Connect with us

iMusic

Pop Asik Ala ‘SINJO’ Di Single “Dirimu Di Ragaku”

Published

on

iMusic – Group band yang dimotori oleh 3 sahabat, Dodo (vokal), Ciko (bass) dan Yugo (gitar), dari waktu ke waktu semakin menunjukan keseriusan mereka dalam bermusik. Perjalanan panjang selama sebelas tahun terakhir ini membuat SINJO semakin mantap dalam menjajaki industri musik tanah air. Kiprah tersebut dapat dilihat dengan dilepasnya single terbaru mereka bertajuk “DIRIMU DI RAGAKU”.

Tidak ada usaha yang mudah, begitupun ketiganya dalam membangun SINJO. Jatuh bangun, bahkan sampai hampir putus asa pun pernah mereka jalani. Sampai akhirnya kerja keras mereka membuahkan nasib baik dengan bergabungnya mereka dibawah payung labelPop Musik, yang merupakan sub label dari Aquarius Musikindo.

Sebagai langkah awal, sebuah single berjudul “Sedang Sekangen-Kangennya” atau yang disingkat S.S.K pun dilepas kepasar musik tanah air. Single tersebut akhirnya menjadi penanda bagi SINJO dalam melarung kiprah mereka di industri musik tanah air.

Malang melintang selama 11 tahun di dunia musik, menjadikan mereka semakin terasah. Semua tergambar jelas pada single kedua kali ini. Masih mengandalkan lirik yang lugas dan mudah dicerna, “DIRIMU DI RAGAKU” menyajikan tema yang berbeda dengan lagu sebelumnya.

Pada S.S.K nuansa pop terasa lebih kental namun kini pada “Dirimu Di Ragaku” cengkok Melayu terdengar lebih dominan. Namun, ketiga personilnya kompak  menyebutnya dengan Pop Asyik ala SINJO.“Kami sering membawakan lagu dengan tema rock, namun untuk kali ini benar benar menjadi tantangan baru untuk kami. Proses rekamannya pun cukup unik. Dodo benar-benar dibikin drop sampai sakit, supaya dapat kesan sengaunya efek flu gitu.Baru deh take vocal, ternyata tujuannya  agar dapat nuansa sedihnya,” ujar Ciko.

Dari awal tantangan yang mereka sadar hadapibetapa  tidak mudahnya membawakan lagu dengan nuansa  Melayu ini, terutama bagi Dodo. Dirinya bahkan  sempat mempelajari berbagai cengkok Melayu dari beberapa daerah di tanah air. “Cukup sulit awalnya, saya sampai belajar apa itu cengkok Melayu Sumatera, Minang, Medan. Ternyata memang cukup sulit.Jangan pernah meremehkan sebuah lagu terutama yang bercengkok Melayu,” ungkap Dodo.

Hal ini pun dibenarkan oleh Yugo sang gitaris, iapun merasa bangga dengan pencapaian saat ini dan berhasil menghadirkan  single kedua ini. “Saya bangga banget dengan lagu ini, karena kita bikin gak pernah se-Melayu ini. Cari soulnya sulit banget,” ujar Yugo menambahkan.

Lagu ini semakin kuat musikalitasnya karena dibelakangnya ada nama-nama besar seperti Andi Bayou dari sisi arransemen  dan Indra Qadarsih yang banyak memegang peran dari sisi mastering lagu ini.Menariknya, sekilas lagu “DIRIMU DI RAGAKU” bagaikan sebuah ungkapan cinta kepada seorang kekasih. Namun jika disimak lebih dalam, ternyata lagu ini bercerita tentang cinta seorang ibu kepada anaknya yang kekal dan tak pernah mati. “Tema lagu ini universal, namun kali ini kami ingin menceritakan tentang kasih seorang ibu yang tak pernah padam kepada anaknya. Seorang ibu yang tak akan pernah berpaling walau senakal apapun anaknya. Hanya  seorang ibulah yang dapat menerimanya kembali,” ungkap Yugo.

Sebuah nilai tambah pada lagu ini, ternyata liriknya diciptakan oleh Ibu dari Dodo, vokalis SINJO. “Dalam menciptakan lagu biasanya kami selalu meminta pendapat dari orang-orang di sekeliling kami, curhatan  fans, cerita mereka. Salah satunya saya inta ke Ibu, dan jadilah lirik ini,” kata Dodo.

Single terbaru ini, SINJO persembahkan bagi para ibu di seluruh Indonesia  yang selalu memberikan support kepada anak-anaknya tanpa henti. Harus diakui jika sosok Ibu adalah yang paling berjasa dalam karir SINJO selama ini. “Pesan kami, jangan menyepelekan kasih sayang seorang ibu. Sebandel-bandelnya seorang anak, ibu tak pernah menolak anaknya. Cinta yang kekal dan abadi itu hanya cinta seorang ibu,”ujar ketiganya kompak.“Lagu ini kami persembahkan special untuk ibu, bahkan video klipnya dibuat konsep tentang pengorbanan seorang ibu untuk anaknya bisa berhasil. Special banget pokoknya. Tanpa ibu kita gak bisa jadi apa-apa,” ucap Dodo.

Single “Dirimu Di Ragaku” juga sudah bisa dinikmati disemua digital musik platform seperti Apple Music, Spotify, Joox, Deezer,  Langit Musik & Smart Music. (FE)

iMusic

“Navicula” dan “Endah N Rhesa” Rilis Single “Segara Gunung” di New York.

Published

on

iMusic.id – Dalam rangka menyambut Hari Bumi, duo folk Endah n Rhesa bersama dengan band rock Navicula, berkolaborasi dan meluncurkan lagu baru berjudul  ‘Segara Gunung’. 

Dengan memasukkan elemen suara-suara alam khas Nusantara, seperti hutan hujan tropis dan samudra, lagu ini mewakili Indonesia di inisiatif musik global, ‘Sounds Right’. Musisi internasional yang terlibat di inisiatif global ini antara lain adalah Ellie Goulding, AURORA, David Bowie x Brian Eno, UMI x V dari BTS, MØ, London Grammar, dan masih banyak lagi.

Inisiatif musik global ‘Sounds Right’ menjadikan Alam sebagai musisi resmi dengan profil yang dibuat dan terverifikasi di Spotify dengan nama ‘NATURE’. Dengan mendengarkan lagu-lagu dari ‘NATURE’, para pecinta musik akan turut membantu menggalang dana untuk konservasi alam dan rehabilitasi ekosistem.

Inisiatif ini diluncurkan di New York, Amerika Serikat oleh The Museum for the United Nations – UN Live menjelang Hari Bumi yang bertujuan untuk mendorong percakapan global tentang pentingnya peran alam dan mendukung jutaan pecinta musik untuk ambil tindakan nyata dalam melindungi planet kita. Selain Indonesia, berbagai musisi dari berbagai negara juga terlibat di gerakan global ini, seperti Kolombia, Norwegia, Venezuela, Kenya, Denmark, Inggris, Amerika Serikat, dan India.

Sederet artis internasional yang tergabung dalam ‘Sounds Right’, termasuk Navicula dan Endah N Rhesa, merilis lagu baru dengan menampilkan suara Alam dan menyebutnya sebagai musisi kolaborator di lagu tersebut – ‘Feat. NATURE’. Selain lagu kolaborasi dengan musisi, para pendengar juga dapat menikmati suara Alam. Sebagian besar royalti dari lagu-lagu dan suara oleh ‘Feat. NATURE’ nantinya akan dialokasikan untuk inisiatif konservasi lingkungan..

“Inisiatif ‘Sounds Right’ sangat penting bagi Indonesia. Negara kita adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan area hutan hujan terbesar ketiga di dunia, dan salah satu ekosistem yang paling beragam secara biologis di bumi. Namun, deforestasi, perubahan iklim, dan polusi merusak alam dan membawa kepunahan bagi banyak makhluk hidup,” ujar Gede Robi, vokalis dari Navicula.

Navicula dan Endah N Rhesa menampilkan suara hutan hujan tropis dan laut Indonesia di lagu ‘Segara Gunung’. Lagu ini sarat akan makna budaya dan lingkungan, terinspirasi dari sebuah mantra dan kidung klasik Bali yang dinyanyikan untuk pemujaan dan perayaan saat alam subur dan melimpah, lewat hubungan harmonis yang setara dan seimbang antara manusia,  alam,  dan Sang Pencipta. Bahwa alam bukan hanya latar belakang dari aktivitas manusia, tetapi entitas hidup yang perlu dihormati dan dilindungi.

“Segara Gunung adalah penjelajahan puisi dan musik tentang interaksi dinamis antara energi maskulin dan feminin yang diwakili oleh gunung dan laut. Lirik lagu ini adalah kisah cinta antara keduanya dan merupakan metafora penciptaan kehidupan dan pentingnya keseimbangan alam,” jelas Endah.

Tujuan dari inisiatif ‘Sounds Right’ adalah untuk mendorong percakapan global tentang bagaimana kita menilai alam dan mendorong pecinta musik untuk mengambil tindakan nyata dalam melestarikan alam dan mengadopsi berbagai perilaku berkelanjutan. Inisiatif ini ditargetkan akan menjadi sebuah gerakan yang lebih besar dan berdampak, menghasilkan lebih dari US$ 40 juta untuk konservasi alam dan melibatkan lebih dari 600 juta pendengar individu dalam empat tahun pertamanya.

Navicula dan Endah N Rhesa dapat berpartisipasi dalam inisiatif ini melalui gerakan global Music Declares Emergency (MDE) yang menyatukan musisi dan pecinta musik dalam merespon krisis iklim dengan slogan ‘No Music on a Dead Planet’. Indonesia adalah negara pertama di Asia yang tergabung dengan MDE global, di bawah naungan Indonesian Climate Communications Arts & Music Lab (IKLIM). IKLIM memproduksi musik, seni, dan konten lainnya untuk mendidik, menginspirasi, dan memobilisasi individu dan komunitas untuk mengambil tindakan iklim.

“Masalah lingkungan dan krisis iklim disebabkan oleh ketidakseimbangan antara apa yang kita ambil dari alam dan apa yang kita berikan kembali kepada alam. Music Declares Emergency Indonesia diluncurkan pada Hari Bumi tahun lalu (22 April 2023). Setahun kemudian, Hari Bumi tahun ini, kami bangga menjadi bagian dari ‘Sounds Right’ yang secara resmi mengakui alam sebagai seorang seniman yang memiliki haknya sendiri”, ujar Robi.

Navicula

Navicula, band rock yang didirikan di Bali tahun 1996, konsisten menyuarakan isu sosial dan lingkungan. Banyak lagu mereka menjadi theme song bagi gerakan aktivisme di Indonesia, seperti lagu ‘Busur Hujan’, ‘Mafia Hukum’ tentang korupsi dan ‘Lagu Sampah’ mengenai polusi plastik, yang juga menjadi lagu soundtrack di film Pulau Plastik (Visinema Pictures 2021, rilis di Bioskop XXI dan Netflix).

Musik Navicula dipengaruhi kuat oleh alternatif rock 90-an (Soundgarden, Pearl Jam, Nirvana), tapi yang membuat musik mereka menjadi sedemikian unik adalah pekatnya pengaruh budaya Bali saat ini sebagai melting-pot dunia (tempat bercampurnya berbagai budaya, termasuk budaya klasik Bali hingga budaya modern internasional), dan kesempatan untuk berkreasi di suatu kondisi yang sangat kontras ini.

Navicula telah rilis 11 album, dengan album terakhir tahun 2022 berjudul ‘Archipelago Rebels’. Single dari album tersebut, ‘Dinasti Matahari’, menerima penghargaan Video Klip Terbaik AMI tahun 2022. Navicula sedang mengerjakan album ke-12 yang rencana rilis tahun 2024. Navicula adalah:  Gede Robi (vocals, guitar), Dadang Pranoto (guitar), Krishna Adipurba (bass), Palel Atmoko (drums). (FE)

Continue Reading

iMusic

“Skandal” Keluarkan Mini Album “Dengar”.

Published

on

By

iMusic.idSkandal, grup alternative/indie rock/power pop yang berbasis di Yogyakarta, kembali mengeluarkan rilisan terbaru mereka, kali ini dalam cakupan mini album/EP yang bertajuk Dengar pada Kamis (18/4), sebagai pengantar untuk album penuh mendatang mereka, Melodi, yang direncanakan rilis tahun ini juga.

Selain muncul secara digital, EP Dengar juga akan dirilis dalam format fisik kaset mulai tanggal 27 April, sebanyak 100 keping, melalui Disaster Records.

Mini album Dengar terdiri dari empat lagu yang nantinya juga bakal ada di album penuh mereka. Keempat trek tersebut masing-masing berjudul “Dengar”, “Mimpi”; single pertama yang sudah rilis terlebih dulu, “Sudah”, dan “Utara”; yang jadi single kedua album.

Menurut pihak band, alasan pemilihan keempat lagu yang ada di sini karena nuansanya secara keseluruhan mampu memberi sedikit gambaran soal album penuh mereka nantinya, yang merayakan dualitas dalam hidup.

“Bisa dibilang, empat lagu di EP ini vibe-nya ada yang joyful, ada yang melankolis, nunjukkin perasaan gembira, nunjukkin kalau sedang sedih, reflektif, dan sebagainya. Dualitas dalam hidup yang coba kami tuangin di sini dan kami rayakan,” kata Siddha, vokalis sekaligus penulis lirik trek “Dengar” dan “Mimpi”.

Dua lagu lainnya di EP Dengar, yaitu “Sudah” dan “Utara”, liriknya ditulis oleh gitaris Robertus Febrian Valentino yang juga berperan sebagai penyanyi utama di keduanya.

Berbicara mengenai lagu “Utara”, nomor yang jadi single kedua album yang juga ada di dalam EP ini, Robert menjelaskan kalau lagu tersebut adalah soal merayakan hidup dan keberhasilannya untuk keluar dari kesendirian.

“Terinspirasi dari pertemuanku dengan banyak orang, mulai dari teman-teman dan orang-orang baru yang akhirnya jadi temen di sebuah tempat di daerah Plemburan, di bagian utara kota Jogja yang selama setahun belakangan sering aku kunjungi.

Lagu ini bisa dibilang soal bagaimana aku ingin bahwa perasaan nyaman ketika bertemu mereka itu tidak hanya perasaan yang temporer, karena itu one of the best feelings,” paparnya. “Kalau diingat-ingat lagi, kayaknya ini adalah salah satu lagu di album yang paling cepat proses penulisan dan penggarapannya,” tambah Robert sebagai penulis utama lagunya.

Secara musik, “Utara” menunjukkan eksplorasi Skandal di spektrum indie rock dan pop rock ke style yang lebih bright, melodic, serta jangly, tanpa meninggalkan hook yang sudah jadi ciri khas musik mereka.

Di sisi lain, dua lagu seperti “Dengar” dan “Sudah”; sebuah ballad yang kental pengaruh musik ‘90s slowcore dan dibawakan hanya dengan gitar kopong, mampu menunjukan sisi sentimentil grup dengan style yang terasa sedikit lebih “gelap”. EP Dengar dari Skandal sudah bisa didengarkan mulai sekarang di berbagai layanan streaming musik digital

Continue Reading

iMusic

“Sekar Astiari” Kembali Lagi Dengan Single Keempat Yang Berjudul “Think of Me”.

Published

on

iMusic.id – Penyanyi-penulis lagu dan produser Sekar Astiari telah merilis single keempatnya, yang berjudul “Think of Me”. Lahir dari sebuah kolaborasi antara dua belah pikiran dari maniasonic. Yakni Sekar Astiari sebagai produser lagu dan Tabitha Atmodjo sebagai penulis lagu, “Think of Me” menceritakan tentang berhubungan dengan seseorang dan mencapai titik tertentu dimana segala sesuatunya berubah.

Saat kamu menjalin hubungan dengan seseorang untuk jangka waktu yang lama, segalanya bisa menjadi panas di dalam diri keduanya. Argumen bisa berubah menjadi pertengkaran, bisa juga berubah menjadi silent treatment. Meninggalkan salah satu dari mereka (atau keduanya) merasa disalahkan maupun dirugikan. Namun, jika mereka benar-benar percaya satu sama lain, mereka akan mencoba mencari tahu akar masalahnya dan baikan.

Tapi, sebelum itu terjadi, biasanya harga diri menghalangi, dan itulah inti dari lagu ini. Rasa frustasi karena marah/marah kepada pasangan kamu, tetapi pada akhirnya, kamu tetap ingin mereka memikirkan kamu ketika mereka menutup mata.

“You have your own ways of making me feel so less. You think of yourself too much. See? I’ll never be enough. I try so hard to be the person that you need. But, the way that you treat me is why I cry myself to sleep.” – Think of Me oleh SekarAstiari Penggalan favorit dari sang penulis lagu dan produser adalah bagian bait kedua.

Disini lirik tersebut membicarakan “the struggle of not being good enough” dan ia merasakan bahwa banyak orang bisa relate dengan situasi tersebut dalam hubungan yang berbeda-beda. Penggalan lirik ini juga menceritakan sisi perspektif dari ekspektasi dari kelebihan atau kekurangan orang.

Sebagian besar sound yang digunakan oleh Sekar adalah synths, upbeat drums serta solo gitar di bagian akhir. Ciri khas dari Sekar pada musiknya adalah menggunakan adalah penggunaan drums yang upbeat dan sample suara yang bervariasi beserta vocal chops.

Secara aransemen, Sekar ingin membuat buildup pada setiap bagian dengan menambahkan instrumen/suara yang baru untuk menyampaikan pesan tentang perjalanan mengejar cinta, ini termasuk solo gitar dimana bagian tersebut menjadi puncak pada penghujung lagu yang bisa seakan-akan terasa hilang harapan namun masih mencoba untuk mengejar harapan tersebut untuk hubungannya.

Jika kamu sedang berargumen dengan pasanganmu namun kamu masih pengen perhatian dari mereka, mungkin lagu ini cocok untuk kamu. Official Lyric Video-nya di rilis di tanggal 29th April 2024 di akun Youtube maniasonic.

Sekar Astiari adalah seorang produser dan penulis lagu dari Jakarta, Indonesia. Bermain drum sejak kelas 4 SD, dia bukan hanya seorang beat-maker, tetapi juga seorang produser dan penulis lagu yang luar biasa. Ia berhasil mendapatkan sarjana audio di Melbourne, Australia, dengan harapan untuk mengejar karir musiknya.

Namun, sejak pandemik terjadi, ia harus kembali ke negara asalnya dan sekarang memproduksi lagu mengeksplorasi berbagai macam genre bersama dengan maniasonic..Masuki dunia synthesizer yang memukau dan pop yang digerakkan oleh elektronik, di mana vokal halus menjadi pusat perhatian. Sekar memiliki misi untuk menunjukkan kehebatan kreatifnya dan mendefinisikan kembali dunia musik! (FE)

Continue Reading