iMusic
– Mendekati rilisnya album perdana “Can’t Speak English” Ramengvrl
mengeluarkan satu lagu dengan judul “The Emo Song” yang menampilkan DJ
dan produser musik asal IndonesiaSIHK yang sempat kerja bareng Trippy
Tha Kid, Rich Brian dan NIKI.
Di
single terbaru ini, Ramengvrl lebih membuka dirinya dengan menunjukkan
sisi yang belum pernah diungkapkan di lagu-lagunya sebelumnya. “The Emo Song”
menyuarakan pikiran seorang Ramengvrl ketika merasa di bawah. Mengalami
pertempuran mental saat sedih, frustasi, kecewa pada diri sendiri dan sekitar, anxiety
maupun depresi. Lagu ini adalah sebuah anthem bagi mereka yang merasa
terisolasi. Namun Ramengvrl menegaskan bahwa hal tersebut lumrah terjadi dan
mereka tidak sendiri.
“Orang-orang
melihat saya sebagai rapper yang selalu percaya diri dan sangat vokal,
tapi di balik itu semua saya pun melalui banyak hal. Saya juga terkadang
memiliki rasa insecure. Saya berharap lagu ini juga bisa mengingatkan ke
orang-orang tidak apa-apa merasa rentan,” jelas Ramengvrl.
Lagu
ini diawali dengan bunyi gitar yang setelahnya didominasi lirik yang naratif.
Sesuatu yang berbeda dengan rilisan Ramengvrl. Single ketiga ini merupakan
pintu masuk menuju tema besar album perdananya “Can’t Speak English”.
Selesai
merilis “Vaselina”, “LookAtMeNow”,
Ramengvrl mengumumkan judul album perdananya “Can’t Speak English” yang akan
dirilis pada tanggal 20 November di bawah naungan JUNI Records dan label asal AmerikaSerikat EMPIRE sekaligus distributor musik yang telah merilis beberapa
nama besar antara lain Iggy Azalea, Tyga, Busta Rhymes, Snoop Dogg,
XXXTENTACION, Anderson. Paak, Adam Lambert, dan Rich Brian. Berhasil
mengumpulkan 30 juta streams dari lagu-lagunya (I’m Da Man hingga Look
At Me Now), Ramengvrl siap melepaskan karya paling kohesif dan siap untuk
membawa fenomena lintas budaya di industri musik.
Terdiri
dari lagu-lagu bangers disertai kolaborasi dengan beberapa rapper mancanegara,
album “Can’t Speak English” menampilkan keberagaman musikalitas yang
menyelimutinya. Diproduseri oleh banyak produser ternama seperti Roark Bailey
(Summer Walker, Saweetie, Playboi Carti, Post Malone), Omega (Iggy Azalea,
Chloe x Halle, Big Freedia), Swede of 808 Mafia (Lil Wayne, DJ Khaled, Meek
Mill, Gucci Mane), Cassius Jay (Cardi B, Migos, Future, Justin Bieber), Max Ant
(Warhol SS), SIHK (Rich Brian, NIKI), Joff Wood (88Glam’s Derek Wise) juga
Gerald (Weird Genius) dan Mardial, Album “Can’t Speak English” berisi 10 lagu
termasuk “Vaselina”, Look At Me Now”, dan “The Emo Song”.
Album
perdana Ramengvrl ini mengambil tema besar ketekunan dan kerja keras. Bagaimana
perjuangan dia dari kisah keluarganya hingga dicemooh orang luar. Judul album
“Can’t Speak English” bukan berarti secara harfiah. Namun makna sebenarnya
bahwa setiap orang bisa melakukan atau menjadi sesuatu yang diinginkan.
Walaupun
ada keterbatasan dan halangan bukan berarti sebuah mimpi tidak bisa kalian bisa
menjadi siapapun yang kalian mau, jangan sampai tekanan sosial ataupun
keraguanmu sendiri menghalangi kalian mencapai mimpi yang kalian cita-citakan.
“Aku
sangat senang dengan hasil album ini dan tentunya ingin sekali mengeluarkan
album ini ke masyarakat. Ini juga bab pertama aku sebagai seorang musisi. Jadi
ini adalah permulaan,” ucap Ramengvrl soal album perdananya.
Dikenal
dengan gayanya yang unik, straight-to-the-point, Ramengvrl bergabung
dengan JUNI Records di tahun 2018, dan tidak lama kemudian merilis “CA$HMERE”
yang membawanya ke level yang baru sebagai seorang rapper sampai memenangkan
piala Anugerah Musik Indonesia (AMI) untuk kategori karya
produksi hip-hop/rap terbaik tahun 2019. Sebelumnya di tahun
2016, Ramengvrl merilis “I’m Da Man” dengan Underground Bizniz Club.
Di
awal tahun 2019, Ramengvrl merilis sebuah mixtape berjudul “No Bethany”
yang memiliki lagu seperti “what’s ur problem” dan juga “bad minah”
yang menampilkan rapper muda asal Malaysia, Hullera. Mixtape
tersebut sekaligus rilisan Ramengvrl sebelumnya memiliki niat untuk bisa
mendorong semua orang untuk menjadi dirinya sendiri – sebuah tema yang
sederhana namun sesuatu yang Ramengvrl suarakan dengan konsisten.
Pada September 2020 lalu, Ramengvrl mengumumkan dirinya tergabung di satu keluarga baru yaitu EMPIRE, sebuah label rekaman sekaligus distributor musik yang merilis beberapa nama besar antara lain Iggy Azalea, Tyga, Busta Rhymes, Snoop Dogg, XXXTENTACION, Anderson. Paak, Adam Lambert, sampai album perdananya Rich Brian “AMEN”. Kerjasama dan kesepakatan global antara JUNI Records, EMPIRE, dan Ramengvrl, menjadikan hubungan ini ibarat satu keluarga besar yang siap menginvasi dunia. (FE)
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)