Connect with us

iMusic

‘Mental Budak Jiwa Penjilat’ Album Debut Group Grindcore “Denied”

Published

on

iMusic – Krisis multi-dimensional yang tak kunjung usai melanda negeri ini secara langsung menghasilkan bibit unggul bagi pertumbuhan subur band-band pengusung musik cadas. Melalui medium seni bising inilah mereka dapat mengekspresikan kekecewaan dan kegeramannya terhadap berbagai isu-isu sosial, politik dan ekonomi secara massif-agresif.

Melihat dan merasakan sendiri hidup di scene musik bawah tanah, seolah-olah kita sedang menuai hasil panen dengan berbagai genre mulai dari punk rock, hardcore, thrash metal, death metal, black metal hingga grindcore. Tak terkecuali dengan Denied. Band grindcore pendatang baru yang dihuni oleh muka-muka lawas ini sudah menentukan sikap melalui pemilihan nama.

Denied yang secara kontekstual berarti menolak keras terhadap segala bentuk tren arus utama yang dapat mengontaminasi idealisme dan kejujuran mereka dalam bermusik. Pernyataan sikap tersebut semakin ditegaskan dalam salah satu lagu andalannya yang berdurasi singkat dan bertempo super cepat berjudul “Trendy Bangsat”.

Lagu-lagu lainnya pun seperti memuntahkan amarah dan kemuakan mereka yang terpendam seperti “Land of Massacre, Mental Budak Jiwa Penjilat, Provokasi, Politik dan Agama, Polemik Malapetaka” melalui gemuruh super sonik yang memprovokasi headbanging dan pogo secara non-stop.

Denied resmi dibentuk pada 2016 oleh duo sohib berdomisili kota Depok, yakni dramer Bondie Destiant (eks-Panic Disorder) dan gitaris Yudhistira Sidharta (eks-Maggot, TheTheMyth). Padahal awalnya mereka hanya sekadar bersenang-senang jamming lagu-lagu cover di akhir pekan karena rumah mereka berdekatan sebelum akhirnya berkembang menjadi serius dan kemudian berhasil menciptakan 4 lagu.

Dari sini mereka lantas bertemu Donni Rimata (Tengkorak, eks-Suffering) yang didaulat bermain bass. Donni adalah dramer Tengkorak periode 1998-2004 dan banting stir ke bass mulai 2015. Singkat cerita, akhirnya formasi Denied lengkap setelah vokalis Didik Wibowo a.k.a Mbah Koi(Cosmic Vortex, Peligro, eks-Genderuwo, Grafenberg) bergabung.

Sejak itu mereka semakin intensif di studio latihan menggarap materi lagu dan mulai bergerilya dengan memperbanyak jam terbang di berbagai panggung scene metal di dalam dan luar kota. Bahkan sempat menggerinda Deathober Fest di Penang, Malaysia, 6 Oktober 2018 lalu bersama band – band negeri jiran seperti Mandatory, Damokis, dll. Sebelum itu, pada awal tahun 2018, Denied telah merampungkan rekaman 13 lagu untuk album debutnya.

Berselang beberapa waktu para personel Denied sering bertemu dengan Dipa Biomantara (Noxa, Cosmic Vortex) yang memiliki visi dan misi sejalur dan berakhir dengan direkrutnya Dipa menjadi bassis baru yang membuat posisi Donni Rimata bergeser ke gitar. Tidak sedikit yang menjuluki Denied sebagai ‘grindcore all stars’ karena band ini dihuni oleh para musisi grindcore kawakan. Yang pasti bersama formasi teranyar ini Denied memiliki amunisi yang lebih berbahaya untuk menggebrak panggung-panggung musik cadas di mana saja.

Bersiaplah telinga kalian untuk dibombardir oleh album debut Denied yang berjudul “Mental Budak Jiwa Penjilat”. Dirilis oleh Blackandje Records pada 5 Agustus 2019 lalu dalam format CD. Serta bersiaplah kota-kota kalian turut dibombardir Denied dalam rangkaian promo tour album ini. Grind on! (FE)

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Weird Genius” Gaet “PB GLAS” Di Single Terbarunya ”Witch Hunt”.

Published

on

iMusic.id –  Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.

Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.

‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.

Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Emma Elliott” Kembali Dengan Single Terbarunya, “Bingkai”.

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.

Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.

“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.

“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.

Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.

Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.

“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”

Tentang Emma Elliott

Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.

Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.

Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)

Continue Reading