Connect with us
Neona Neona

iLive

Konser virtual bahasa cinta “Neona” siap hibur keluarga Indonesia akhir pekan ini.

Published

on

iMusic – Jakarta, 8 September 2021, Galeri Indonesia Kaya senantiasa menghadirkan beragam kegiatan dan hiburan menarik bagi para penikmat seni di rumah. Dalam waktu dekat ini, Galeri Indonesia Kaya bersama penyanyi anak Neona akan menghadirkan Konser Virtual Bahasa Cinta Neona yang akan diselenggarakan pada Minggu (12/9) pukul 14.00 WIB di Loket Live. Acara yang dipromotori oleh Merah Putih Production dan Trinity Optima Production ini juga didukung oleh vidoran Xmart, BCA, Cussons Kids, Ale Ale, Epson Indonesia, Cleo, dan Klinik Ibuku.

“Kami melihat Neona ini merupakan figur positif yang bisa menjadi panutan bagi banyak anak Indonesia. Dengan sosoknya yang menggemaskan di atas panggung, Neona senantiasa menghibur dan menginspirasi melalui lagu-lagu yang ia bawakan. Tak hanya menyanyi, Neona juga memiliki bakat dalam berakting dan juga menari yang patut untuk dinantikan. Kami menyadari, di tengah pembatasan yang ada saat ini, banyak  anak-anak  yang membutuhkan hiburan untuk mengisi waktunya di rumah, berangkat dari hal tersebut, akhirnya Galeri Indonesia Kaya bersama Neona menyuguhkan hiburan yang dapat dinikmati oleh semua umur. Semoga Konser Virtual Bahasa Cinta Neona dapat menjadi solusi hiburan di akhir pekan di rumah bagi banyak keluarga,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.

Selama kurang lebih satu jam, dalam konser tunggal keduanya ini, Neona akan membawakan sekitar sepuluh lagu, seperti “Bahasa Cinta”, “Kepompong”, “Aduh Neik”, dan masih banyak lagi. Dalam konser virtual dari Neona ini akan mengusung konsep panggung 360 derajat di dalam sebuah dome lengkap dengan screen projector dan multimedia dikerjakan oleh Sembilan Matahari. Konsep yang memungkinkan para penikmat seni untuk menyaksikan penampilan Neona dari berbagai sudut ini, merupakan konsep yang pertama dilakukan oleh penyanyi anak di Indonesia.

“Neona itu ibarat petasan banting. Dia aktif dan energik. Kini, di usianya yang sudah 12 tahun, penampilan, cara menyanyi dan menarinya tentu jauh lebih matang dibanding konser-konser sebelumnya. Harapannya, banyak orang atau keluarga yang menonton konser virtual yang juga digelar untuk merayakan EP “Bahasa Cinta” Neona ini agar bisa terhibur di tengah PPKM dan tentunya, kami yang ada di lokasi juga akan menaati protokol kesehatan,” jelas Baldy Mulya Putra, ayah Neona sekaligus perwakilan dari promotor Merah Putih Production.

Anodya Shula Neona Ayu atau yang akrab disapa Neona merupakan penyanyi anak Indonesia kelahiran Jakarta, 13 Juni 2009. Putri ke-3 pasangan Nola Be3 dan Baldy Mulya Putra ini mengikuti jejak sang kakak, Naura, sebagai penyanyi. Neona pertama kali menyelenggarakan konser tunggal yang bertajuk Konser Cinta Neona pada tahun 2019. Di tahun yang sama, Neona juga merupakan 1 dari 70 peserta terpilih program Ruang Kreatif Indonesia Menuju Broadway, sebuah program beasiswa pelatihan bagi seniman muda untuk mendapatkan ilmu panggung dengan standar broadway di Indonesia.  Selain menyanyi, Neona juga berbakat dalam dunia tari dan akting. Terbukti, Neona pernah menjuarai ajang international dance khusus hip hop dance di Singapura pada tahun 2018. Neona juga pernah memerankan Timun Mas muda dalam #MusikalDiRumahAja: Timun Mas yang dipersembahkan oleh www.indonesiakaya.com, pada tahun 2020.

“Neona adalah penyanyi cilik yang memiliki segudang talenta. Kami percaya bahwa kehadiran Neona di industri musik Tanah Air mampu memberikan inspirasi kepada penyanyi anak lainnya untuk terus berkarya. Kami berharap agar konser ini bisa menjadi pertanda pulihnya industri hiburan di Indonesia yang telah terkena dampak pandemi cukup lama, serta mampu menghibur dan menggembirakan hati banyak anak-anak Indonesia lewat lagu-lagu yang dilantunkan Neona,” ucap Yonathan Nugroho, Managing Director Trinity Optima Production.

Neona telah meraih berbagai prestasi, yakni membawa pulang piala Penyanyi Anak Solo Terbaik untuk lagu “Kepompong” di ajang AMI Awards 2020, serta menjadi nominasi Mom & Kids Awards MNCTV 2017 sebagai Idola Kesayangan, Anugerah Musik Indonesia 2017 sebagai Artis Solo Perempuan Anak-Anak, Anugerah Musik Indonesia 2018 sebagai Artis Solo Perempuan Anak-Anak, dan Anugerah Musik Indonesia 2019 sebagai Artis Solo Perempuan Anak-Anak. Hingga kini, Neona sudah merilis dua album, yaitu With Love (2019) yan meraih triple platinum awards dan “Bahasa Cinta” (2020, album mini).

Selain konser virtual, Neona juga akan mengadakan kegiatan meet and greet bagi  Kawan Neo yang sudah membeli tiket konser dengan paket spesial meet and greet. Dimana, meet and greet ini akan dilakukan secara live melalui Zoom di hari yang sama setelah konser selesai, yaitu pada pukul 19.00 WIB.  Neona mengungkapkan “Dalam konser virtual aku kali ini, akan ada penampilan spesial dari kakak Naura dan juga mamah Nola. Selain itu ada juga beberapa kejutan lainnya juga untuk Kawan Neo. Semoga, dengan adanya konser dan virtual meet and greet ini kita bisa saling mengobati rindu masing-masing dan juga bisa saling ngobrol.  Jadi tunggu apa lagi, yuk jangan sampai kelewatan!”

Online tiket:

Loket.com

Gotix

Harga tiket:

Rp. 80.000 (Online Streaming)

Rp. 375.000 (Online Streaming + Meet & Greet)

Diskon sebesar 5% menggunakan kartu debit atau kartu kredit BCA.

***

Sekilas Galeri Indonesia Kaya (GIK)

Galeri Indonesia Kaya merupakan ruang publik yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan Indonesia sebagai wujud komitmen untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya generasi muda agar tidak kehilangan identitasnya sebagai bangsa Indonesia.

Ruang publik yang berlokasi di West Mall Grand Indonesia lantai 8 ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dalam memadukan konsep edukasi dengan digital multimedia untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia, khususnya bagi generasi muda, dengan cara yang menyenangkan, terbuka untuk umum, dan tidak dipungut biaya.

Konsep desain mengangkat ke-khas-an Indonesia dalam kekinian diangkat di dalam interior seperti rotan, motif parang, bunga melati, batok kelapa dan kain batik tulis dari 14 daerah sebagai ornamen. Secara keseluruhan, terdapat 15 aplikasi yang bisa ditemukan di GIK, antara lain: Sapa Indonesia, Video Mapping, Kaca Pintar Indonesia, Jelajah Indonesia, Selaras Pakaian Adat, Melodi Alunan Daerah, Selasar Santai, Ceria Anak Indonesia (Congklak & Egrang), Layar Telaah Budaya (Surface), Arungi Indonesia, Batik Indonesia, Transparent Display Batik, Oculus Rift, dan Area Peraga.

Tempat seluas 635 m² ini juga memiliki auditorium yang didukung fasilitas modern sebagai sarana bagi pelaku seni maupun masyarakat umum untuk menampilkan berbagai kesenian Indonesia dan kegiatan lainnya secara gratis, termasuk pengunjung dan penontonnya. Setiap pelaku seni memiliki kesempatan yang sama untuk menggunakan auditorium, baik untuk latihan maupun pertunjukan.

Galeri Indonesia Kaya juga senantiasa menghadirkan berbagai kegiatan menarik bagi para penikmat seni yang sedang di rumah, selama masa pandemi COVID-19. Mulai dari menari lewat Ruang Kreatif #MenariDiRumahAja, menulis prosa lewat Ruang Kreatif #ProsaDiRumahAja, menulis puisi lewat #PuisiDiRumahAja,  menulis ide kreatif lewat Workshop Online Ruang Kreatif dan juga menyaksikan rekaman pertunjukan teater di rumah secara streaming lewat #NontonTeaterDiRumahAja.

Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.(FE)

iLive

Indonesia Music Summit 2025 di gelar 19 – 20 November

Published

on

iMusic.id – Sashana.ID dengan bangga mempersembahkan Indonesia Music Summit 2025 atau disingkatIMUST, sebuah forum dua hari yang didedikasikan sebagai ruang diskusi empatik bagi seluruh pemangku kepentingan ekosistem musik Indonesia.

Acara Indonesia Music Summit 2025atauIMUST ini akan digelar pada 19–20 November 2025, pukul 13.00–21.00 WIB di Gedung Ali Sadikin dan Gedung Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, menghadirkan perbincangan mendalam, pertukaran gagasan, serta inisiatif kolaboratif untuk merumuskan solusi dan rekomendasi bersama bagi masa depan industri musik nasional.

“Indonesia Music Summit 2025 kami hadirkan sebagai ruang temu yang jujur, inklusif, dan setara bagi seluruh pemangku kepentingan musik. Di tengah perubahan ekosistem yang begitu cepat, kita membutuhkan tempat untuk berhenti sejenak, mendengar, lalu merumuskan langkah bersama. IMUST adalah upaya kami membangun budaya diskusi yang lebih sehat, yang memberi ruang bagi suara musisi, pekerja industri, dan komunitas kreatif untuk benar-benar didengar.” Jelas Dhani ‘Pette’ Widjanarko, Founder Sashana Indonesia & Project Director IMUST 2025.

Sebagai ajang yang memadukan dialog kreatif lintas disiplin, Imust mengusung semangat kolaborasi antara musisi, pekerja industri, kreator, penggiat seni, institusi pendidikan, komunitas, hingga pelaku usaha. Forum ini dirancang untuk membuka ruang aman bagi seluruh peserta dalam membahas tantangan ekosistem musik sekaligus menggali peluang di era digital yang terus berkembang.

“Industri musik Indonesia saat ini berada dalam fase penting. Banyak peluang baru, tapi juga banyak kebingungan, terutama bagi musisi dan pelaku industri skala kecil. Forum seperti Indonesia Music Summit sangat diperlukan untuk menyamakan perspektif, memahami tantangan nyata di lapangan, dan mencari terobosan bersama. Saya berharap IMUST bisa menjadi jembatan yang memperkuat ekosistem musik kita dari hulu ke hilir.” Terang Harry “Koko” Santoso, Pelaku Industri Musik Indonesia

Indonesia Music Summit 2025 menggelar beberapa agenda seperti Music Discourse, sebuah Sesi diskusi utama yang membahas isu-isu strategis mulai dari hak intelektual, distribusi digital, keberlangsungan musisi independen, hingga peran teknologi dalam produksi musik. Sesi ini menghadirkan sosok-sosok berpengaruh dalam industri musik Indonesia sebagai pembicara seperti : Ariel ‘NOAH’, Satrio ‘Piyu’ Yudi Wahono, Giring Ganesha, Once Mekel, Adi Adrian, Endah Widiastuti, Harry Koko Santoso, David Karto, Ravel Junardy, Anas Syahrul Alimi, Wendi Putranto, Ricky Bya, dan Ferry Dermawan dengan melibatkan moderator seperti : Ronal Surapradja, Widya Saputra, Yosi Mokalu.

Agenda acara berikutnya adalah Exhibition. Kegiatan ini merupakan sebuah pameran karya dan dokumentasi musik Indonesia yang menampilkan transformasi industri dari masa ke masa. Kegiatan ini melibatkan partisipan seperti Lokananta, Musicapture oleh Firdaus Fadlil, Musigraphic Dawai Dewa Budjana, Jay Subyakto Video Music Indonesia, serta SAE. Para peserta dapat menikmati koleksi arsip, instalasi visual, hingga karya eksperimental.

Agenda lainnya ada Workshop : Videoclip & Music Photography, ini adalah sesi praktis yang menghadirkan para profesional untuk berbagi teknik, pengalaman, dan praktik terbaik dalam pembuatan video musik serta fotografi musik.

Dua agenda lainnya adalah digelarnya Special Show yang menampilkan Efek Rumah Kaca : 10 Tahun Album Sinestesia dimana showcase ini merupakan perayaan satu dekade album ikonik Sinestesia dalam format panggung intim dan reflektif. Sementara itu agenda acara terakhir adalah Music Store, area ritel yang menghadirkan rilisan fisik dan merchandise eksklusif dari musisi dan brand kreatif.

Seluruh tokoh yang tergabung dalam team kreatif IMUST berharap Indonesia Music Summit 2025 bisa menjadi motor penggerak kolaborasi antarpelaku industri musik, memperkuat jejaring, serta melahirkan gagasan-gagasan baru untuk membangun ekosistem musik Indonesia yang lebih sehat, berkelanjutan, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Sashana percaya bahwa musik adalah ruang budaya yang selalu hidup dan melalui diskusi yang empatik serta kolaborasi yang setara, Indonesia dapat menghadirkan ekosistem musik yang lebih progresif untuk masa depan.

Continue Reading

iLive

Tur ke Eropa, ‘Prison Of Blues’ setia mempromokan hantu lokal

Published

on

By

iMusic.idPrison Of Blues sukses menyelesaikan total 50 Gigs Tour selama 3 bulan di Indonesia dan Eropa. “Untuk Tour Eropa ini kami adalah kali ke 5 memenuhi undangan salah satu festival Psychobilly terbesar dunia, yang diadakan di Oberhausen-Jerman, dan kali ini kami juga mengajak kolaborator untuk vokal yaitu Dellu Uyee”, kata Bayu Randu gitaris dan juga produser dari Prison Of Blues.

Band Psychobilly Punk ini menyambangi 6 Negara Eropa sekaligus, yaitu German, Ceko, Belgia, Hungaria, Austria, dan Belanda, serta beberapa kota di indonesia dengan total 50 gigs, dan ini tentunya menjadi pencapaian tersendiri dari band dengan genre minoritas ini.

Prison Of Blues adalah band beraliran Psychobilly yang lahir di kota tembakau Temanggung pada 2007, Kali ini Prison Of Blues lebih fresh dengan masuknya Endy Barock pada drum, Topan Murdox pada gitar 2, Dhana pada Contra Bass, 2 personil lama yaitu Bowo pada Vocal & gitar, serta Bayu Randu pada gitar 1 yang juga merangkap sebagai produser.

Hingga saat ini sudah mempunyai 11 album kompilasi yang release di Eropa dan Amerika, dan 4 album solo Prison Of Blues. “Kan saya baru pertama ikut di tour eropa bareng POB, jujur kaget banget, band ini disini besar dan sangat banyak penggemarnya, sampai ada yang bela belain dari California, Spanyol, Italia datang buat nonton POB”, cerita Dellu Uyee.

“Tour 50 titik Indonesia-Eropa ini juga sebagai promo album ke 4 kami, dan seperti biasa kami membawa misi promosi untuk Indonesia, selain bawa atribusi kain Indonesia kami juga secara khusus mempromosikan hantu-hantu Indonesia, seperti Pocong, Kuntilanak, Santet, dll”, ujar Bowo sang vokalis dan founder band ini.

Band ini melakukan tour Eropa mulai tanggal 3-31 Oktober, titik terakhir sukses memukau fans Prison Of Blues di Festival “Psychobilly Earthquake 2025”. Sebelumnya Prison Of Blues sudah langganan memenuhi undangan festival Psychobilly, pada tahun 2016 Bedlam Breakout Festival di Inggris, 2017 Psychobilly Meeting Festival  di Spanyol, 2018 tour 7 negara Eropa, 2024 kembali bermain di Psychobilly Meeting Festival  di Spanyol, dan 2025 Pyschobilly Earthquake di German.

“Ada hal yang unik dan selalu membuat kami selalu ingin kembali ke festival ini di Eropa, yaitu fanbase kami yang di Eropa, ini unik karena kami sendiri di Indonesia masih kurang diminati, mungkin karena genrenya ga ada yang memainkan di Indonesia sekarang. Lucunya banyak yang mengira kami di Indonesia adalah band besar, setelah kami ceritakan tentang tidak adanya scene Psychobilly di Indonesia baru mereka kaget, haha” tambah Endy Barock, sang drummer.

Prison Of Blues juga memberikan gambaran tentang bagaimana sistem royalti di Eropa berjalan, “tiap titik disini, sebelum main kami harus isi form dari Gema, CMO atau LMK nya Eropa, isi detail lagu yang akan dibawakan lengkap dengan pencipta lagunya, sangat tertib, bahkan kami bawakan lagu artis besar seperti Motorhead atau Queen pun tidak perlu repot dan takut ijin ijin” cerita Dhana dan Topan.

Tour ini disupport oleh kementerian kebudayaan dan juga beberapa sponsor swasta.

Continue Reading

iLive

Bintang Radio Indonesia 2025 tampilkan 3 format putaran

Published

on

iMusic.id – Ajang kompetisi menyanyi nasional tertua di Indonesia, Bintang Radio Indonesia, kembali digelar tahun ini dengan format yang lebih segar dan dinamis. Setelah sukses diselenggarakan di Surabaya tahun lalu, Bintang Radio Indonesia 2025 kini hadir di Jakarta dengan rangkaian pertunjukan spektakuler yang akan berlangsung pada 4, 5, dan 6 November 2025, dan ditutup dengan Result Show pada 8 November 2025.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1951, Bintang Radio Indonesia telah menjadi wadah lahirnya para penyanyi legendaris tanah air seperti Titiek Puspa, Bing Slamet, dan Vina Panduwinata. Di era modern, ajang ini terus melahirkan bintang-bintang baru seperti Josh Florentino, Maria Pudesa, dan Shabrina Leanor, yang membuktikan bahwa semangat Bintang Radio tetap relevan lintas generasi.

Tahun ini, Bintang Radio Indonesia hadir dengan format tiga putaran penampilan, di mana para finalis akan menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam tiga genre musik: pop, rock, dan lagu daerah. Tak hanya menonjolkan vokal, para peserta juga akan dinilai dari karakter, penghayatan, dan kemampuan beradaptasi dalam berbagai gaya musik.

Menariknya, tahun ini Bintang Radio juga memperkenalkan sistem voting, yang memungkinkan publik ikut menentukan siapa yang akan menjadi bintang baru Indonesia.

Rangkaian Grand Final akan diakhiri dengan penampilan spesial dari Maliq & D’Essentials pada malam puncak tanggal 6 November 2025, serta Result Show spektakuler pada 8 November 2025 yang akan menampilkan Shabrina Leanor, salah satu bintang muda hasil ajang ini, dalam pertunjukan istimewa.

Melalui format dan konsep baru ini, Bintang Radio Indonesia 2025 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga perayaan keberagaman musik Indonesia dan bukti bahwa semangat Bintang Radio terus menyala, dari generasi ke generasi.

Tentang Bintang Radio Indonesia

Diselenggarakan pertama kali pada tahun 1951 oleh RRI (Radio Republik Indonesia), Bintang Radio Indonesia merupakan kompetisi menyanyi nasional tertua di tanah air. Selama lebih dari tujuh dekade, ajang ini telah menjadi batu loncatan bagi banyak penyanyi yang kini menjadi ikon musik Indonesia. Dengan semangat inovasi dan regenerasi, Bintang Radio terus beradaptasi mengikuti perkembangan zaman, menggabungkan tradisi, kreativitas, dan teknologi untuk mencari talenta terbaik bangsa.

Continue Reading