iMusic – Sukses dengan lagu “Lebih dari Egoku” yang
berhasil mendapatkan 14 juta penonton di Youtube dalam 5 bulan, 21 juta
pendengar di Spotify, dan lagu ini juga sempat viral karena kolaborasi Mawar
dengan Rizky Febian yang menarik perhatian banyak orang.
Dan dari berbagai macam tangga lagu musik digital, online,
maupun radio, lagu “Lebih dari Egoku” berhasil menempati posisi 5
besar dalam kurun waktu yang cukup lama. Dalam tangga lagu bergengsi Billboard
Indonesia, lagu ini bahkan sempat berada di posisi kedua dari periode akhir
Desember hingga akhir Januari. Posisi yang cukup tinggi, mengalahkan banyak
penyanyi seniornya.
Dari kesuksesan yang diraih melalui lagu “Lebih dari
Egoku”, Mawar de Jongh pun perlahan mulai dikenal publik tidak hanya
sebagai pemain film tapi juga penyanyi. Beberapa acara musik di televisi dan
acara off-air lainnya sudah ia terima. Dan untuk memperkaya katalog lagunya,
kini Mawar siap untuk merilis single terbarunya yang berjudul “Sedang
Sayang-Sayangnya”.
Di single ketiga nya kali ini, Mawar kembali menyajikan lagu
yang bernuansa cinta. Menceritakan tentang perasaan seseorang yang ditinggalkan
oleh kekasihnya ketika masih sayang. Sebuah kondisi perasaan yang mungkin
banyak dialami banyak orang ketika menjalani sebuah hubungan.
Sebagai A&R dari Trinity Optima Production, Simhala
Avadana merasa sangat terinspirasi untuk membuat lagu ini setelah membaca
banyaknya cerita cinta netizen dari kolom komentar yang ada di musik video
“Lebih dari Egoku”. “Memang enggak disangka kalau lagu tersebut
bisa menyentuh banyak orang. Dan enggak sedikit di antara mereka cerita kalau
pernah ditinggal saat masih sayang, atau orang-orang yang memperjuangkan
hubungan mereka lalu ditinggal gitu aja oleh pasangannya. Dari situlah kami
terbesit tema baru untuk single Mawar selanjutnya,” cerita Mhala.
Sebagai penyanyi, Mawar jelas ingin mengeksplor lebih banyak
jenis musik dan cerita yang ingin diungkapkan dalam lagunya. Dan untuk kedua
kalinya, Mawar kembali dengan single pop akustik yang cukup mellow.
“Awalnya ada kekhawatiran kalau nantinya Mawar di cap penyanyi yang
terlalu mellow apa gimana. Tapi dengan respon yang diterima dari lagu
sebelumnya, kami menyadari kalau Mawar memiliki karakter suara yang sempurna
untuk menceritakan lagu-lagu sejenis ini,” tambah Mhala.
Suaranya yang sendu ditemani oleh alunan musik akustik
mendayu membuat lagu ini pas bagi mereka yang tengah merasakan kegalauan yang
serupa. Namun, dibalik cerita tentang perasaan sedih yang ditinggalkan kekasih,
Mawar pribadi ingin memberikan pesan dalam bagi semua pendengar lagu-lagunya.
“Wajar kalau kita merasa sedih ketika ditinggalkan orang yang kita sayang.
Tapi, lewat lagu ini aku juga ingin memberikan pesan kalau sebelum kita
membagikan kasih sayang kita kepada orang lain, ada baiknya kita mencintai diri
kita sendiri terlebih dahulu,” ungkap Mawar.
Pesan tersebut bisa dilihat di akhir musik video “Sedang Sayang-Sayangnya” yang rencananya akan dirilis pada tanggal 6 Maret 2020. Musik videonya kali ini akan kembali digarap oleh Davy Linggar. Untuk konsepnya, Davy ingin memberikan cerita lanjutan dari musik video “Lebih dari Egoku”. Dengan menggunakan lokasi yang sama dan aktor yang sama (Giulio Parengkuan), musik video “Sedang Sayang-Sayangnya” ini akan memberikan cerita yang lebih mendalam dari kisah cinta mereka. (FE)
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)