iMusic.id – Bunga Citra Lestari (BCL), penyanyi yang telah sukses dengan 7 Piala AMI Awards, resmi merilis single terbaru berjudul “Selalu Ada di Nadimu”. Lagu ini menjadi bagian dari Original Motion Picture Soundtrack film animasi “JUMBO”, yang menghadirkan nuansa hangat dan emosional dengan aransemen yang terdengar intim namun megah.
Mengangkat tema cinta dan harapan seorang ibu untuk anaknya, lagu ini siap menyentuh hati para pendengarnya. Pesan dalam lagu ini selaras dengan kisah yang diangkat dalam film animasi “JUMBO”, dimana BCL juga berperan sebagai pengisi suara karakter Ibu Don, seorang ibu yang berprofesi sebagai penulis cerita dongeng dan lagu.
Dalam film tersebut, BCL sebagai Ibu Don menciptakan sebuah lagu sebagai warisan untuk Don yang terus menjadi sumber kekuatan dan kenangan meskipun sang ibu telah tiada.
“Lagu “Selalu Ada di Nadimu” adalah ungkapan perasaan terdalam seorang ibu untuk anaknya. Lagu ini menggambarkan doa dan harapan seorang ibu yang selalu menyertai anaknya, bahkan ketika ia sudah tidak lagi berada di dunia ini,” ungkap BCL.
“Aku sebagai seorang ibu, melihat bahwa anak kita juga memiliki perjalanan hidupnya sendiri. Namun, apa yang orangtuanya ajarkan, serta kasih sayang seorang ibu, akan selalu ada di dalam diri sang anak,” tambah BCL.
Lagu ini diproduseri dan ditulis oleh Laleilmanino, dengan lirik yang menggambarkan doa, harapan, dan kehangatan orangtua terhadap anaknya. Nino Kayam mengungkapkan bahwa saat menulis lirik lagu ini, ia juga terinspirasi dari pengalaman pribadinya.
“Kebetulan saya baru saja kehilangan ayah saat mengerjakan lagu ini. Namun, inspirasi saya tidak hanya datang dari hubungan orangtua dan anak, tetapi juga dari esensi pertemanan dan dukungan yang kita berikan kepada orang-orang terdekat,” cerita Nino tentang penulisan lagu “Selalu di Nadimu”.
“Bahwa dunia memang tak selalu ramah. But it’s okay to not be okay. Sedih itu ada agar kita menghargai bahagia. Dan percayalah, langkah kita akan selalu dilindungi oleh doa-doa semua orang yang menyayangi kita,” tambah Nino.
Proses pembuatan lagu “Selalu ada di Nadimu” dilakukan dengan pendekatan yang mengikuti dinamika adegan di dalam film animasi “JUMBO”. Laleilmanino mencoba menerjemahkan suasana intim lewat aransemen yang bernuansa orkestra, dibalut dengan vokal BCL. Ilman mengungkapkan, dalam proses pembuatan OST film animasi “JUMBO” juga cukup sedikit berbeda.
Biasanya dalam membuat sebuah lagu, Laleilmanino akan membuat notasi dan progresi chord terlebih dulu, setelah itu lirik.
“OST “JUMBO” ini spesial karena kami buat dari lirik yang kami nada kan. Kami berangkat dari lirik dulu. Dari sebuah lirik yang sudah terangkai, lirik tersebut kalau ditarik ke bawah menjadi sebuah anagram. Ketika liriknya sudah jadi, kami berdiskusi dengan Nino. Usai menggarap lirik, gue dan Lale merangkai notasi dan chord. Setelah bikin demo, barulah kami rekam,” tambah Ilman.
Setelah akhirnya mendengarkan lagunya dan melihatnya di film “JUMBO”, Laleilmannino pun terhanyut dengan kehangatannya bersama tepukan para penonton yang hadir di Gala Premiere. Bagi mereka lagu ini cukup emosional.
“Satu, karena kami ikut menggawangi perjalanan film ini dari cukup awal. Dua, karena ini merupakan kali pertama kami dapat kesempatan menulis lagu tema untuk sebuah film. Tiga, karena di film ini lagu kami tak hanya sekedar jadi bumbu penghibur, tapi punya peran yang sangat penting dalam cerita. Membuat kita merasa punya bagian lebih dari sekedar pengisi soundtrack. Terima kasih teman-teman Visinema atas kesempatannya.,” ungkap Nino.
Bagi BCL, Ini bukan pertama kalinya ia bekerja sama dengan Visinema. Sebelumnya, ia juga terlibat dalam OST “Keluarga Cemara”, sebuah lagu yang berhasil meraih Piala Maya untuk Lagu Tema Terpilih. Kini, melalui kolaborasi dengan Visinema Studios, BCL menghadirkan OST untuk film animasi “JUMBO”, yang akan menghangatkan hati para penontonnya.
iMusic.id – Setelah sukses menggelar penayangan perdana di Indonesia di JAFF20, film produksi BASE Entertainment, Beacon Film, Refinery Media, dan didukung oleh Singapore Film Commission (SFC) dan Infocomm Media Development Authority (IMDA), Film “Esok Tanpa Ibu” (Mothernet) merilis official trailer & poster yang mengharukan dan hangat.
Menggambarkan dinamika hubungan keluarga kecil Cimot atau Rama bersama kedua orangtuanya, official trailer “Esok Tanpa Ibu” menampilkan kedekatan anak remaja bernama Cimot (Ali Fikry) dengan Ibunya (Dian Sastrowardoyo). Semua kegelisahan dan keceriaan, selalu Cimot bagikan ke sang Ibu. Sementara, Cimot lebih memilih rapat-rapat menyimpan rahasia hidupnya dengan sang Bapak (Ringgo Agus Rahman).
Namun, kejadian tragis membuat hari-hari bahagia Cimot berubah. Ibunya mengalami koma. Ia pun kehilangan kasih sayang yang selalu merangkulnya. Sementara hubungannya yang canggung dengan sang Bapak, justru semakin merenggang dan menimbulkan konflik relasi anak-orangtua.
Lagu “Jernih” dari Kunto Aji dan “Raih Tanahmu” dari hara & Nosstres yang ada di official trailer “Esok Tanpa Ibu” juga mampu memberikan dimensi emosi yang semakin menyentuh. Momen dramatis terjadi saat Ibu yang tengah koma, kini kembali bisa berinteraksi dengan Cimot dan Bapak, namun dalam wujud kecerdasan buatan (AI). Mampukah wujud baru itu menggantikan kasih Ibu selamanya?
Di official poster, dengan indah ditampilkan Dian Sastrowardoyo, Ali Fikry, dan Ringgo Agus Rahman berbaring dalam sebuah taman bunga putih, dengan bingkai serupa layar gawai yang menjadi representasi film ini, antara kasih sayang yang tumbuh secara manusiawi dan imitasi yang mencoba mensubstitusi.
Disutradarai oleh sutradara Malaysia Ho Wi-ding dari naskah yang ditulis oleh Gina S. Noer, Diva Apresya, dan Melarissa Sjarief, film “Esok Tanpa Ibu” Ibu diproduseri oleh Shanty Harmayn dan Dian Sastrowardoyo. Film ini juga menjadi kolaborasi internasional.
Selain Ali Fikry, Dian Sastrowardoyo, dan Ringgo Agus Rahman, film ini juga dibintangi oleh Aisha Nurra Datau dan Bima Sena.
Produser Shanty Harmayn mengungkapkan film “Esok Tanpa Ibu” melewati perjalanan yang cukup panjang. Dimulai dari ide yang dibawa oleh Gina dan Diva, film ini akhirnya siap tayang di bioskop Indonesia mulai 22 Januari 2026.
Ikuti perkembangan terbaru film “Esok Tanpa Ibu” melalui akun Instagram @base.id & @filmesoktanpaibu. Tonton film Esok Tanpa Ibu (Mothernet) mulai 22 Januari 2025 di bioskop Indonesia.
iMusic.id – Film drama keluarga terbaru yang dinanti-nantikan, “Dalam Sujudku”, secara resmi diperkenalkan melalui penayangan khusus yang diadakan oleh Project 69 di Queens Head Kemang, Jakarta, pada Jumat (12/12/2025).
Meskipun baru akan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia pada tahun 2026, antusiasme sudah terasa, terutama karena film “Dalam Sujudku” ini menjanjikan narasi yang sangat kuat dan dekat dengan realitas kehidupan sehari-hari, berpusat pada badai yang menguji fondasi sebuah rumah tangga.
Kisah “Dalam Sujudku” ini dengan lugas menyoroti bagaimana goncangan terbesar dalam hubungan suami istri dapat merusak kebahagiaan yang telah dibangun, memaksa pasangan tersebut untuk bergumul dengan keputusan sulit demi mempertahankan ikatan keluarga.
Inti dari cerita “Dalam Sujudku” ini berfokus pada dinamika kehidupan rumah tangga Farid, yang diperankan oleh Marcell Darwin, dan Aisyah, yang dibintangi oleh Vinessa Inez, sepasangan suami istri yang awalnya hidup harmonis bersama dua buah hati mereka. Titik balik dramatis terjadi ketika karir Farid menanjak pesat dan mengharuskannya pindah ke Jakarta, sebuah momentum yang seharusnya menjadi pencapaian namun justru menjadi pemicu keretakan. Di kantor barunya, Farid bertemu dengan rekan kerja, Rina (Naura Hakim), yang lambat laun memikat hatinya setelah sering terlibat dalam proyek kerja bersama, menciptakan sebuah chemistry terlarang yang mulai mengikis kesetiaan dalam pernikahannya.
Walaupun tak selalu mendampingi suaminya di Jakarta, Aisyah di rumah merasakan firasat kuat bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan Farid, mengisyaratkan bahwa ikatan batin mereka masih terhubung meski jarak memisahkan. Sayangnya, kecurigaan Aisyah berujung pada kenyataan pahit, ketika Farid memilih untuk menikahi Rina, meninggalkan Aisyah dalam keadaan luka batin yang mendalam.
Vinessa Inez, yang memerankan Aisyah, menggambarkan peran ini sebagai tantangan emosional yang besar. Mengenai karakternya, ia menyampaikan, “Aisyah berusaha tegar meskipun hatinya diguncang situasi yang rumit. Aku ingin penonton bisa merasakan pergolakan itu, terutama saat ia harus berdamai dengan dirinya sendiri.”
Rico Michael selaku sutradara tertarik menjadikan alur yang rumit ini sebagai film drama yang kuat karena juga ingin menampilkan karakter Rina, orang ketiga, dengan latar belakang trauma psikologis yang mendalam, sehingga “penonton nggak sekedar ‘terima jadi’ karakternya sebagai perebut suami orang,” namun dapat memahami dimensi kemanusiaannya.
Rico Michael menegaskan bahwa film ini lahir dari keinginan untuk mengangkat cerita yang aktual dan relate dengan kehidupan masyarakat, sebuah komitmen yang akan ia lanjutkan pada proyek film berikutnya yang akan mengangkat isu teror video asusila di media sosial. Hal ini menunjukkan ambisi Project 69 untuk menyajikan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memicu refleksi sosial.
Keunikan lain dari “Dalam Sujudku” adalah lokasinya yang beragam, meliputi Cimahi, Jakarta, dan Garut, yang turut memperkaya visualisasi dan nuansa cerita, menjauhkan kesan studio semata.
Meskipun judul dan posternya mungkin menyiratkan cerita drama religi, Rico Michael secara spesifik menjelaskan bahwa film ini tidak bermaksud menonjolkan aspek religius, melainkan lebih menekankan pada “usaha mempertahankan keluarga” dalam kondisi yang sangat sulit. Penekanan ini mengarahkan fokus cerita pada nilai-nilai universal tentang komitmen, pengorbanan, dan proses pemulihan. Salah satu adegan yang berhasil membalikkan emosi penonton adalah saat Farid merasakan frustrasi mendalam atas kehancuran keluarganya, momen yang sukses mengubah rasa gemas dan sebal penonton terhadap karakter tersebut menjadi rasa iba.
Sementara itu, Mamu Black Sweet sebagai pengarah musik memberi sentuhan emosional mendalam di film ini. Kontribusi Mamu Black Sweet dalam menggarap musik menjadi elemen krusial yang menyempurnakan atmosfer dramatis film ini.
Film “Dalam Sujudku” diperkuat juga oleh jajaran aktor ternama seperti Riyuka Bunga, Dominique Sandra, Chika Waode, Momo Mariska, hingga Dennis Adhiswara.
iMusic.id – Disutradarai Hadrah Daeng Ratu, film “Musuh Dalam Selimut” menghadirkan cerita tentang pengkhianatan yang muncul dari lingkar paling dekat, mengangkat fenomena yang kerap terjadi di kalangan anak muda dan pasangan pengantin baru masa kini, ketika sosok “teman” justru menjadi ancaman dalam rumah tangga.
Trailer “Musuh Dalam Selimut” memperlihatkan Gadis (Yasmin Napper) dan Andika (Arbani Yasiz) yang sedang membangun rumah tangga dengan rasa percaya yang tampak kokoh di awal. Namun kedekatan pertemanan yang masuk ke wilayah personal perlahan menggeser batas, terutama ketika Suzy (Megan Domani) semakin sering berada di pusat kehidupan mereka.
Hadrah Daeng Ratu menegaskan bahwa “Musuh Dalam Selimut” tidak berdiri sebagai kisah cinta segitiga konvensional. Menurutnya, penguatan latar karakter dan storytelling tiap tokoh menjadi kunci agar penonton memahami alasan di balik keputusan yang diambil setiap karakter.
“Background karakter yang kuat di “Musuh Dalam Selimut” menjadi penting agar penonton tahu alasan yang dilakukan oleh mereka. Kisah perselingkuhan bukan hanya sekadar cinta segitiga biasa, tapi menceritakan trauma-trauma yang dihadapi karakter dalam menjalani hidupnya setelah melewati banyak luka,” ujar Hadrah.
Ia menjelaskan, konflik inti film ini dibangun secara bertahap melalui kedekatan pertemanan yang terasa wajar terlebih dahulu. Dari sana, hubungan itu perlahan masuk ke dalam circle kehidupan tokoh utama, menanamkan berbagai informasi yang memantik kecurigaan hingga mendorong pencarian bukti tentang pengkhianatan yang terjadi.
“Dimulai dari membangun hubungan yang akrab dulu dari sebuah pertemanan, pelan-pelan sahabat itu masuk ke dalam circle kehidupan tokoh utama, membangun banyak planting informasi kecurigaan yang mengarah pada pencarian bukti kebenaran,” katanya.
Hadrah menambahkan, pada akhirnya penonton akan dibawa pada kejelasan posisi konflik, termasuk siapa yang protagonis dan siapa yang antagonis di penghujung cerita.
Poster resmi yang dirilis bersamaan dengan trailer mempertegas nuansa intim sekaligus mencekam, mengisyaratkan bahwa ancaman terbesar tidak selalu datang dari luar, melainkan bisa bersembunyi di balik kehangatan relasi yang selama ini dipercaya.
Dengan tensi psikologis dan emosi yang dibangun perlahan, Musuh Dalam Selimut menawarkan pengalaman menonton yang lebih berlapis tentang cinta, loyalitas, luka, dan batas pertemanan yang bisa berubah menjadi bencana.
Film “Musuh Dalam Selimut” ini akan tayang di bioskop mulai 8 Januari 2026.