iLive

Intip Perjuangan Masa Lalu Ahok Di Film “A Man Called Ahok”

Published

on

iMusic – Siapa tak kenal Basuki Tjahja Purnama? Yak mantan Gubernur DKI Jakarta yang lebih familiar dipanggil Ahok ini kini dibuatkan film tentang dirinya yang bertajuk “A Man Called Ahok”. Dalam film tersebut menggandeng sederet aktor serta artis papan atas Indonesia, sebut saja Daniel Mananta (Ahok Dewasa), Deni Sumargo (Kim Nam, Ayah Ahok), Chew Kin Wah (ayah Ahok versi tua), Eric Febrian putra (Ahok muda), Eriska Rein (ibu Ahok), Ferry Salim, Jill Gladys (adik Ahok), dan masih banyak lagi.

Disutradarai oleh Putra Tuta dan diproduseri oleh Emir Hakim serta akan diputar di layar lebar pada 8 November 2018, film ini membutuhkan waktu selama 2 tahun untuk menyelesaikannya, dari proses diskusi, observasi, hingga eksekusi saat syuting di Gantung, Belitung Timur.

Film ini bercerita tentang Ahok yang merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Ayahnya adalah seorang tauke (Boss Besar) perusahaan pertambangan di Belitung bernama Kim Nam dan ibunya bernama Buniarti. Masa kecil hidupnya bahagia dan tidak kekurangan. Bisnis ayahnya di pertambangan sangat baik, sampai suatu saat Kim Nam harus berhadapan dengan korupsi dan ia tidak mau memberi upeti kepada oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut. Bisnisnya perlahan mengalami kemunduran. Kehidupan Ahok yang tadinya serba berkecukupan mulai menjadi sulit.

Setelah kuliah, Ahok mengambil keputusan lain sehingga membuat hubungannya dengan sang ayah menjadi dingin, tak lama kemudian datanglah masalah yang bertubi-tubi, tak getar menghadapinya, Ahok ingat akan pesan ayahnya untuk menjadi pemimpin dan akhirnya ia bertekad untuk terjun ke dunia politik. Perjalanannya dimulai dari menjadi anggota DPRD, hingga ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Belitung Timur, di tengah keyakinannya untuk terus maju, ada pihak yang ingin menjegal dirinya. Namun ia tetap berpegang teguh pada nasihat dan mimpi Kim Nam untuk memperjuangkan nasib orang banyak.

“Aku harus nge-fans sama pak Ahok biar bisa mendalami karakternya, butuh waktu yang cukup lama untuk jadi dirinya, dari cara jalannya, cara ngomongnya, sampe suaranya juga harus serak mirip pak Ahok” ujar Daniel Mananta.

“Pas aku riset buat buku ini pak Ahok masih didalem, terus waktu buku ini udah jadi dia bilang ‘gila ya kamu, bisa riset sampe ke keluarga sana segala’ ke aku,  ya rasanya bangga bisa mengankat sisi lain dari pak Ahok” ucap sang penulis buku “A Man Called Ahok, Rudi Valinka.

“Film A Man Called Ahok ini memang sebuah film drama. Film ini didesain untuk membuat para penontonnya tersentuh. Di film ini saya juga menampilkan karakter Ahok dengan jujur namun dari sisi lain yang tidak banyak diketahui oleh banyak orang, yaitu saat ia berada ditengah keluarga” tutup Putrama Tuta selaku sutradara dalam film ini.

Ingin tahu bagaimana keseruan dan perjuangan Ahok di masa lalu untuk mencapai semuanya ini? kita saksikan film “A Man Called Ahok” ini pada 8 November 2018 mendatang di bioskop kesayangan anda.

(Tito/iMusic)

Exit mobile version