iMusic
– Gitaris tanah air, John Paul Ivan atau dikenal dengan nama JPI,
kembali meluncurkan karya terbarunya. Lagu berjudul “Last Man Standing”
menjadi karya terbarunya di tahun 2021 ini. Lagu “Last Man Standing”
didedikasikan untuk mendiang bassist band Boomerang, Hubert Henry
Limahelu (HH5h) yang baru berpulang beberapa waktu lalu.
Seperti
diketahui, belum lama ini kita berduka dengan meninggalnya musisi, bassist dari
band Boomerang, Hubert Henry Limahelu di usia 53 tahun, dikarenakan pecah
pembuluh darah di saraf otak, dan membuat koma sampai 10 hari di Rumah Sakit di
Surabaya, dan tepatnya pada tanggal 24 April 2021 Henry menghembuskan
nafas terakhir dan meninggalkan kita semua untuk menghadap Sang Pencipta, “Selamat
jalan Henry, sahabatku, saudaraku.”ungkap JPI
Atas
dasar itu, John Paul Ivan yang merupakan mantan gitaris Boomerang yang keluar
dari band di tahun 2005, yang juga mantan partner/tandem Henry hampir 15 tahun
ngeband bersama, tergerak untuk merilis sebuah single untuk didedikasikan
kepada sahabatnya tersebut. Hubert Henry dan keluarga yang ditinggalkannya.
Lagu ini sebelumnya dipersiapkan JPI untuk single band RI1 di tahun 2012
bersama Roy Jeconiah (ex-vokalis Boomerang), tapi dikarenakan tidak ada respon
lebih lanjut dari sang vokalis dan juga bubar jalannya project band ini di
tahun 2018, JPI memutuskan untuk merombak lagu tersebut dengan lirik yang baru
dan akan didedikasikan untuk almarhum Hubert Henry.
Di
lagu ini, JPI mengajak Andi Babas, yang juga mantan vokalis Boomerang
era tahun 2014-2020. Selain itu dalam penggarapannya, juga dibantu beberapa
musisi yang ikut berpartisipasi dalam rekaman lagu tersebut. Ada Fajar
Satritama (drummer band Edane / God Bless), Lie Andi
di bass, dan Windy Saraswati (vokalis Take Over) di harmony
vocal. Lagu yang kental dengan nuansa musik rock ini menjadi penyemangat
untuk setiap orang yang mendengarnya dan menimbulkan rasa optimis dalam
menghadapi semua masalah.
Dalam
keterangannya, JPI mengungkapkan tentang karya terbarunya, “Saya mencoba untuk
menggambarkan akan situasi kondisi Henry dimana pada saat dia berusaha atau
memperjuangkan sesuatu yang hendak dia lakukan, tapi akhirnya tidak
tersampaikan, karena ajal sudah lebih dulu menjemputnya, tapi spirit
semangatnya tak akan pernah pudar dan akan selalu digaungkan melalui
karya-karya yang sudah pernah ada.”
Lagu
ini juga dipersembahkan untuk para fans dan pecinta karya band Boomerang dimana
saja. Dan rencananya single lagu “Last Man Standing” akan dirilis digital
distribusinya oleh label Boleh Music. Nantinya hasil income dari royalty
streaming dan YouTube single Last Man Standing, akan dibagikan ke
keluarga/istri Henry, Louretta.
Single
ini dirilis pada tanggal 10 Mei 2021, dimana bulan Mei ini merupakan hari jadi
Boomerang yang ke 27 tahun, tepatnya di tanggal 8 Mei, dan Henry adalah personel terakhir satu
satunya di band Boomerang setelah ditinggal oleh personel lainnya di 2020. ‘Henry
is The Last Man Standing’.
Semoga
lagu “Last Man Standing” dari John Paul Ivan bisa diterima oleh media-media dan
pendengar musik di seluruh Indonesia. (FE)
iMusic – Memasuki usia 20 tahun perjalanan bermusik, Geisha Usung Warna Baru dan berhasil membuktikan diri sebagai band yang semakin matang. Terbentuk sejak tahun 2003 lalu, hingga saat ini para personel tersebut masih tetap produktif berkarya.
Salah satunya dengan mengaransemen ulang lagu terdahulu mereka dari album ‘Meraih Bintang’ (2011) yang berjudul ‘Cinta dan Benci’.
Band yang digawangi oleh Regina (vokal), Nard (Bass), Roby (Gitar) dan Dhan (keyboard, synthesizer) merilis ulang lagu “Cinta dan Benci” dengan penambahan beberapa elemen dengan format masa kini sehingga terdengar lebih fresh.
Selain nuansa yang lebih segar, lagu ‘Cinta dan Benci’ yang pada zamannya menjadi soundtrack patah hati sejuta umat ini menampilkan karakter suara sang vokalis Regina yang memiliki ciri khas tersendiri. Mengusung Aliran City Pop, Geisha seolah ingin memberikan pengalaman berbeda untuk para pecinta musik tanah air diluar sana.
“Besar harapanku agar lagu ‘Cinta dan Benci’ versi ini bisa merambah banyak para pendengar baru. Aku juga berharap agar MyGeisha bisa kembali mengenang karya-karya Geisha yang terdahulu dengan rasa yang sentuhan yang baru.” tutup Regina.
Cinta dan Benci dari Geisha sudah bisa disaksikan di channel YouTube dan Vidio Musica Studio’s. Untuk lagunya sudah bisa didengarkan di seluruh platform musik digital yaitu Spotify, Apple Music, Langit Musik, YouTube Music, Noice, Resso dan Trebel. (FE)
iMusic – Jinan Laetitia musisi pop dengan gaya eksentrik asal Bogor merilis lagu terbarunya yang berjudul ‘20Something’. ” Berbagi Keresahannya Bertumbuh Dewasa, Lagu ini mengambil inspirasi dari dirinya yang mulai memasuki umur 20 atau young adults.
“’20something’ adalah lagu dimana aku ngebayangin obstacles yang mungkin akan aku temukan in my 20s. Keinginan untuk merantau keluar dari hometown, tekanan untuk make something out of your life, dan dengan siapa kita akan menghabiskan sisa hidup menjadi hal-hal yang menghantui periode hidup umur 20-an.,”ujar Jinan dalam siaran pers tertulisnya, Jumat, 3 Februari 2023.
Lagu berdurasi 02:41 ini ditulis oleh Jinan dan bekerjasama dengan Osvaldorio sebagai produser. Lirik dan lagu yang ditulis terinspirasi dari apa yang sedang Jinan hadapi.
Official Visualizer ‘20something’ memperlihatkan sisi unik yang khas dari mahasiswi Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB ini. Rilis di hari yang sama di kanal youtube Jinan Laetitia, visualizer single terbarunya berupa animasi dengan gambar seperti game console jadul. Musikalitas yang ‘nyeleneh serta dikemas dengan penampilan yang juga unik, itulah yang menjadi pembeda musik Jinan di industri musik Indonesia.
“Videonya menganalogikan hidup seperti game, dimana ada aja obstacle-nya. Walaupun banyak quest dan challenge yang kadang gak jelas, tetap kita jalani dengan mindset yang seru,”kata Jinan.
Menurut Jinan lagu ini cocok didengerkan untuk mereka yang juga sedang mengalami hal serupa yaitu bingung dengan hidupnya dan masa depannya saat ini. Ia juga berharap lagu ini bisa diterima dengan baik oleh pendengarnya dan juga dapat menjadi teman dalam perjalanan menjadi “orang dewasa”.
Di tanggal 30 Januari 2023 Jinan membawakan langsung lagu ‘20something’ di depan fansnya yang hadir di acara ‘Intimate Live Performance & New Single Hearing Session’. Acara ini diadakan di Morgy Coffee, Bandung dan dihadiri sekitar 100 orang. Tahun lalu Jinan juga menggelar ‘One’, showcase perdananya di Jakarta. Bertempat di Dia.Lo.Gue Artspace Jakarta, Jinan membawakan 14 lagu lagu di showcase tersebut.
Sebagai informasi tambahan, di tahun 2022 Jinan merilis album perdananya yang diberi nama ‘One’ dimana ia menulis 9 dari 10 lagu. ‘Timeless’ menjadi satu-satunya lagu yang ia ciptakan bersama dengan Pamungkas. Sementara produser dari lagu-lagu album ini digarap oleh Jinan bersama ‘Osvaldorio.
Tahun 2022 juga menjadi tahun kebanggaan untuk Jinan. Sebab, ia mendapatkan penghargaan AMI Awards untuk kategori Artis Solo Pria/Wanita R&B Kontemporer Terbaik untuk single terbarunya yang berjudul “Vanilla”. Sementara single kolaborasinya dengan Pamungkas ‘Timeless’ masuk ke dalam nominasi untuk kategori Duo/Grup/Kolaborasi R&B Kontemporer Terbaik. (FE)
iMusic – Satu lagi musisi tanah air yang siap meluncurkan karya terbarunya di tahun 2023 ini. LAALSKI atau biasa dipanggil LAL, baru saja meluncurkan single terbarunya berjudul “Going Underground” pada 30 Januari 2023.
Di lagu “Going Underground” ini, LAALSKI mengusung genre Trance Pop Rock dengan sentuhan kord ‘dark minor’ dan melody deep yang menjadi karakter dari musik LAALSKI. Lagu “Going Underground” menceritakan tentang seorang kekasih yang menunggu pasangannya yang ternyata sudah tidak ada lagi di dunia nyata. LAALSKI sendiri saat ini sedang mencoba konsen untuk menjadi seorang DJ remix di tengah kesibukannya belajar.
Melihat kilas balik ke belakang, sejak kecil LAL yang di besarkan dan lahir dari keluarga pemusik dimana Ayah dan Ibunya juga menggemar dan sering kali mendengarkan musik-musik dari band dan musisi legendaris seperti The Beatles, Queen, Deep Purple dan masih banyak lagi. Hal tersebut berpenaruh ke LAL kecil sehingga ia kemudian memutuskan untuk bermain sebagai pemain drum untuk keluarganya begitu pula ketika ia main untuk menghibur diri.
Bermula di tahun 2000, LAL datang ke Jakarta untuk memulai mengais mimpi mimpinya sebagai seorang musisi dengan bermodalkan skill dan pengetahuannya tentang bermain piano secara otodidak. Ia lantas mengikuti les musik di bilangan Gatot Subroto, Jakarta untuk mengambil kelas piano classic.
Dari situ kemudian LAL mulai menekuni kelas barunya sebagai murid piano classic dan memulai karir di tahun 2000. Selain menjalani kelas piano classic, LAL juga mengambil peran sebagai musisi malam club jazz di Jakarta dan mulai mengembangkan permainan Jazz sebagai session player dan sangat terisnpirasi dari musisi dan komposer Jazz Chick Corea.
Setahun kemudian atau tepatnya di tahun 2001, LAL mulai tertarik dengan musik elektronik dan mencoba membuat sebuah band bergenre electronic rock yang berangotakan dua personil yang diberi nama SIN MERAH. Sayangnya dikarenakan kesibukan kedua personilnya, perjalanan SIN MERAH hanya sampai di dapur rekaman saja di tahun itu dimana mereka merekam karya dengan menggunakan Roland VS 1680 analog bertempat di ARCHI studio bilangan Cut Meutia, Jakarta. LAL kemudian mulai membentuk sebuah band yang memainkan musik hip metal dan new wave dan menjalani rutinitas menjadi musisi malam dimana ia bermain dari klub ke klub. Suatu hari, LAL menerima telpon dari seorang manager untuk bergabung di tur Indonesia Timur bersama artis pop rock Indonesia sebagai session player piano, synthesizer dan sequencer all son dengan masih menggunakan teknologi floppy disc yang belum secanggih sekarang.
Pada tahun 2006, LAL mulai memainkan multi instrumen sehingga di tahun itu LAL mulai mempelajari semua genre musik. Sementara di sela-sela aktifitas rutinnya, ia mulai tertarik ingin memproduksi lagunya sendiri dengan menyiapkan sound dan banyak mendengarkan musik musik baru dari Inggris,Denmark dan juga band-ban asal Amerika.
LAL juga selalu belajar dan berexperiment dengan laptop. LAL kemudian membentuk band bernama Emilie yang bergenre pop rock dengan 4 orang personil dan mempunyai 5 lagu. Tetapi lagi-lagi karena kesibukan para personilnya, band ini tidak berlanjut.
Awal tahun 2014 tepatnya 1 Januari 2014, LAALSKI mulai terbentuk dengan awalnya 3 personil dan mulai memainkan lagu karya sendiri. LAL kemudian memutuskan untuk lebih mengurangi jadwal sebagai session player artis panggung namun tetap mengambil kerjaan untuk rekaman serta fokus untuk memproduksi lagu sendiri yang telah menghasilkan 10 lagu.
Pada 2016, LAALSKI sign contract joint venture dengan PT Warner Music Indonesia yang berakhir pada tahun 2018. Pada 2018 juga LAALSKI memutuskan untuk menjadi konsep sendiri dengan dibantu additional player ketika tampil live.
Pada tahun 2020 tepatnya pada 20 April 2022 ketika pandemi berkecamuk di seluruh dunia, LAALSKI merilis single berjudul “S.O.P (Save Our Planet)” diikuti dengan single “Never Give Up” pada 20 Mei 2020. Dalam bermusik, LAALSKI terinfluence oleh sejumlah nama-nama musisi diantaranya Radiohead, Muse, The Strokes, Queen, Carpark North, Owl City, Linkin Park, Armin Vaan Buuren, DJ Tiesto, Skrillex, Diplo, Seven Lion dan Justice. (FE)