Connect with us

iMusic

“Tigaraksa-Gondangdia”, Seperti rindu, jarak dan waktu menunggu pulang”, single perdana milik “Muhsa”.

Published

on

iMusic – Syair bertema kerinduan terangkum dalam lagu yang bertajuk “Tigaraksa-Gondangdia“, single perdana milik Muhammad Arfan Sasongko (Muhsa). Berangkat dari sebuah kisah yang di alami Muhsa, yang harus bekerja jauh dari keluarga, dua tahun lebih tidak bertemu keluarga karena situasi dan keadaan yang tidak memungkinkan untuk pulang.

Kerinduan yang tak terbendung tentu pernah dirasakan oleh tiap manusia. Baik rindu seorang anak kepada orang tua, orang tua kepada anak maupun rindu kepada kekasih. terpisah oleh jarak dan waktu.

Muhsa pernah terlibat dalam grup paduan suara di Universitas Mercu Buana, menyanyikan lagu tradisional hingga musik klasik. Di masa tersebut, Muhsa terus mencoba mengenal musik lebih dalam. Tak hanya sebagai chorister, namun juga menggali potensi sebagai konduktor, hingga bekerja menjadi Pelatih Paduan suara SMA di Ibu kota.

Masa pandemi COVID-19 mengharuskan Muhsa berhenti dari pekerjaan yang di gelutinya, karena satu dan lain hal, lalu “membanting stir” Sebagai seorang karyawan suatu perusahan yang bertempat di Tigaraksa, lalu mengharuskan Muhsa untuk berpisah oleh keluarga untuk sementara waktu. Disitulah Muhsa menuliskan sebuah Lagu yang bertajuk “Tigaraksa-Gondangdia, Ungkapan Kerinduan Muhsa Kepada keluarga.

“Telah tiba waktunya. Ku menemui dia. Di Stasiun Gondangdia. Sungguh hati bergetar kuat rasanya,” demikian penggalan awal dalam lirik lagu tersebut. Meski memiliki lirik yang menggambarkan kesenduan, namun  Tigaraksa-Gondangdia dibalut dalam lantunan musik ceria.

Tigaraksa-Gondangdia lahir di masa pandemi COVID-19, menyadarkan kembali Muhsa peran penting keluarga, terlebih bagi seseorang yang harus terpisah untuk sementara waktu dari keluarga. “Sejauh apapun kamu melangkah selalu ada orang yang mendoakanmu dirumah”

Seputar Tentang Prestasi Muhsa

2nd Bali Choir Competition 2013 menjadi debut pertama Muhsa dalam kompetisi paduan suara tingkat internasional di bawah asuhan pelatih Agus Yuwono. Prestasi membanggakan terus ditorehkan di tahun-tahun berikutnya dalam kompetisi di Barcelona, Busan, Bangkok, dan Tokyo.

Tigaraksa-Gondangdia  menjadi titik awal Muhsa kembali secara serius dalam karier solonya. Lewat karya ini, Muhsa berharap agar lagunya bisa diterima oleh masyarakat Indonesia, terutama penikmat musik. (FE)

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Weird Genius” Gaet “PB GLAS” Di Single Terbarunya ”Witch Hunt”.

Published

on

iMusic.id –  Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.

Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.

‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.

Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Emma Elliott” Kembali Dengan Single Terbarunya, “Bingkai”.

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.

Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.

“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.

“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.

Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.

Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.

“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”

Tentang Emma Elliott

Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.

Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.

Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)

Continue Reading