iMusic – “Identitas”
resmi dirilis hari ini, Grup musik KOTAK akhirnya merilis album
studionya yang terbaru berjudul “Identitas” pada hari ini, 25 September 2020.
Rilisan ini adalah album ketujuh mereka di katalog WarnerMusicIndonesia.
Identitas
dirilis sebagai simbol kematangan KOTAK selama enam belas (16) tahun berkarya.
KOTAK telah mencapai usia yang tidak lagi muda bagi sebuah band, 16 tahun
menjadi salah satu faktor penegasan identitas dari KOTAK. Kedewasaan dan
kematangan dalam berkarya itu merupakan poin identitas di album ini. Untuk
mengetahui warna asli musikalitas KOTAK, album ini akan dapat memberikan
jawaban terjujur tentang siapa itu KOTAK.
Konsep
tersebut juga tergambar pada artwork sampul Identitas yang menggunakan
cap sidikjari. Simbol tersebut dipilih karena album ini
diibaratkan sebagai identitas seutuhnya dari Mario “Cella” Marcella
(gitaris), Swasti “Chua” Sabdastantri (bassist),
dan TantriSyalindriIchlasari (vokalis). Kombinasi kreativitas,
idealisme, dan kekompakan mereka bertiga sebagai sebuah gruprock
diuji dalam penggarapan album ini.
“Di
Atas Cinta” dipilih sebagai single dari album Identitas dari kesepuluh lagu
yang tersedia di Identitas, lagu “Di Atas Cinta” terpilih menjadi andalan untuk
album ini. Lagu ini ditulis oleh Tantri sebagai refleksi kehidupannya kini
selaku orangtua bagi anaknya.
Tantri
mengakui bahwa “Di Atas Cinta” berlatar belakang perjuangan orangtua
membesarkannya ketika kecil, dan bagaimana dia melihat dirinya kini menjadi
orangtua. Dalam prosesnya, Tantri mengakui kalau lagu ini sangat sentimentil,
sehingga dia sempat menitikkan air mata ketika menulisnya.
Lagu ini
kemudian juga jadi penting bagi semua personil KOTAK, mengenai proses transformasi
bagaimana motif para personil nge-band, dari awalnya sekadar senang-senang,
menjadi mata pencaharian demi menghidupi keluarga.
“Di Atas
Cinta” merupakan salah satu lagu pertama yang direkam untuk Identitas.
Terpilihnya lagu ini juga karena paling tepat menggambarkan identitas para
personil sebagai manusia seutuhnya di luar KOTAK.
Sebelum
“Di Atas Cinta” terpilih sebagai single andalan, KOTAK secara bertahap merilis
lagu-lagu seperti “Hoax”, “ManusiaManusiawi (feat. CakNun)”, dan “TemanPalsu” untuk album Identitas.
Sistem do-it-yourself
(DIY) untuk album Identitas. Proses rekaman Identitas sangat istimewa
karena untuk pertama kalinya KOTAK tidak melibatkan campur tangan kreatif pihak
ketiga seperti produser dan pencipta lagu. Semuanya dilakukan sendiri. Identitas banyak direkam di Yogyakarta,
juga dilakukan secara DIY. (FE)
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)