iMusic
– Setelah berhasil mengajak band punk ternama asal Bandung Rocket
Rockers reuni dalam lagu “Reuni”, kini
kompilasi Voice Of Humanity menantang FadlyPADI
untuk ikut serta kedalam sebuah project kompilasi bertema kemanusiaan dengan
format acapella.
Ajakan
ini disambut hangat oleh Fadly, “Saya orang yang suka sekali tantangan akan
hal-hal baru dan ini kali pertama saya ikut dalam project acapella selama 25
tahun karir saya dalam bermusik”, jawabnya dengan antusias.
Selain
konsep acapella yang menurut beliau sangat menantang rupanya Fadly memang
sangat peduli dengan isu kemanusiaan terlebih ketika dirinya tahu kalau
kompilasi ini dibuat dalam upaya penggalangan dan yang akan didonasikan untuk
kegiatan kemanusiaan yang dijalankan oleh sebuah organisasi kemanusiaan explore!
khususnya untuk membantu korban anak baik dari sektor kesehatan (kekurangan
gizi, nutrisi) dan pendidikan terdampak pandemi covid-19 yang masih
terus membayangi selama 8 bulan terakhir ini di Indonesia yang kian hari
kian memburuk.
Sesuai
dengan tujuan program tak disangka Fadly memilih lagu yang ternyata awalnya
khusus dibuat untuk anak-anak, Lagu “Kembali Ke Mesjid” ini spesial bagi
saya, lagu ini ditulis oleh seorang sahabat saya Pak Nunu yang juga
berprofesi sebagai guru di sebuah sekolah alam. Lagu ini ditulis beliau bagi
para anak didiknya, menurut saya lagu ini memiliki nilai universal yang
sederhana namun menyentuh hati, semoga lagu ini bisa menjadi bagian yang sangat
menarik”.
Menurut
beliau isu kemanusiaan ini harus terus bergerak dan disyiarkan, baginya penting
sekali meregenerasi rasa empati dan tolong menolong bagi sesama manusia. ”Saya
juga terapkan ke anak-anak saya untuk bisa saling menolong sesama umat. Seperti
sabda Rasulullah bahwa sebagai umat muslim bagaikan satu badan atau tubuh,
apabila satu merasakan sakit maka yang lainnya pun turut merasakan. Dan satu
lagi yang terpenting semoga pergerakan ini bisa terus beregenerasi”, ungkapnya.
Begitu
antusiasnya Fadly ketika diceritakan bahwa beberapa seniman pun turut serta
dalam kompilasi ini dan Fadly pun mengakui keunikan konsep acapella yang
ditawarkan oleh project kompilasi ini sungguh membawa nafas unik dan berbeda.
Ketika tim explore! sebagai penggagas kompilasi ini menemui beliau di studio
rekaman di bilangan Kebayoran Lama Jakarta Selatan dan bertanya kepada
Fadli perihal seberapa penting bagi dirinya isu kemanusiaan ia pun menjawab,
“Pertama yang harus kita sadari adalah manusia hidup di dunia sebagai mahluk
sosial berhubungan dengan banyak orang dan memiliki rasa empati.
Banyak
orang memiliki takdir yang berbeda disitu saya banyak belajar, terutama saya
teringat akan ajaran dan sabda baginda Rasulullah Salawllahu alaihi wassalam,
Orang-orang yang paling kaya adalah orang-orang yang paling bermanfaat bagi
sesamanya. Begitu juga orang tua saya mengajarkan saya untuk berbagi dan
membantu seberapapun yang kita mampu, dengan itu semoga selalu bisa bermanfaat
bagi sesama dan dengan cara itu pula cara kita beribadah”, tutupnya.
Dalam
waktu dekat kompilasi yang diinisiasi oleh organisasi kemanusiaan asal Bandung
explore! bertajuk Voice Of Humanity ini akan segera rilis di pasaran dan
diharapkan dengan konsep baru acapella ini pesan dari lirik setiap artis mampu
menjadi kekuatan yang solid menuju penyampaian pesan kemanusiaan yang lebih
gamblang. Beberapa musisi yang juga ikut terlibat di album kompilasi “Voice of
Humanity” ini antara lain: Rocket Rockers, Mohammad Noh Saleh (Hujan)
Malaysia, Eka (The Brandals), Yas Budaya (Alone at
Last, Mitosmistis), Rudye (Revara, Lyon), Mp-Boys, Voccafarabi,
Glory of Love serta duet antara Bin Harlan (C’mon Lennon) dan David
Hersya (Semakbelukar) serta Ghea & Ghia.
Semoga kompilasi ini mampu menggerakan kita uyntuk terus berupaya untuk saling tolong menolong terhadap sesama seperti satu kalimat harapan penutup dari seorang Fadly, “Dan satu lagi yang terpenting semoga pergerakan kemanusiaan macam ini bisa terus beregenerasi tanpa putus selamanya”. (FE)
iMusic.id – Dinda Ghania atau kerap disapa Dinda penyanyi muda pendatang baru Indonesia ini kembali hadir blantika musik tanah air denga karya terbarunya.
Tahun ini usia Dinda Ghania genap 15 tahun, namun mempunyai karakter suara yang unik dan khas.Bakatnya ini menarik perhatian para musisi dan selebritis Tanah Air, seperti Melly Goeslaw sebagai musisi yang menggaet Dinda di awal kariernya bernyanyi, dilanjutkan Andmesh Kamaleng, dan Andra Ramadhan.
Lalu di lagu terakhir rilisannya, Dinda Ghania berduet dengan komposer ternama, Aan Story dengan judul “Pelan-pelan Melupakan” yang berhasil Trending 5 di Youtube Music dan telah didengar di platform Spotify oleh sebanyak 825.303 listeners.
Kali ini, Dinda Ghania merilis lagu ciptaan sendiri dengan genre musik yang baru dan sangat berbeda dari lagu Dinda yang sebelumnya. Di project ini, Dinda ingin menumpahkan idealisme di karyanya dalam dunia musik.
Di karya terbarunya inilah, Dinda Ghaina akan menunjukkan sisi multi- talentanya dengan merilis single terbarunya yang berjudul “Unfinished”. Karya ini merupakan sebuah lagu ciptaan Dinda sendiri yang menceritakan tentang perasaan seseorang yang merenungkan masa lalunya yang belum selesai. Hal ini memunculkan dilema di hati, tentang rasa ingin kembali seperti dulu, atau baiknya tetap di situasi asing seperti sekarang.
Perasaan ragu ini juga melahirkan pertanyaan, apakah ini akhir yang buruk, ataukah awal yang baik?
Lagu ini mewakili kisah cinta yang dialami oleh banyak orang yang susah move on dan masih memikirkan masa lalunya.
Lagu “Unfinished” adalah sebuah lagu ciptaan pertama Dinda yang sepenuhnya menggunakan lirik berbahasa Inggris. Di lirik lagu ini, tersirat juga bakat Dinda dalam hal menulis lirik yang indah, dan penuh makna. Kemampuan word-play Dinda di dalam lirik lagu “Unfinished” menonjolkan kehebatannya dalam memilih diksi yang sederhana, namun mengena.
Dalam lagu “Unfinished”, Dinda Ghania juga terlibat sebagai produser sedari awal proses workshop lagu, serta turun tangan dalam pembuatan aransemen musik.
Bahkan, saat proses pembuatan Music Video pun, Dinda memberikan banyak ide-ide untuk konsep kreatifnya.
Dalam proses pengerjaan musik dan aransemen lagu “Unfinished”, ada juga sentuhan dari Haris Pranowo, salah satu keyboardis dan arranger yang sudah besar namanya di industri musik Indonesia. Haris pun masih aktif berkarya bersama Raisa, Yovie Widianto, Afgan, dan masih banyak musisi lainnya.
Dalam lagu “Unfinished”, Haris Pranowo memberikan sentuhan musik yang Dinda inginkan seperti upbeat dan R&B yang berpadu secara harmonis mengiringi suara Dinda Ghania.
Hal ini semakin menambah kuat isi lirik dan cerita di dalam lagu “Unfinished”. Perpaduan suara Dinda serta aransemen musik di lagu “Unfinished”, seolah membuat setiap liriknya terasa mudah masuk ke dalam hati pendengar.
Lirik melankolis, berpadu dengan musik upbeat, memberikan mood yang unik di lagu ini. Saat teaser pertamanya keluar di media sosial TikTok, ada penggalan lirik: “And even if we try, will we stay this time? We left too much unsaid, tears were shed for so long.” Yang membuat banyak orang yang merasa relate dengan isu serupa menjadi terpancing untuk menuangkan perasaannya di kolom komentar.
“Aduh liriknya aku banget, susah banget buat ngelupain masa lalu.” ujar akun Vitaaaa07 “Vibes-nya dapet banget buat galauu,” ujar akun sadboyyz17
Seperti yang ingin Dinda Ghania sampaikan, “Unfinished” siap menjadi teman masa sedih saat sedang susah melupakan masa lalu, sekaligus menjadi teman berproses move on hingga akhirnya bisa menemukan kebahagiaan dan memulai hidup yang baru.
Lewat lagu ini, Dinda mengajak pendengar setianya untuk bersama -sama menikmati hidup setelah berpisah.
Kita diyakinkan bahwa masih bisa menemukan kebahagiaan yang baru, meskipun kisah percintaan telah berlalu.
Video klip “Unfinished” berisi kumpulan footage video dari Dinda yang mencoba menikmati hidup setelah berpisah dengan mantannya.
Di video ini, Dinda menunjukkan bahwa dia bisa terlihat bahagia, dan menemukan keseruan hidup bersama teman-temannya, meski sudah tak bisa lagi bersama mantannya.
Secara konsep visual, kita akan buat seakan-akan sedang menikmati kumpulan Instagram story highlight dari Dinda, yang berisi berbagai keseruan hari-hari Dinda saat mencoba move on setelah putus. Bisa dibilang video klip ini sangat unik, karena menggunakan frame portrait di sepanjang klipnya. Hal ini memudahkan penonton untuk menikmati video klip “Unfinished” di gawai genggam mereka.
Video klip lagu “Unfinished” diproduseri langsung oleh Dinda Ghania dari awal hingga akhir proses. Dinda benar-benar serius dan tetap terlibat sejak proses konsep kreatif hingga proses shooting serta editing. Video klip “Unfinished” sudah bisa disaksikan di Youtube Channel Dinda Ghania. (EH).
Setelah melantunkan “Dursila” untuk drama Malaysia “Malang Si Puteri”, Meiska Adinda kembali menyumbangkan suara merdunya ke dalam sebuah soundtrack. Kali ini, ia terpilih menyanyikan original soundtrack untuk film drama percintaan yang dibintangi Fedi Nuril dan Amanda Manopo dengan judul 1 Imam 2 Makmum, produksi BASE Entertainment dan Cahaya Pictures.
Kesempatan ini tentu langsung disambut solois kelahiran Bali ini dengan gembira. “Saat dikabari kalau dipilih untuk menyanyikan lagu tema dari film 1 Imam 2 Makmum, aku tentu senang. Akhirnya, untuk pertama kali aku mengisi original soundtrack film Indonesia. Semoga kerja sama yang terjalin ini bisa berjalan dengan baik. Aku juga nggak sabar untuk bertemu dengan orang-orang dari filmnya dan seluruh tim produksi.” ujar Meiska Adinda.
Mengambil judul “Lintasan yang Sama” (dari 1 Imam 2 Makmum), ciptaan Hendro Djasmoro dan Andre Lizt ini mengisahkan tentang perasaan seseorang yang mengetahui bahwa pasangannya belum bisa move on dari pasangan lamanya yang ternyata sudah meninggal. Dengan tema yang cukup berat tersebut, Meiska Adinda mengaku mendapat tantangan yang berbeda dibandingkan saat menyanyikan single-single sebelumnya.
“Menurutku, menyanyikan sebuah soundtrack itu agak berbeda dari single biasa karena lagu ini akan dipakai untuk pengantar adegan di film sehingga cara menyanyinya harus lebih bercerita dan memakai feeling yang tepat. Karena aku tidak pernah di posisi seperti yang ada di dalam lagu, jadi pada saat menyanyikannya, terasa agak menantang. Selain itu, karena pada saat proses rekamannya lagu ini mengalami perubahan dinamika, aku sempat mengalami kesulitan untuk menyesuaikan suaraku, tapi dengan dibantu Om Irvnat sebagai pengarah vokal, rekaman bisa berjalan dengan lancar,” cerita Meiska Adinda.
Pemilik nama lengkap Putu Meiska Adinda Putri ini menyebutkan bahwa proses pengerjaan soundtrack ini tergolong cepat. Hanya butuh waktu satu bulan lebih sejak ia menerima demo, rekaman, membuat visualisasinya, hingga tayang akhir November nanti. Bagi Meiska, penting menemukan vibe yang cocok saat harus menyanyikan soundtrack dan itu ia dapat setelah melihat adegan filmnya.
“Dalam proses mendapatkan feeling dan cara bernyanyi yang tepat untuk lagu tema ini, aku diberikan potongan adegan yang nantinya akan diiringi laguku. Menurutku, hal itu penting. Kita bisa menemukan feeling yang tepat dengan membaca naskahnya, kalau memang sempat, dan melihat filmnya. Untuk aku sendiri, kalau emang adegan yang akan aku iringi sudah disyuting, akan lebih bagus kalau aku bisa lihat supaya feel-nya lebih dapat.” jelas Meiska.
Meiska ingin lagu “Lintasan yang Sama” (dari 1 Imam 2 Makmum) mendapat respons positif, tidak hanya untuk para penonton filmnya nanti, tapi juga seluruh pencinta musik Tanah Air.
“Aku berharap, semua bisa mendengarkan karena lagu ini mengandung arti yang dalam dan semoga kalian bisa relate dengan lagunya. Meski temanya berat, namun pesan dalam lagu ini sederhana: belajar untuk menerima dan ikhlas. Bagaimana pun juga, kita tidak akan pernah bisa bersaing dengan seseorang yang pernah sempurna di hati pasangan kita. Memang sulit, tapi tidak ada cara lain selain ikhlas,” tutup Meiska.
Lagu terbaru Meiska, “Lintasan yang Sama” (dari 1 Imam 2 Makmum), bisa didengar di platform musik digital mulai 6 Desember 2024.
iMusic.id – ADA Band, band pop rock legendaris Indonesia yang telah berusia 28 tahun, kembali menyapa para penggemar dengan gebrakan baru. Kali ini, mereka menghadirkan aransemen ulang lagu hits mereka, “Kucuri Lagi Hatimu”, dengan sentuhan pop dance ala 80 an yang segar dan enerjik.
Dengan formasi terbaru yang terdiri dari Naga (vokal), Dika (bass), Adhy (drum), dan Marshal (gitar), ADA Band membuktikan bahwa mereka tetap relevan dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Aransemen baru “Kucuri Lagi Hatimu” ini diharapkan dapat memikat hati generasi muda sekaligus mengobati kerinduan para penggemar lama.
“Kucuri Lagi Hatimu” adalah lagu ADA Band yang sarat dengan emosi, khususnya penyesalan mendalam. Lirik lagunya menggambarkan seseorang yang menyesali kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu, terutama terhadap orang yang sangat dicintainya. Dengan kata lain lagu ini mengisyaratkan untuk “balikan” buat yang susah move on sama mantannya.
“Kami ingin memberikan warna baru pada lagu ‘Kucuri Lagi Hatimu’ ini. Aransemen 80-an dipilih karena kami melihat banyak sekali penggemar musik yang menyukai era tersebut. Semoga dengan aransemen baru ini, lagu ini bisa dinikmati oleh lebih banyak orang,” ujar Adhy, Drummer ADA Band.
“Kucuri Lagi Hatimu” adalah salah satu lagu andalan ADA Band dalam album kesebelas mereka yang berjudul Chemistry (2016). Album ini dikeluarkan bersamaan dengan hari ulang tahun ADA Band yang ke-20 pada saat itu.
“Kucuri Lagi Hatimu” versi terbaru ini akan telah tersedia di berbagai platform musik digital. Selain itu, ADA Band juga berencana untuk menggelar konser mini untuk merayakan ulang tahun ke-28 mereka dan mempromosikan single terbaru ini.