Connect with us

iMusic

RANNA PHASUPATY rilis single pertamanya yang berjudul “Senja Tanpa Jingga”.

Published

on

iMusic – Berbekal single “Senja Tanpa Jingga”, RANNA PHASUPATY siap menjadi Musisi pendatang baru yang siap masuk dalam jajaran musisi berbakat Indonesia, Pria asal Yogyakarta ini memiliki nama asli Tofan Phasupatyrana.

Kota Yogyakarta memang tak pernah berhenti melahirkan musisi-musisi penuh potensi. Banyak musisi berbakat dan terkenal tanah air berasal dari kota bersejarah ini.

Hijrah dari Yogyakarta ke Ibukota dan pernah menjadi salah satu kontestan ajang pencarian bakat The Voice Indonesia yang diselenggarakan di stasiun televisi Indosiar pada tahun 2013. Meskipun tidak menjadi juara, tetapi pria yang akrab di sapa Ranna ini terus melanjutkan mimpinya.

Ranna sempat menjadi guru vokal di Yovie Music School Yogya dan pernah bekerja sebagai Music Engineer, ia pernah terlibat dalam produksi musik beberapa penyanyi antara lain Duo Serigala, Italiani, dan Ayuenstar (Finalis Indonesian Idol 2018).

Kini Ranna memutuskan untuk memulai lembaran baru perjalanan karirnya sebagai penyanyi dengan merilis single pertamanya yang berjudul “Senja Tanpa Jingga”, sebuah lagu lama yang pernah ditulis Ranna berdasarkan kisah pribadinya.

“Lagu ini bercerita tentang sepasang kekasih yang akhirnya sepakat berpisah. Diambil dari kisah percintaan saya. Dulu panggilan sayang dia itu Jingga, sedangkan dia panggil saya Senja. Singkatnya, Jingga minta berpisah karena ada lelaki lain yang membuat dia bahagia”, ungkap Ranna.

Meski menceritakan tentang kegagalan, lagu ringan ber-genre Pop Folk ini menyampaikan sebuah pesan yang kuat bahwa cinta terkadang tidak melulu harus memiliki.

“Karena pada akhirnya, kebahagiaan akan menemukan jalannya sendiri meskipun berat untuk melepaskan”, tambah Ranna.

Meski sudah menulis banyak lagu sendiri, dalam pembuatan lagu ini, Ranna dibantu oleh Alnando Merdeka dan Dansky Heyho yang turut andil dalam penulisan lirik serta aransemen musik. Ranna menjalani proses workshop selama 3 hari di sebuah villa di Jogya. Ada 3 lagu yang tercipta saat itu dan lagu ‘Senja Tanpa Jingga’ ini salah satunya.

“Kendalanya saya take vocal berkali-kali saat rekaman. Lalu saya diminta untuk bernyanyi di suasana yang paling ringan dan dengan perasaan yang lebih ikhlas. Jadi perasaan menerimanya harus ada saat menyanyikan lagu ini. Untuk musiknya kita bikin simple. Karena untuk menggambarkan sebuah penerimaan itu, rasanya cukup sederhana aja”, ucap Ranna.

“Senja Tanpa Jingga” memiliki konsep yang kuat dengan aransemen musik yang apik, didominasi oleh suara instrument gitar dan piano. Jika kita dengarkan lagu ini, dari awal kita sudah bisa menangkap kesederhanaan dan keikhlasan yang ingin ditampilkan oleh Ranna Phasupaty.

Sebuah pilihan lagu yang pas untuk didengarkan di waktu-waktu luang, karena lagu ini menghadirkan perasaan hangat dan disajikan untuk kuping-kuping yang doyan lantunan empuk, cocok buat kamu-kamu pencinta lagu-lagu senja. (FE)

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Weird Genius” Gaet “PB GLAS” Di Single Terbarunya ”Witch Hunt”.

Published

on

iMusic.id –  Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.

Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.

‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.

Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Emma Elliott” Kembali Dengan Single Terbarunya, “Bingkai”.

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.

Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.

“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.

“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.

Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.

Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.

“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”

Tentang Emma Elliott

Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.

Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.

Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)

Continue Reading