iMusic – Awal bulan lalu Febri Noviardi sukses merilis single pertamanya “Hey Cantik” di berbagai platform musik digital, radio-radio di seluruh Indonesia, serta di berbagai media sosial. Hingga saat ini sudah tembus 20.000++ streams dari spotify, apple music, amazon music, deezer, dan youtube serta berhasil menembus banyak playlist di platform digital. “Puji syukur karya pertama saya banyak diminati music enthusiast dan semakin menambah semangat saya untuk merampungkan single-single berikutnya”, ungkap Febri.
Single ke-2 kali ini Febri Noviardi hadir dengan karyanya yang berjudul “Jangan Cepat Tumbuh Dewasa” atau yang biasa Febri singkat menjadi “Japatusa”. Febri menyampaikan dalam sebuah kesempatan bahwa lagu ini sangat berbeda dibandingkan dengan lagu pertamanya.
Febri mengungkapkan bahwa lagu ini merupakan lagu yang sangat emosional bagi Febri sendiri, bahkan Febri menyampaikan lagu tersebut membuatnya bisa terus meneteskan air mata.
Lagu “Japatusa” yang ditulis oleh Febri Noviardi sendiri merupakan karya kedua nya sebagai solois di bawah naungan VortiVortu Records. Dalam proses produksi lagu “Japatusa” ini, Febri melibatkan teman-teman di kantor tempat ia bekerja dari mulai produksi musik hingga pasca produksinya. Dedy Elisa Limbong pada gitar akustik, Yola Yolanda Alderiz pada piano, Timoty Novrianto pada piano, dan Cesar Samuel Romulo Radjagukguk pada bass yang dikoordinir secara apik oleh Chief Production Vortivortu Bobby Afrianto.
Tanpa disangka, hasilnya sungguh diluar ekspektasinya. “Pertama denger musik demo yang sudah diproduksi teman-teman, saya sangat speechless, gak nyangka lagu ini bisa dibalut dengan begitu indahnya, begitu kuatnya, sampai berhasil buat saya meneteskan air mata, walaupun belum ada vokalnya pada saat itu” ujar Febri. “Dengan perpaduan piano, violin, sentuhan bass fretless, string dan gitar nilon akustik, musik ini semakin menguatkan lirik dan pesan yang ingin disampaikan, serta sangat dapat dinikmati dan sungguh berkesan” Febri menambahkan.
“Khusus untuk mixing dan mastering, Amos Ginting sebagai bagian dari VortiVortu Records yang bertanggung jawab atas postproduction lagu, mengambil peran dalam mixing dan mastering tersebut dengan sangat baik sehingga hasilnya pun membuat lagu “Japatusa” semakin dapat bisa dinikmati dan terdengar lebih megah”, ungkap Febri.
“Puji syukur dan terimakasih sebesar-besarnya saya ucapkan, karena dalam proses produksi dan pasca produksi single ke-2 kali ini banyak pihak yang telah men-support saya termasuk design cover art single “Japatusa” ini juga dibantu oleh sentuhan tangan Yiyi Dian Dwi Putri”, ujar Febri.
Pada hari Jumat, 22 Juli 2022 Lagu “Jangan Cepat Tumbuh Dewasa” diputar secara serentak di 153 radio di seluruh Indonesia dan dirilis di seluruh platform music digital seperti spotify, itunes, apple music, joox, deezer, Resso, Youtube Music, dan lain-lain.
Tentang Febri Noviardi
Febri Noviardi bukanlah pendatang baru di industri musik tanah air, sebelumnya Febri Noviardi yang dulu sempat tergabung dalam grup duo bernama Boom13 yang diproduseri oleh ‘The Living Legend’ Jan Djuhana dan juga Ade Govinda di bawah naungan salah satu major label terbesar di Indonesia juga sempat mengeluarkan single “Di Hatimu Ku Ini Siapa” ciptaan Ade Govinda dan “Jalan-Jalan Lagi” ciptaan Aldi Nada Permana yang mewarnai industri musik tanah air. (FE)
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)