Connect with us

iMusic

10 Kolaborasi Musik Yang Mengejutkan Publik

Published

on

iMusic – Umumnya apabila musisi melakukan kolaborasi, ia akan berkolaborasi dengan musisi yang memiliki tipe genre yang sama atau paling tidak mirip-mirip. Namun tak jarang juga kita sering menemukan kolaborasi antara musisi yang justru beda genre atau memiliki pasangan kolaborasi yang kalau dipikir lagi tidaklah seharusnya terjadi.

Well, kenyataannya lumayan banyak kolaborasi yang tak lazim tersebut di luar sana yang alhasil, sukses memberikan efek surprise hebat ketika akhirnya ditampilkan. Dan berikut adalah 10 contoh kolaborasi unik nan tak lazim tersebut.

10. Anthrax & Chuck D-Bring the Noise (1991)

“Bring the Noise” sebenarnya adalah lagu beraliran Hip-Hop milik kelompok Public Enemy yang dirilis pada tahun 1987. Lagu ini memang beraliran hip-hop yang lengkap dengan scratching sound piringan DJ.

Namun kalau kita dengar lagi secara seksama, sound lagunya yang terasa “rame” memang terdengar sangat metal. Oleh karenanya merupakan keputusan yang sangat tepat ketika di tahun 1991 grup beraliran trash metal, Anthrax memutuskan untuk men-cover lagu Flavor Flav cs ini dalam format full metal.

Agar terlihat menghormati pemilik lagu orisinilnya, band ini memutuskan mengajak personil Public Enemy, Chuck D, untuk berkolaborasi bersama. Dan hasilnya? Benar-benar merupakan “perkawinan Rap dan Metal super sempurna yang sukses mengejutkan publik kala itu.

9. Lady Gaga & Tony Bennett-Cheek to Cheek (2014)

https://www.youtube.com/watch?v=g_6tlQTzzE4

Di tahun 2014, bisa dikatakan publik sudah sangat mengetahui kalau Stefani Joanne Angelina Germanotta aka Lady Gaga, adalah sosok vokalis wanita yang mumpuni. Spesifiknya, ia adalah salah satu vokalis di luar sana yang bisa menyanyikan genre apapun yang diberikan.

Oleh karenanya, tak heran apabila publik tidak terlalu terkejut ketika mendengar kabar bahwa ia dan si legenda hidup, Tony Bennett, akan berduet tidak hanya satu lagu standar Jazz, Cheek to Cheek, namun juga satu album yang berjudul sama.

Yang justru membuat publik terkejut adalah ketika akhirnya mendengar duet keduanya. Publik tidak menyangka bahwa tarikan vokal Gaga yang kerap terdengar lebih pas untuk menyanyikan lagu-lagu ber-genre Dance dan Rock, bisa terdengar pas.

Bahkan, suaranya terdengar sama persis seperti kebanyakan biduanita-biduanita Jazz andal. Cukup disayangkan pasca album Cheek to Cheek, ia tidak mencoba untuk merilis album ber-genre Jazz lagi. Karena kalau boleh jujur disini, Gaga memiliki potensi besar untuk ber-transisi menjadi sosok biduanita Jazz keren di zaman ini.

8. Freddy Mercury & Montserrat Caballe-Barcelona (1987)

Freddie Mercury si rocker glamor menyanyikan lagu ber-genre opera? Apa kata dunia? Namun terbukti sekali kalau vokalis band Queen ini mampu menyanyikan genre yang membutuhkan tarikan vokal yang sangat prima ini.

Dan Caballe pun sebagai pasangan duet juga sukses menyeimbangkan gaya vokal Mercury yang unik itu. Alahsil, kombinasi unik keduanya sukses menghasilkan sebuah lagu yang sangat powerful dan antemik tidak hanya bagi Barcelona, namun bagi sejarah musik dunia.

7. Nelly & Tim McGraw-Over and Over (2004)

Di awal 2000-an, Nelly adalah sosok penyanyi Hip Hop yang sedang jaya-jayanya. Sedangkan McGraw di era ini bisa dikatakan sudah menjadi salah satu sosok penyanyi country ternama.

Tak heran apabila publik kemudian merasa super penasaran dengan hasil kolaborasi final dari keduanya. Terlebih, keduanya notabene memiliki style & genre berbeda jauh. Namun ketika akhirnya “Over and Over” dirilis di 2004, rasa penasaran tersebut terbayarkan dengan cukup manis.

Lagu yang diambil dari double album, Suit (2004) ini, sukses menggabungkan kedua style sehingga terdengar sangat adem di kedua telinga. Bagi kamu yang mungkin belum pernah dengar lagunya, langsung saja deh. Dijamin kalian bakal langsung merasa adem ketika mendengarnya.

6. Huey Lewis & Gwyneth Paltrow-Cruisin’ (2000)

Gwyneth Paltrow (The Great Expectations) menyanyi? Memangnya bisa? Well, mantan istri vokalis Coldplay Chris Martin ini sukses menjawab pertanyaan tersebut dengan duetnya bersama vokalis top 80an, Huey Lewis di cover lagu milik Smokey Robinson ini. Di cover lagu yang merupakan soundtrack dari film drama musikal Duets (2000) ini, Paltrow sukses menampilkan tarikan vokalnya yang empuk nan powerful.

Dan kerennya, suaranya juga bisa “blend-in” dengan tarikan vokal semi-rock nya Lewis. Alhasil, tak heran apabila ketika dirilis, versi cover ini langsung sukses merajai tangga lagu dan bahkan kerap dianggap jauh lebih keren dari versi orisinilnya.

5. Eminem & Dido-Stan (2000)

Dido adalah vokalis Adult Contemporary. Eminem adalah rapper super kontroversial. Keduanya bergabung. Lalu bagaimana jadinya? Well, sangat mengejutkan. Siapa sangka Eminem memiliki skill mumpuni dalam men-sampling lagu hit Dido, “Thank You” (2000) ke dalam lagunya ini?

Ketika dirilis, “Stan” langsung meroket di tangga-tangga chart lagu dunia dan makin mempopulerkan keduanya. Dan hingga kini, “Stan” masih dianggap sebagai salah satu lagu duet non-konvensional terbaik yang pernah diproduksi.

4. Jack White & Loretta Lynn-Portland, Oregon (2004)

Mengatakan pentolan band alternatif The White Stripes, Jack White tangan dingin, rasanya bukanlah sesuatu yang berlebihan. Karena faktanya, White memanglah salah satu sosok jenius dalam musik.

Ini terbukti sekali ketika ia memproduseri album ke 39 legenda Country Loretta Lynn, Van Lear Rose (2004). Melalui sentuhannya, album ini sukses menjadi salah satu album cross-over Country terbaik yang pernah dirilis.

Dan single duet keduanya, “Portland, Oregon” juga sukses didapuk sebagai salah satu lagu terbaik di era 2000-an oleh berbagai kritikus dan media. Kesuksesan ini kala itu tentunya juga mengangkat kembali karir Lynn di hadapan audiens mainstream.

3. Aerosmith & Run DMC-Walk This Way (1986)

Sebenarnya jauh sebelum duet lagu ini dirilis, “Walk This Way” sudah terlebih dahulu ngetop sebagai single dari album ketiga hit Aersomith, Toys in the Attic (1975). Namun, barulah ketika trio rapper Run DMC memutuskan untuk bekerjasama dengan Steven Tyler cs untuk me-remix lagu ini, “Walk This Way” menjadi begitu populer.

Cara ketiga personil DMC dan produser mumpuni Rick Rubin me-remix lagu ini benar-benar “Out of this world” yang alhasil membuat lagu ini menjadi salah satu lagu top di pertengahan 80an.

Dan satu lagi secara tidak langsung, kolaborasi keduanya ini seakan menjadi pemecah batasan rasis yang selama ini kerap eksis di rana industri musik Amerika Serikat.

2. Kanye West, Rihanna, Paul McCartney-FourFiveSeconds (2015)

“WHAT?” Yap itulah kira-kira reaksi pertama yang langsung terlontar dari otak dan mulut semua orang ketika lagu ini keluar ke khalayak luas. Ya siapa yang pernah terpikir kalau suatu hari nanti bakalan ada trio yang terdiri dari: Rihanna, Kanye West dan Sir Paul McCartney? Darimana “rumus matematis” yang mempertemukan ketiganya?

Tapi ya itulah yang terjadi 3 tahun yang lalu. Dan kerennya, hasil kolaborasi ketiganya di lagu ini sangatlah epik dan keren banget. Mungkin banyak dari kita yang masih penasaran bagaimana kolaborasi ini sampai bisa eksis?

Jadi di tahun 2015, West menjadi produser dari beberapa single terbaru Rihanna kala itu yang mana, salah satunya adalah lagu berlirik kontroversial, “Bitch Better Have My Money”. West mengatakan ke Rihanna kalau ia ingin banget berkolaborasi dengan mantan pentolan The Beatles tersebut.

Singkat kata setelah melalui berbagai proses sana sini, akhirnya kolaborasi ketiganya inipun lahir. Dan ketika ketiganya tampil perdana membawakan lagu ini di ajang penghargaan 57th Academy Awards tahun 2015, seluruh audiens dan kritikus memberikan tanggapan super positif baik terhadap lagunya maupun terhadap penampilan ketiganya di event bergengsi tersebut.

1. Bing Crosby & David Bowie- Little Drummer Boy / Peace on Earth (1977)

Kolaborasi trio Rihanna, Kanye West & Paul McCartney memang mengejutkan. Namun tetap saja ketiganya masih kalah membuat publik hampir keluar bola matanya apabila dibandingkan dengan kolaborasi gokil yang menempati posisi puncak ini.

Coba kalian baca lagi poin judulnya dan resapi ke dalam benak kalian dalam-dalam. David Bowie yang esensinya adalah sosok vokalis berpenampilan Androgini dan kerap membawakan lagu yang “aneh-aneh”, menyanyikan lagu natal? Terdengar gila bukan?

Tapi ya memang itulah yang terjadi di tahun 1977. Berduet dengan ikon musik, Bing Crosby, Bowie tidak hanya mengejutkan khalayak dengan penampilannya dengan Crosby, namun juga mengejutkan semua dengan tarikan vokalnya yang tak disangka cocok banget menyanyikan lagu natal (Christmas Caroling).

Dengan penampilan keren keduanya, tak heran jika “Little Drummer Boy / Peace on Earth” sukses merajai tangga-tangga lagu kala itu dan menjadi salah satu lagu wajib yang harus diputar di perayaan Natal hingga detik ini.

Nah. Itulah tadi 10 kolaborasi unik nan tidak disangka-sangka yang mengejutkan publik. Dari kesepuluh ini, yang manakah yang bagi kalian sangat mengejutkan?

(marvi)

iMusic

“Navicula” dan “Endah N Rhesa” Rilis Single “Segara Gunung” di New York.

Published

on

iMusic.id – Dalam rangka menyambut Hari Bumi, duo folk Endah n Rhesa bersama dengan band rock Navicula, berkolaborasi dan meluncurkan lagu baru berjudul  ‘Segara Gunung’. 

Dengan memasukkan elemen suara-suara alam khas Nusantara, seperti hutan hujan tropis dan samudra, lagu ini mewakili Indonesia di inisiatif musik global, ‘Sounds Right’. Musisi internasional yang terlibat di inisiatif global ini antara lain adalah Ellie Goulding, AURORA, David Bowie x Brian Eno, UMI x V dari BTS, MØ, London Grammar, dan masih banyak lagi.

Inisiatif musik global ‘Sounds Right’ menjadikan Alam sebagai musisi resmi dengan profil yang dibuat dan terverifikasi di Spotify dengan nama ‘NATURE’. Dengan mendengarkan lagu-lagu dari ‘NATURE’, para pecinta musik akan turut membantu menggalang dana untuk konservasi alam dan rehabilitasi ekosistem.

Inisiatif ini diluncurkan di New York, Amerika Serikat oleh The Museum for the United Nations – UN Live menjelang Hari Bumi yang bertujuan untuk mendorong percakapan global tentang pentingnya peran alam dan mendukung jutaan pecinta musik untuk ambil tindakan nyata dalam melindungi planet kita. Selain Indonesia, berbagai musisi dari berbagai negara juga terlibat di gerakan global ini, seperti Kolombia, Norwegia, Venezuela, Kenya, Denmark, Inggris, Amerika Serikat, dan India.

Sederet artis internasional yang tergabung dalam ‘Sounds Right’, termasuk Navicula dan Endah N Rhesa, merilis lagu baru dengan menampilkan suara Alam dan menyebutnya sebagai musisi kolaborator di lagu tersebut – ‘Feat. NATURE’. Selain lagu kolaborasi dengan musisi, para pendengar juga dapat menikmati suara Alam. Sebagian besar royalti dari lagu-lagu dan suara oleh ‘Feat. NATURE’ nantinya akan dialokasikan untuk inisiatif konservasi lingkungan..

“Inisiatif ‘Sounds Right’ sangat penting bagi Indonesia. Negara kita adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan area hutan hujan terbesar ketiga di dunia, dan salah satu ekosistem yang paling beragam secara biologis di bumi. Namun, deforestasi, perubahan iklim, dan polusi merusak alam dan membawa kepunahan bagi banyak makhluk hidup,” ujar Gede Robi, vokalis dari Navicula.

Navicula dan Endah N Rhesa menampilkan suara hutan hujan tropis dan laut Indonesia di lagu ‘Segara Gunung’. Lagu ini sarat akan makna budaya dan lingkungan, terinspirasi dari sebuah mantra dan kidung klasik Bali yang dinyanyikan untuk pemujaan dan perayaan saat alam subur dan melimpah, lewat hubungan harmonis yang setara dan seimbang antara manusia,  alam,  dan Sang Pencipta. Bahwa alam bukan hanya latar belakang dari aktivitas manusia, tetapi entitas hidup yang perlu dihormati dan dilindungi.

“Segara Gunung adalah penjelajahan puisi dan musik tentang interaksi dinamis antara energi maskulin dan feminin yang diwakili oleh gunung dan laut. Lirik lagu ini adalah kisah cinta antara keduanya dan merupakan metafora penciptaan kehidupan dan pentingnya keseimbangan alam,” jelas Endah.

Tujuan dari inisiatif ‘Sounds Right’ adalah untuk mendorong percakapan global tentang bagaimana kita menilai alam dan mendorong pecinta musik untuk mengambil tindakan nyata dalam melestarikan alam dan mengadopsi berbagai perilaku berkelanjutan. Inisiatif ini ditargetkan akan menjadi sebuah gerakan yang lebih besar dan berdampak, menghasilkan lebih dari US$ 40 juta untuk konservasi alam dan melibatkan lebih dari 600 juta pendengar individu dalam empat tahun pertamanya.

Navicula dan Endah N Rhesa dapat berpartisipasi dalam inisiatif ini melalui gerakan global Music Declares Emergency (MDE) yang menyatukan musisi dan pecinta musik dalam merespon krisis iklim dengan slogan ‘No Music on a Dead Planet’. Indonesia adalah negara pertama di Asia yang tergabung dengan MDE global, di bawah naungan Indonesian Climate Communications Arts & Music Lab (IKLIM). IKLIM memproduksi musik, seni, dan konten lainnya untuk mendidik, menginspirasi, dan memobilisasi individu dan komunitas untuk mengambil tindakan iklim.

“Masalah lingkungan dan krisis iklim disebabkan oleh ketidakseimbangan antara apa yang kita ambil dari alam dan apa yang kita berikan kembali kepada alam. Music Declares Emergency Indonesia diluncurkan pada Hari Bumi tahun lalu (22 April 2023). Setahun kemudian, Hari Bumi tahun ini, kami bangga menjadi bagian dari ‘Sounds Right’ yang secara resmi mengakui alam sebagai seorang seniman yang memiliki haknya sendiri”, ujar Robi.

Navicula

Navicula, band rock yang didirikan di Bali tahun 1996, konsisten menyuarakan isu sosial dan lingkungan. Banyak lagu mereka menjadi theme song bagi gerakan aktivisme di Indonesia, seperti lagu ‘Busur Hujan’, ‘Mafia Hukum’ tentang korupsi dan ‘Lagu Sampah’ mengenai polusi plastik, yang juga menjadi lagu soundtrack di film Pulau Plastik (Visinema Pictures 2021, rilis di Bioskop XXI dan Netflix).

Musik Navicula dipengaruhi kuat oleh alternatif rock 90-an (Soundgarden, Pearl Jam, Nirvana), tapi yang membuat musik mereka menjadi sedemikian unik adalah pekatnya pengaruh budaya Bali saat ini sebagai melting-pot dunia (tempat bercampurnya berbagai budaya, termasuk budaya klasik Bali hingga budaya modern internasional), dan kesempatan untuk berkreasi di suatu kondisi yang sangat kontras ini.

Navicula telah rilis 11 album, dengan album terakhir tahun 2022 berjudul ‘Archipelago Rebels’. Single dari album tersebut, ‘Dinasti Matahari’, menerima penghargaan Video Klip Terbaik AMI tahun 2022. Navicula sedang mengerjakan album ke-12 yang rencana rilis tahun 2024. Navicula adalah:  Gede Robi (vocals, guitar), Dadang Pranoto (guitar), Krishna Adipurba (bass), Palel Atmoko (drums). (FE)

Continue Reading

iMusic

“Skandal” Keluarkan Mini Album “Dengar”.

Published

on

By

iMusic.idSkandal, grup alternative/indie rock/power pop yang berbasis di Yogyakarta, kembali mengeluarkan rilisan terbaru mereka, kali ini dalam cakupan mini album/EP yang bertajuk Dengar pada Kamis (18/4), sebagai pengantar untuk album penuh mendatang mereka, Melodi, yang direncanakan rilis tahun ini juga.

Selain muncul secara digital, EP Dengar juga akan dirilis dalam format fisik kaset mulai tanggal 27 April, sebanyak 100 keping, melalui Disaster Records.

Mini album Dengar terdiri dari empat lagu yang nantinya juga bakal ada di album penuh mereka. Keempat trek tersebut masing-masing berjudul “Dengar”, “Mimpi”; single pertama yang sudah rilis terlebih dulu, “Sudah”, dan “Utara”; yang jadi single kedua album.

Menurut pihak band, alasan pemilihan keempat lagu yang ada di sini karena nuansanya secara keseluruhan mampu memberi sedikit gambaran soal album penuh mereka nantinya, yang merayakan dualitas dalam hidup.

“Bisa dibilang, empat lagu di EP ini vibe-nya ada yang joyful, ada yang melankolis, nunjukkin perasaan gembira, nunjukkin kalau sedang sedih, reflektif, dan sebagainya. Dualitas dalam hidup yang coba kami tuangin di sini dan kami rayakan,” kata Siddha, vokalis sekaligus penulis lirik trek “Dengar” dan “Mimpi”.

Dua lagu lainnya di EP Dengar, yaitu “Sudah” dan “Utara”, liriknya ditulis oleh gitaris Robertus Febrian Valentino yang juga berperan sebagai penyanyi utama di keduanya.

Berbicara mengenai lagu “Utara”, nomor yang jadi single kedua album yang juga ada di dalam EP ini, Robert menjelaskan kalau lagu tersebut adalah soal merayakan hidup dan keberhasilannya untuk keluar dari kesendirian.

“Terinspirasi dari pertemuanku dengan banyak orang, mulai dari teman-teman dan orang-orang baru yang akhirnya jadi temen di sebuah tempat di daerah Plemburan, di bagian utara kota Jogja yang selama setahun belakangan sering aku kunjungi.

Lagu ini bisa dibilang soal bagaimana aku ingin bahwa perasaan nyaman ketika bertemu mereka itu tidak hanya perasaan yang temporer, karena itu one of the best feelings,” paparnya. “Kalau diingat-ingat lagi, kayaknya ini adalah salah satu lagu di album yang paling cepat proses penulisan dan penggarapannya,” tambah Robert sebagai penulis utama lagunya.

Secara musik, “Utara” menunjukkan eksplorasi Skandal di spektrum indie rock dan pop rock ke style yang lebih bright, melodic, serta jangly, tanpa meninggalkan hook yang sudah jadi ciri khas musik mereka.

Di sisi lain, dua lagu seperti “Dengar” dan “Sudah”; sebuah ballad yang kental pengaruh musik ‘90s slowcore dan dibawakan hanya dengan gitar kopong, mampu menunjukan sisi sentimentil grup dengan style yang terasa sedikit lebih “gelap”. EP Dengar dari Skandal sudah bisa didengarkan mulai sekarang di berbagai layanan streaming musik digital

Continue Reading

iMusic

“Sekar Astiari” Kembali Lagi Dengan Single Keempat Yang Berjudul “Think of Me”.

Published

on

iMusic.id – Penyanyi-penulis lagu dan produser Sekar Astiari telah merilis single keempatnya, yang berjudul “Think of Me”. Lahir dari sebuah kolaborasi antara dua belah pikiran dari maniasonic. Yakni Sekar Astiari sebagai produser lagu dan Tabitha Atmodjo sebagai penulis lagu, “Think of Me” menceritakan tentang berhubungan dengan seseorang dan mencapai titik tertentu dimana segala sesuatunya berubah.

Saat kamu menjalin hubungan dengan seseorang untuk jangka waktu yang lama, segalanya bisa menjadi panas di dalam diri keduanya. Argumen bisa berubah menjadi pertengkaran, bisa juga berubah menjadi silent treatment. Meninggalkan salah satu dari mereka (atau keduanya) merasa disalahkan maupun dirugikan. Namun, jika mereka benar-benar percaya satu sama lain, mereka akan mencoba mencari tahu akar masalahnya dan baikan.

Tapi, sebelum itu terjadi, biasanya harga diri menghalangi, dan itulah inti dari lagu ini. Rasa frustasi karena marah/marah kepada pasangan kamu, tetapi pada akhirnya, kamu tetap ingin mereka memikirkan kamu ketika mereka menutup mata.

“You have your own ways of making me feel so less. You think of yourself too much. See? I’ll never be enough. I try so hard to be the person that you need. But, the way that you treat me is why I cry myself to sleep.” – Think of Me oleh SekarAstiari Penggalan favorit dari sang penulis lagu dan produser adalah bagian bait kedua.

Disini lirik tersebut membicarakan “the struggle of not being good enough” dan ia merasakan bahwa banyak orang bisa relate dengan situasi tersebut dalam hubungan yang berbeda-beda. Penggalan lirik ini juga menceritakan sisi perspektif dari ekspektasi dari kelebihan atau kekurangan orang.

Sebagian besar sound yang digunakan oleh Sekar adalah synths, upbeat drums serta solo gitar di bagian akhir. Ciri khas dari Sekar pada musiknya adalah menggunakan adalah penggunaan drums yang upbeat dan sample suara yang bervariasi beserta vocal chops.

Secara aransemen, Sekar ingin membuat buildup pada setiap bagian dengan menambahkan instrumen/suara yang baru untuk menyampaikan pesan tentang perjalanan mengejar cinta, ini termasuk solo gitar dimana bagian tersebut menjadi puncak pada penghujung lagu yang bisa seakan-akan terasa hilang harapan namun masih mencoba untuk mengejar harapan tersebut untuk hubungannya.

Jika kamu sedang berargumen dengan pasanganmu namun kamu masih pengen perhatian dari mereka, mungkin lagu ini cocok untuk kamu. Official Lyric Video-nya di rilis di tanggal 29th April 2024 di akun Youtube maniasonic.

Sekar Astiari adalah seorang produser dan penulis lagu dari Jakarta, Indonesia. Bermain drum sejak kelas 4 SD, dia bukan hanya seorang beat-maker, tetapi juga seorang produser dan penulis lagu yang luar biasa. Ia berhasil mendapatkan sarjana audio di Melbourne, Australia, dengan harapan untuk mengejar karir musiknya.

Namun, sejak pandemik terjadi, ia harus kembali ke negara asalnya dan sekarang memproduksi lagu mengeksplorasi berbagai macam genre bersama dengan maniasonic..Masuki dunia synthesizer yang memukau dan pop yang digerakkan oleh elektronik, di mana vokal halus menjadi pusat perhatian. Sekar memiliki misi untuk menunjukkan kehebatan kreatifnya dan mendefinisikan kembali dunia musik! (FE)

Continue Reading