iMusic

58 Concert Room, Bernostalgia Pada Era Jaman 90an, Masih Ingat Band “Bunglon”?

Published

on

iMusic – Pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas adalah pertanyaan yang bisa jadi sering terdengar dikalangan penikmat musik tahun 90an. “Bunglon” yang berdiri di tahun 1998 dan mengeluarkan album pertama “BIRU” di tahun 1999, dan album kedua “EMAS” 2001, kemudian album ketiga “SENDIRI” di tahun 2004.

Sempat lama tidak muncul di blantika musik Indonesia. Terlebih ketika drumer Bunglon yaitu Andrey F (Chiling), pada tahun 2009 mengalami kecelakan sehingga Bunglon kehilangan salah satu personilnya.

Kembali hadir, kini Bunglon menyambangi Studio 58 Concert room dibilangan Pejaten, Jakarta Selatan. Mereka membawakan beberapa lagu lama dan single “Dulu” yang dirilis ulang di tahun 2019 ini. Masih dengan warna musik yang sama dan masih terlihat solid.

Dengan personil yang masih eksis, Derry (keyboard), Audrey (Vocal), dan Eko (Bass) Dan di perkuat oleh hadirnya musisi Additional di lini Gitar, Drum dan pemain flute, membuat musik “Bunglon” terlihat makin berwarna tapi tak lepas dari karakter musiknya, Jazzy dan sangat easy listening.

Dengan mencoba membawa kembali karakter Bunglon pada album pertama. Warna musik yang memang dipertahankan Bunglon hingga sekarang agar penikmat musik Bunglon dapat terus bernostalgia pada era jaman 90an.

“Bunglon” mempunyai ciri khas yang memang kami pertahankan, dan penikmat musik kami juga masih ingin kami konsisten dengan warna musik yang dari awal Bunglon berdiri sudah terlihat berbeda”. Walaupun dalam segi pemilihan sound dan beat kami mencoba mengikuti perkembangan musik saat ini.

Dari Album pertama hingga album ketiga, Bunglon telah mempunyai 7 hits single dengan video klip yang telah cukup dikenal di masyarakat luas yaitu:

Cerita Lalu, Kau, Diam, Denganmu, Dulu, Salahkah, Heii.. (Sendiri).

Dengan Single “Dulu” lagu lama yang kami rilis ulang, Kami mencoba mengangkat kembali kreatifitas kami untuk dapat membuat musik yang mungkin bisa dibilang mengikuti era musik jaman sekarang, tetapi tetap kami mengalir saja dalam berkreatifitas. Karena kreatifitas tidak ada batasnya, sekaligus bernostalgia. (FE)

Exit mobile version