Connect with us

iMusic

Group band retro asal Jogjakarta ‘Korekayu’ luncurkan album ketiga “Verhaal”

Published

on

iMusic.id – Group musik pop oldies ‘Korekayu’ merilis album anyar berjudul “Verhaal” yang mengusung tema cerita tentang perjalanan dan pengalaman hidup yang di ilustrasikan dalam sebuah rangkaian kolase berwujud karya musik dan lagu.

Kolase menjadi perumpamaan yang paling tepat untuk memahami perjalanan hidup seseorang dengan segala pengetahuan dan pengalamannya. Ini adalah kali ketiga ‘Korekayu’ memetik kenangan sekaligus menanam warisan dengan diluncurkannya album yang bertajuk “Verhaal”.

Penamaan album “Verhaal” diambil dari kata dalam bahasa Belanda yang artinya “cerita” atau “narasi” yang merujuk pada suatu rangkaian peristiwa atau pengalaman yang sifatnya imajinatif maupun berdasar fakta. Sesuai dengan judulnya, ‘Korekayu’ memaknai album ini sebagai sebuah perjalanan hidup.

Saat ini ‘Korekayu’ digawangi oleh Alfon Kriswandaru, Alvin Yudha, Bagas Raharjo, Bondan Jiwandana, Lukas Ingheneng, dan Yustinus Cahyadi. Album “Verhaal” merupakan eksplorasi yang mendalam tentang kisah yang dialami ataupun disaksikan oleh para personil. Hal tersebut dikisahkan kembali dalam tata suara khas ‘Korekayu’ yang tak hilang kesan retro-nya. 

Dalam sebuah wawancara, Lukas (gitar) mengungkapkan bahwa “Entah official atau tidak, mungkin istilah “Verhaal” yang kemudian diserap ke bahasa Indonesia yang kita tahu sebagai “Perihal” itu diambil karena album ini dari lagu pertama sampai kedua belas adalah kami sedang bercerita tentang apa pun”.

Ke 12 track list seperti “Lala Lalala, Don Juan, September, Sari 3, Sepotong Kecil Hatimu, Spoorwegen, Angin Membawamu, LDR, Sepotong Kecil Hatimu, Terima Kasih, Terserah Maumu feat. The Rain, Pekrin Merekru” dan “Badut Bodoh” memiliki tema dan cerita yang berbeda – beda di tiap syairnya. ‘Korekayu’ memberi kejutan pada gubahan musiknya yang berbeda namun tetap memiliki kesamaan benang merahnya.

Dengan jam terbang yang jelas lebih matang, album ini dinilai sebagai album yang paling siap baik secara penulisan dan teknis. Tentu ada beberapa hal baru secara genre di musik, ada juga eksperimen untuk menemukan pola permainan yang menarik. Kendati demikian, ‘Korekayu’ mencoba lebih ikhlas dalam berproses.

Bondan (gitar) membagikan pengalamannya saat proses dimana para personil nya kini menjalani kehidupan berkeluarga dan komitmen personal, “Verhaal” diciptakan dengan tidak asal – asalan, mengalir, dan tetap mempertahankan nuansa oldies-nya. ‘Korekayu’ dalam 12 lagu di album ini agaknya mengingatkan bahwa tak segala hal harus berganti, tak semuanya harus berubah, dan tak semuanya harus menjadi baru.

Salah satu sorotan menarik adalah kolaborasi dengan The Rain dalam lagu “Terserah Maumu“, di mana para personil secara personal mengidolakan mereka, berkembang menjadi kolaborator, bahkan melahirkan persaudaraan lebih dalam melampaui sekadar kemitraan bermusik saja. Sesuatu yang sebelumnya tidak diperkirakan akan terjadi sejauh itu oleh ‘Korekayu’.

Dengan gaya lanskap khas album tahun 60an, artwork pada album “Verhaal” dikemas dengan konsep foto yang ditarik pada suatu periode tertentu. Hal ini terinspirasi dari koneksi sejarah Indonesia-Belanda-Jepang yang pernah bersinggungan yang membentuk sebuah verhaal atau cerita. Perihal tersebut diisyaratkan kembali dengan seorang lelaki yang sedang duduk menikmati album foto berlatarbelakangkan sebuah bangunan lawas.

Proses pengerjaan album ini dilakukan di Satrio Piningit dan Rockstar Studio. Juru rekam Abraham Michael dan proses mixing & mastering yang dikerjakan oleh Sasi Kirono. Sementara pengerjaan artwork dipunggawai oleh Prastiyo Rakhmad.

Menjelang perilisan album “Verhaal”, Korekayu akan menghadirkan music video “Sepotong Kecil Hatimu” pada tanggal 9 April 2025. Music video yang digarap oleh Sopian Iskandar menyuguhkan konsep unik dengan tema dangdut lawas, di mana para personil ‘Korekayu’ tampil totalitas dengan riang berjoget  seakan mengajak penonton untuk kembali ke era musik Indonesia tempo dulu tanpa menghilangkan ciri khas ‘Korekayu’.

Setelah peluncuran music video, album “Verhaal” secara lengkap akan tersedia di seluruh layanan streaming musik pada tanggal 11 April 2025. Selain itu, album “Verhaal” akan dilepas dalam rilisan fisik kaset pita dan special boxset yang dapat dipesan mulai tanggal 11 April 2025.

Setelah bertahan dari tantangan pandemi yang sempat menghambat segala rencana mereka pada album “Romansa”, Korekayu berharap album “Verhaal” dapat menyembuhkan trauma atas pengalaman sulit yang dulu pernah dialami. Yusti (keyboard) juga menaruh harapan bahwa dengan peluncuran album ini, ‘Korekayu’ bisa memperoleh kesempatan untuk lebih sering manggung, tur bersama, hingga mewujudkan salah satu angan-angan mereka yakni ngeband di luar negeri.

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Weird Genius” Gaet “PB GLAS” Di Single Terbarunya ”Witch Hunt”.

Published

on

iMusic.id –  Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.

Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.

‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.

Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Emma Elliott” Kembali Dengan Single Terbarunya, “Bingkai”.

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.

Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.

“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.

“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.

Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.

Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.

“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”

Tentang Emma Elliott

Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.

Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.

Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)

Continue Reading