iMusic – Tak pernah disangka oleh Ridwan, bahwa ia akan menjadi Juara ke-4 dalam kompetisi pertamanya yang ia ikuti, Liga Dangdut Indonesia 2018 yang digelar Indosiar. Prestasi yang diraih oleh pria asal Tapanuli Tengah ini menjadi langkah awalnya meniti karir di dunia tarik suara. Ridwan pun sekarang tergabung dalam Stream Entertainment, sebagai manajemen artisnya dan 3D Entertainment sebagai label rekamannya.
Setelah mempersiapkan single perdananya dengan cukup matang, tepat pada
tanggal 22 Juni 2020, Ridwan merilis lagu berjudul “Cinta Apa Adanya”. Dalam
proses memilih pencipta lagu pun, Ridwan terlibat langsung bersama tim A&R,
“Sejak awal, kami mengajak Ridwan untuk bersama-sama memilih pencipta, dan
pilihan jatuh pada pencipta lagu asal Palembang Sumatera, Mario Prabu,” ujar
Dwi dari Tim A&R 3D Entertainment.
Ridwan merasa sangat cocok dengan pemilihan musik Mario Prabu.
“Mario Prabu mampu menciptakan musik khas
Sumatera di
dominasi genre melayu dalam lagu ini, Ridwan pun sangat puas dengan perpaduan
musiknya. Ditambah lagi, Ridwan dan Mario Prabu sama-sama musisi asal Sumatera.” Ungkap Dwi.
Tak hanya di dominasi oleh unsur melayu dan musik Sumatera, lagu ini
juga semakin terasa lengkap dengan sentuhan beat Melayu modern, juga unsur
orkestra yang menambah kesan mewah dan classy. Perpaduan musik yang luar
biasa ini diaransemen oleh arranger asal Sukabumi, Githa Berliana yang akrab
“AA Githa”.
Lagu yang bercerita tentang pembuktian ketulusan cinta ini, pernah di
alami oleh Ridwan. “Lagu ini tuh kata-katanya sederhana, tapi
ngena. Aku pun lebih bisa masuk ke lagu ini, karena pernah mengalaminya
juga. Apalagi dulu kan aku cleaning service sebelum di LIDA, jadi sering
banget dipandang sebelah mata. Lagu ini kan tentang, bahwa mencintai seseorang
tuh bukan dari hartanya atau penampilan fisiknya, tapi apakah dia bisa membuat
kamu nyaman?,” tutur Ridwan.
Secara keseluruhan, Ridwan sangat puas dengan single yang sangat
dinantikannya ini. “Akhirnya yang aku tunggu-tunggu telah tiba dan sangat
bersyukur pada Allah SWT, aku seneng banget dan semangat untuk bisa membuat
lagu ini sebagus mungkin, karena kan yang diimpikan oleh seorang penyanyi itu
punya karya, jadi aku nggak akan sia-siakan kesempatan ini,” papar Ridwan.
Proses rekaman yang dijalani Ridwan pun tak memiliki kendala yang berarti, sepertinya sekali dengar Ridwan langsung klik. Begitu pula harapan Ridwan untuk para pendengar musik Indonesia, khususnya dangdut. Semoga lagu ini mampu mewakili perasaan mereka yang ketulusan cintanya pernah dipandang sebelah mata dan lagu ini dapat menjadi ungkapan hati mereka. (FE)
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)