Connect with us

iMusic

Pemenang Grammy Awards “Daya” Rilis Single Terbaru “Bad Girl”.

Published

on

iMusic – Pemenang GRAMMY Award sekaligus musisi multi-platinum Daya melanjutkan kiprahnya di belantika musik lewat single terbarunya “Bad Girl” via AWAL/Sandlot & Kasher Records yang kini dapat didengarkan di berbagai platform musik. Lagu ini ditulis Daya bersama JKash, Michael Pollack, Madison Love dan Andrew Goldstein. “Bad Girl” diproduseri oleh Goldstein dan Charlie Puth. Lagu ini akan mulai tayang di Top 40 radio pada 16 Februari mendatang dan juga merupakan salah satu lagu dari album Daya yang akan rilis tahun ini.

Karir Daya meroket pada tahun 2016 lewat album debut Gold-certified miliknya Sit Still, Look Pretty. Ia juga pertama kali mendapatkan GRAMMY Awards untuk hits 8x multi-platinum bersama The Chainsmokers, “Don’t Let Me Down”. Setelah kesibukannya di tahun itu, Daya mengambil waktu untuk rehat sejenak dan fokus pada dirinya sendiri, mengalihkan diri pada seni yang sesuai kata hatinya. Hasilnya adalah musik paling percaya diri sepanjang karirnya, penuh dengan semangat independen khasnya, seperti di lagu “Bad Girl” ini.

“Menurutku, lirik ‘bad girl’ tidak hanya tentang ‘anak bermasalah’ atau pemberontak, tetapi ‘bad girl’ bisa jadi siapapun yang percaya diri dan menampilkan diri mereka terus terang ke seluruh dunia, tidak melulu harus tampil seperti ‘bad girl’ umumnya,” ujar musisi berusia 22 tahun ini. “Siapapun bisa jadi adalah seorang ‘bad girl’, dan penampilannya bisa bervariasi dari jaket kulit dan boot hingga gaun dan permata.”

Video klip untuk lagu ini disutradarai oleh Clyde Monroe, menampilkan aesthetic Hollywood masa lampau untuk mempertegas statement Daya tentang femininitasnya. Latar club yang digunakan merupakan simbol utopis dimana tidak ada tekanan untuk ikut arus dan semua orang bebas untuk mengeksplor dan mendobrak batas-batas gender, seksualitas, dan ekspresi.

“Aku tidak mudah menerima femininitasku. Ketika aku masih muda, aku tidak suka dipanggil ‘cantik’ dan aku tidak mau ikut tren kecantikan yang standar,” ungkap Daya. “Tapi seiring aku memahami seksualitasku, dan melalui berbagai hubungan, aku mulai menyukai femininitasku, secara fisik maupun mental, terutama karena femininitasku tidak lagi merupakan ‘keharusan’ dan didefinisikan dengan bersama seorang lelaki.”

“Bad Girl” melanjutkan single terakhirnya “First Time” yang kini sudah mengumpulkan lebih dari 6.6 juta stream di seluruh dunia, serta masuk ke lebih dari 40 playlist mancanegara sejak rilisnya bulan Oktober 2020 lalu. Lagu tersebut ditulis Daya bersama SHY Martin dan duo produser-penulis lagu multi-platinum asal Swedia Jack & Coke, yang juga memproduseri lagu tersebut.

Setelah kesuksesannya di tahun 2016 lewat album debut Gold-certified yang berjudul Sit Still, Look Pretty, karya-karya Daya telah mengumpulkan lebih dari satu milyar stream di Spotify, belum termasuk 1.3 milyar stream di Spotify untuk hits 8x multi-platinumnya bersama The Chainsmokers, “Don’t Let Me Down”, yang juga memberikannya GRAMMY Award yang pertama.

Ia sudah berkolaborasi dengan musisi-musisi seperti Gryffin, RL Grime, NOTD dan Shallou. Pada tahun 2019 lalu, Daya juga merambah dunia film & televisi lewat lagu “Forward Motion” yang menjadi OST untuk film Amazon Studio, Late Night (Mindy Kaling & Emma Thompson)  dan “Keeping It In The Dark” yang menjadi soundtrack untuk 13 Reasons Why’s season 3. Ia juga masuk ke list 21 Under 21 tahunan dari Billboard setiap tahun sejak debutnya, dan menjadi penerima Forbes 30 Under 30 termuda pada 2017 silam.

Ia telah melaksanakan berbagai tour, menjadi opening act untuk Carly Rae Jepsen dan MARINA serta tampil di berbagai event Pride, termasuk Opening Ceremony untuk U.S. World Pride pada Juni 2019 lalu bersama seniman-seniman terkemuka seperti Cyndi Lauper, Billy Porter, Chaka Khan, Ciara, dan Todrick Hall. Ia kini sedang menggarap album full-length via AWAL/Sandlot & Kasher Records. (FE)

iMovies

Lama menghilang dari dunia nyanyi, Marshanda tampil maksimal di OST “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…”

Published

on

iMusic.id – MD Pictures merilis Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” Jumat (4/7/2025), perilisan OST yang dibarengi dengan peluncuran official poster film tersebut di gelar di MD Place, Jaksel yang juga merupakan headquarter dari MD Pictures. Acara ini di hadiri oleh Manoj Punjabi selaku Eksekutif Produser dan para cast film tersebut dari Marshanda, Ariel Tatum, Patricia Gouw, Reza Nangin, Elmandsipasi, hingga Asri Welas plus Andi Riyanto sebagai composer dan song writer.

Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” ini adalah sebuah lagu sedih berjudul “Segalanya” yang diciptakan Andi Rianto bersama Ria Leimena dan dinyanyikan oleh Marshanda. Musik dan lirik yang Andi dan Ria hasilkan berhasil menangkap esensi emosional dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” itu sendiri.

“Walaupun Marshanda ini tidak aktif bernyanyi seperti sebelumnya, namun saya tahu bahwa Marshanda pasti akan all out di lagu ini dan saya yakin hasilnya pasti bagus”, terang Andi Riyanto ketika teman – teman media bertanya tentang proses rekaman suara Marshanda di lagu ini.

Sementara Marshanda sendiri mengaku bahagia bisa menjadi pengisi suara di lagu “Segalanya” ini, walaupun dia sudah lama tidak pernah melakukan lagi proses rekaman namun semangatnya tetap terjaga.

“Lagu ini catchy tapi sedih banget. It captured the whole feeling-nya Alina dan cerita filmnya. Aku ngerasa blessed banget bisa nyanyi lagu ini, apalagi setelah lama nggak rekaman,” ungkap Marshanda.

Lagu “Segalanya” ini menggambarkan perasaan mendalam sang tokoh utama, Alina (Marshanda), tentang cinta, pengkhianatan, dan kehancuran. Dengan melodi yang catchy tetapi penuh emosi, lagu ini menjadi cerminan perjalanan batin Alina dalam menghadapi pengorbanan dan kekecewaan.

“Lirik favorit aku adalah, “Hancurnya mimpi hidup, cinta, dan segalanya.” Bait tersebut merangkum kepedihan yang dialami tokoh utama dalam lagu ini”, tambah Marshanda.

Andi Riyanto sendiri mengaku terinspirasi dari saat dia menyaksikan adegan – adegan krusial di film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” tersebut,

“Lagu ini adalah segalanya, cinta, pengorbanan, dusta, ketidaktulusan, kesetiaan, dan pengingkaran, Semuanya ada di lagu ini,” ujar Andi Riyanto.

Lagu “Segalanya” memang berisikan curahan hati seorang istri yang menghadapi pengkhianatan oleh kekasih hatinya.

“Saya tuh paling susah untuk appreciate lagu, Lagu yang laku di platform dan enak didengar, belum tentu sesuai dengan layar lebar. Itu ada formulanya, dan pertama kali kerja sama untuk proyek besar ini, saya terima kasih Mas Andi Rianto sudah dapat formulany,” ungkap produser Manoj Punjabi.

“Lagu ini bukan hanya komunikatif, tapi juga bisa jadi soundtrack. Lagunya simple, menyentuh, dan dapat dramanya.” Tambah Manoj Punjabi lagi.

Sementara itu, Final poster “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” menunjukkan kesinambungan dengan poster yang dirilis pada Februari silam. Pada poster pertama sebelumnya, hanya tampak pemandangan di bawah meja yang menampilkan adegan seorang wanita menggoda seorang pria dengan sebelah kakinya. Dalam poster final ini, adegan yang masih kabur dengan sosok-sosok yang masih misterius tadi diperlihatkan secara gamblang.

Sedangkan di final posternya diperlihatkan adegan penuh di meja makan dari poster pertama. Di tengah meja, duduk Alina (Marshanda) yang berjilbab dan mengenakan pakaian serba biru. Sedangkan putrinya, Rere (Rachel Mikhayla), tampak bergelayut di pundaknya. Mata kedua perempuan itu mengarah ke sosok pria yang duduk di sebelah kiri meja, Reza (Deva Mahenra). Namun, alih-alih membalas tatapan penuh harap dan raut wajah bahagia anak-istrinya, Reza justru menatap lekat wanita berjilbab lain yang duduk di seberangnya yaitu Asih (Ariel Tatum).

Wanita itu pun berbalas pandang dengan Reza diiringi senyuman licik sambil mengangkat segelas jus berwarna merah di tangan kanannya, dan menggendong bayi di tangan kirinya. Sementara itu, di bawah meja, sebelah kaki Asih terlihat mengelus kaki Reza yang agak maju ke depan menyambut kaki Asih.

“La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” diadaptasi dari kisah viral oleh Elizasifaa. Ini merupakan cerita kedua Eliza yang difilmkan oleh MD Pictures setelah” Ipar adalah Maut”. Seperti pendahulunya, “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” yang disutradarai Hanung Bramantyo ini menyoroti kehadiran orang ketiga dalam sebuah keluarga harmonis yang relijius. “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” akan mulai tayang di seluruh bioskop tanggal 14 Agustus 2025, sementara itu Lagu “Segalanya” akan tersedia di seluruh platform digital (DSP) serta YouTube mulai 8 Juli 2025.

Continue Reading

iMusic

Unit Emo, Tears Don’t Lie kolaborasi dengan Savira Razak di single “Hancur”

Published

on

iMusic.id – Band modern rock alternative bernuansa emo asal Kota Batik, Tears Don’t Lie, kembali menghadirkan karya emosional yang menyentuh hati. Kali ini, mereka merilis single ketiga bersama dengan musik video berjudul “Hancur” yang secara resmi dirilis pada 30 Juni 2025.

Dalam lagu ini, Tears Don’t Lie menggandeng Savira Razak, mantan vokalis Killing Me Inside, untuk ikut duet mengisi bagian vokal. Kehadiran Savira memberikan warna baru yang kuat, emosional, dan penuh luka, sangat cocok dengan nuansa gelap lagu ini.

“Hancur” bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya, bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya. Lagu ini membingkai kesedihan mendalam saat seseorang mencoba menerima kenyataan pahit bahwa orang yang dicintai tak akan pernah kembali. Dengan aransemen yang dramatis dan lirik yang menggugah, Tears Don’t Lie berhasil menyampaikan rasa duka dengan cara yang indah namun tetap emosional.

Formasi band Tears Don’t Lie saat ini terdiri dari: Oji (Vocals), Didi (Gitar), Ekky (Gitar + Vokal), Tegar (Bass), Tommy (Gitar), dan Yunan (Drum).

Tak hanya menghadirkan kolaborasi vokal, dalam produksi lagu ini Tears Don’t Lie juga bekerja sama dengan Ian Natha dari PolarityAudio sebagai Co-Producer, yang berhasil menambahkan elemen modern dan kedalaman emosional ke dalam komposisi lagu, menjadikannya salah satu karya paling matang dalam diskografi band ini sejauh ini.

Dengan paduan rock alternatif, sentuhan emo, serta produksi modern, “Hancur” diharapkan bisa menjadi soundtrack bagi mereka yang pernah kehilangan dan masih mencoba untuk bangkit.

“Hancur” is here, a new anthem born from pain, wrapped in distortion and honesty. Only from Tears Don’t Lie. Single dan Music Video “Hancur” sudah tersedia di berbagai platform streaming musik digital, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music, mulai tanggal 30 Juni 2025.

Continue Reading

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading