Prisilla Desfiandi kali ya. Dia sempet bantuin untuk take drum supaya lebih kerasa organik, tapi belum sempet selesai juga. Sisil dari awal udah punya intensi baik sama lagu Surat Buat Teman meskipun bukan drumming-nya dia yang kepake di EP ini. Tapi proses saya bisa percaya diri dengan lagu ini juga sangat dibantu sekali sama Sisil.”

“Benang merahnya ada di bagian lirik sebenernya. Secara musikalitas nggak ada. Secara konsep artwork apalagi. 6 lirik di sini nulisnya emang benar-benar lahir dari momentum hidup yang serius sekali. Dan itu patut disyukuri dong karena sudah dilewati dengan baik. Momentum hidupnya personal sekali tapi ketika jadi lirik, sepertinya bisa relevan dengan pengalaman orang banyak.”

Apa bakal dibawa ke panggung?

“Kayanya nggak deh. Mungkin saya lebih nyaman ke producing daripada performing. Udah hampir 2 tahun nggak manggung, pastinya karatan juga ya” Tutup Irwin.

EP ini sudah bisa didengarkan di seluruh digital streaming platform, link-linknya bisa diklik di linktr.ee/srmservices. (FE)

iMusic

Di masa kehamilan, Rinni Wulandari produktif membuat single baru

Published

on

iMusic.id – Nama Rinni Wulandari memang bukan nama baru di industri musik Indonesia. Sejauh ini ada 4 buah album yang sudah dirilis, dan Rinni tidak menunjukkan tanda-tanda selesai.

Setelah merilis sebuah album berjudul “Skins” pada tahun 2021 silam, Rinni Wulandari kembali melahirkan single terbaru dengan judul “Switch”.

Lagu ini sendiri ia kerjakan pada masa-masa kehamilannya. Rinni mengaku pada saat itu ia sempat mengalami insomnia dan merasa tidak produktif jika hanya berdiam diri sampai malam.

Ia pun diajak sang suami, Jevin Julian, untuk memanfaatkan insomnianya untuk berkarya membuat lagu baru. Lagu terbaru ini pun memiliki pesan yang baik kepada semua anak muda untuk dapat menikmati masa-masa mereka. Masa-masa dimana mereka belum memiliki tanggungan apapun dan merasa bebas.

Momen yang menyenangkan bagi seorang manusia sebelum ia harus menjalankan kehidupannya dengan segala kewajibannya. Ide akan lagu ini sendiri hadir di saat Rinni yang merasakan kerinduan akan momen pada saat ia masih bujang. Momen dimana ia dapat menikmati hari-harinya dengan menghabiskan waktu bersama teman-temannya tanpa harus memikirkan waktu dan pekerjaannya.

Ia pun mengakui bahwa suasana lagu ini juga sangat menggambarkan suasana tersebut. Bagaikan sebuah anthem yang cocok untuk pesta, lagu ini memiliki semua unsur yang tepat.

Vokal sensual Rinni menjadi nyawa dari lagu ini bersamaan dengan musik house khas EDM akan mengajak siapapun pendengarnya untuk berdansa mendengarkan lagu ini.

Single terbaru Rinni ini pun dapat didengarkan sejak tanggal 2 Juni 2023. Menariknya, lagu ini menjadi titik awal kembali bagi Rinni untuk melahirkan karya-karya lainnya yang patut ditunggu.

Continue Reading

iMusic

Pelin bercerita tentang budak cinta di single “Bucin”

Published

on

iMusic.id – – Eveline Restu Asmoro atau biasa dipanggil dengan nama Pelin adalah pembuat konten berusia 22 tahun dari Surabaya, Indonesia. Dia memulai karirnya sejak akhir tahun 2020 dan sekarang dia mendapatkan hampir 1 juta pengikut di TikTok & 81 ribu+ pengikut di Instagram.

Pada tahun 2022, Pelin juga mulai membuat lagu berjudul “Cemburu” di bawah label rekaman TikTok SEA. Setelah merilis 4 lagu original dengan label tersebut, ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya secara mandiri.

Pada mei 2023 lalu Pelin merilis single barunya berjudul “Bucin”. Lagu ini merupakan single original perdana yang ia produseri sendiri, dan juga single original perdana nya sebagai musisi independen.

Single baru ini ditulis oleh Pelin & Michael Aldi. Pelin memproduseri lagu ini bersama Saving Reggie Productions yang telah menulis dan memproduseri beberapa lagu untuk musisi lain, antara lain “Akhir Tak Bahagia” oleh Misellia, “Bila Kemarin” oleh Yotari, “Lovelorn” oleh Emily Sie, dan masih banyak lagi.

“Bucin” adalah singkatan dari “Budak Cinta”. Ini adalah bahasa gaul Indonesia yang memiliki arti yang sama dengan gaul online populer “simp”, dan secara harfiah diterjemahkan menjadi “Budak Cinta”.

Lagu ini mendorong pendengarnya untuk mengungkapkan perasaan mereka terhadap orang yang mereka cintai. Lagu ini menangkap “cinta murni” yang cenderung dibawakan oleh anak muda. Pelin juga berharap kesetiaan dan kepolosan yang ada dalam bentuk cinta itu dapat dipertahankan selamanya.

Bersama dengan rilisnya audio single “Bucin” tersebut, Pelin juga meluncurkan video music dari single “bucin” yang tersimak sederhana namun penuh warna keceriaan. Lagu “bucin” dari Pelin sudah dapat di simak di berbagai platform digital kesayangan kalian semua.

Continue Reading

iMusic

Kerjasama dengan produser internasional. Marion Jola rilis single baru

Published

on

iMusic.id – Setelah kurang lebih empat bulan lamanya sejak single terakhir dirilis, kini Marion Jola kembali dengan karya terbarunya yang diberi judul ‘(Not Your) Cup Of Tea’, masih di bawah label rekaman Universal Music Indonesia.

Single terbaru Marion Jola ini sangat fresh, berbeda dengan single sebelumnya ‘Bukan Manusia’, lagu ‘(Not Your) Cup Of Tea’ mengusung warna musik dance pop yang super groovy dan menyenangkan untuk didengar sambil berdansa.

Walaupun dengan up-beat tempo dan nuansa yang ceria, single ‘(Not Your) Cup Of Tea’ sebenarnya menceritakan tentang kegelisahan seorang Marion Jola terhadap para haters yang kerap memberikan komentar negatif tehadap dirinya.

“Intinya sih ini semacam jawaban untuk para haters atau netizen yang enggak suka sama aku, dan sering berkomentar negatif tentang apa pun terkait diriku. Selain itu, lagu ini juga berisi pesan kepada setiap orang untuk dapat lebih percaya pada diri sendiri, jangan pedulikan haters, just be yourself, selama itu positif jalanin aja, jangan mau diatur oleh mereka,” ujar Marion Jola menceritakan tentang single ‘(Not Your) Cup Of Tea’.

Pe-nama-an judul ‘(Not Your) Cup Of Tea’ juga diambil berdasarkan pengalamannya menghadapi para haters.

“Mungkin aku memang enggak cocok aja sama selera mereka. Maybe I’m not their cup of tea, makanya aku membuat lirik dan judul ‘(Not Your) Cup Of Tea’ itu,” terangnya lagi.

Hal yang patut menjadi perhatian, di single yang menggunakan Bahasa Inggris ini, untuk pertama kalinya Marion Jola berkolaborasi dengan internasional music producer, The Kennel dari Swedia yang diwakili Harry Sommerdahl dan Kamilla Bayrak dalam menciptakan sebuah lagu. Ini menjadi salah satu pencapaian yang baik bagi perjalanan karier seorang Marion Jola.

Bebricara aransemen musiknya, di single ‘(Not Your) Cup Of Tea’ ini, Marion Jola dan The Kennel menyajikan dance pop music sebagai benang merahnya. Namun begitu, sentuhan Rn’B yang catchy juga terasa di beberapa bagian. Tidak akan sulit untuk mencerna lagu easy to listen ini.

Bagian yang patut mendapatkan apresiasi adalah bagaimana Marion Jola menyanyikan lagu berbahasa Inggris ini dengan pengucapan yang sangat baik, tanpa cacat, tidak terdengar kaku, sangat luwes. Siapa pun yang mendengar akan setuju dengan hal ini.

Konsep musik video ini juga sangat brilian. Dikerjakan oleh EUIS Studio dan Ade Yason sebagai produsernya, musik video ‘(Not Your) Cup Of Tea’ dibuat dengan visual yang super sexy. Tidak hanya dari visual Marion Jola yang menjadi center of attention, namun pemainan warnanya juga sangat eye catching.

Walaupun hanya mengambil set di sebuah studio, namun penampilan Marion Jola saat melakukan gerakan dancing bersama beberapa dancer mampu menyegarkan dan memberikan warna yang fresh. Ditambah lagi beberapa properti yang menguatkan pesan dari lagu itu sendiri.

Lewat lagu ini, Marion Jola berharap agar pesan dari liriknya dapat menjadi inspirasi supaya mereka yang memiliki haters untuk tetap meihat realita kalau hidup itu bukan tentang suara netizen, namun menjadi diri sendiri adalah yang terbaik untuk dijalankan.

Continue Reading