Connect with us

iMusic

Dibalut Nuansa R&B Yang Kental, “Mira Jasmine” Bertukar Nada Dengan “Monica Karina” Pada “Congratulations”.

Published

on

iMusic – Jakarta, 17 April 2020 – Penyanyi muda asal Jakarta, Mira Jasmine, merilis single terbaru berjudul “Congratulations” di semua platform digital musik seperti Spotify, Apple Music, Joox, Deezer, dan lain-lain. Karya ini adalah debut single dari Mira Jasmine sebagai penyanyi solo setelah sebelumnya merilis karya bersama DJ / Producer Music, Kayman di lagu “Looking For” sebagai featuring. Pada single ini, Mira juga berkolaborasi dengan Monica Karina, sebagai salah satu penulis lagu dan juga sebagai primary artist.

Mira Jasmine sudah melirik dunia tarik suara sebagai salah satu wahana untuk mengekspresikan diri sedari dulu, yang pada akhirnya ia mulai tekuni sejak tahun 2016. Lagu “Congratulations” ini menjadi karya yang Mira Jasmine hasilkan dengan nuansa R&B kental atas dasar rasa nyaman dan cinta yang mendalam terhadap genre musik ini.

Monica Karina turut ikut menyumbangkan nada dan tulisan untuk mempercantik aransemen di lagu ini. Memulai karir musiknya pada tahun 2018, Monica Karina sudah menghasilkan beberapa buah karya kolaborasi dengan Dipha Barus serta single solo utama yang tak asing didengar lagi seperti “Money Honey”, “You Move Me” dan “Skin to Skin”. Pada lagu “Congratulations” Mira Jasmine membawa sound yang sinis dan terdengar judes namun di dibalut dengan musik yang begitu lembut.

“Garis besar lagu ini sebenarnya tentang fake friends. Seperti kita punya teman yang menggunakan kita sebagai jembatan untuk meraih hal-hal yang dia mau, tapi setelah mereka dapat yang mereka mau kita ditinggal gitu aja.” ujar Mira Jasmine. Berbalik arah dari sound yang disuguhkan Mira Jasmine, Monica Karina disini lebih membebaskan diri untuk meromantisasikan makna utama lagu ini. “Gue sengaja mengambil perspektif berbeda, yaitu dari sisi yang lebih romantis sebagai komplimen pada bagian lagu yang menurut gue lebih sentimental dan agak nostalgic.” ujar Monica Karina.

Bekerja sama dengan MBE yang bukan lain adalah Producer asal Jakarta dan juga salah satu talent dari Pon Your Tone Records, lagu ini kurang lebihnya memakan waktu selama 3 bulan lamanya dari proses produksi, pengambilan vokal hingga mixing dan mastering. Semasa proses pengambilan vokal di lagu ini, Monica Karina dengan inisiatifnya turut serta menambahkan suaranya. Diawali dengan Mira Jasmine dan Monica Karina saling menggali lirik dan nada hingga diakhiri Monica Karina mencoba untuk mengisi vokal di lagu ini.

Selama menjalani proses penggarapan lagu ini Mira Jasmine berinisiatif untuk mendaftarkan karyanya dalam program Tunes from Tomorrow Series 002 yang bukan lain adalah kolaborasi pertama antara Pon Your Tone Records dengan Frekuensi Antara yang diwadahi oleh Social Hub.

Social Hub sendiri merupakan rumah kolaborasi di beberapa kota yang mempunyai misi untuk menghubungkan berbagai macam kolektif agar bisa berjumpa serta berkarya bersama. Kini, Social Hub sudah berada di Denpasar, Bali dengan kolektif Tantra Bali dan di Jakarta dengan kolektif Pon Your Tone sebagai tuan rumahnya, dan akan hadir di Bandung pada tahun 2020.

Program Tunes from Tomorrow Series 002 yang Mira Jasmine ikuti ini memiliki rangkaian kegiatan seperti open submission untuk para musisi elektronik muda lintas genre untuk mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan oleh penggiat musik dari Pon Your Tone seperti Kayman (Music Production Workshop) , Mbe (Sound Design Workshop), dan Monica Karina (Flow & Lyric Workshop) Sesi special class dari Mattermos (Songwriting Class).

Selain Mira Jasmine, ada pula beberapa musisi muda seperti Andre & Decemberkid dan Letasya yang mengikuti kegiatan ini. Melalui rangkaian pelatihan dari Tomorrow Series 002 yang sudah diadakan, Mira Jasmine kini dapat menyelesaikan karyanya hingga siap untuk diluncurkan kepada publik. (FE)

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading

iMusic

Sundari Gasong luncurkan single “Sedih”

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.

“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih”  siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.

Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.

“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.

Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.

Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.

Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:

“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”

Continue Reading

iMusic

The Rain sambut ulang tahun ke 24 lewat single baru “Cerita Yang Tersimpan”

Published

on

iMusic.id – Setelah lebih 2 dekade bersama, 7 album studio dan sederet single lepasan, The Rain masih bertahan dengan formasi awal sejak berdiri pada tahun 2001. Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal).

Akhir November 2025, beberapa minggu menjelang ulang tahun The Rain ke- 24, grup asal Yogyakarta ini merilis sebuah single baru berjudul “Cerita yang Tersimpan”.

“Salah satu cara kami bersyukur masih diberi umur dan tetap bersama selama ini adalah dengan berkumpul dan melahirkan karya baru, ini juga wujud terima kasih kami pada teman-teman yang menggemari lagu-lagu The Rain selama ini, pada para The Rainkeepers”, ujar Indra.

Dari balutan aransemennya, lagu anyar The Rain ini terdengar seperti mesin waktu yang membawa pendengar ke akhir dekade 80-an.  “Kami mencoba beberapa aransemen untuk lagu ini dan ternyata rasanya paling cocok dibawa ke era 80-an,” ujar Iwan.

Di studio, mereka bernostalgia mendengarkan lagu-lagu dari Richard Marx dan Def Leppard sebagai referensi saat mengerjakan aransemen lagu ini.

“Dulu saat remaja, kami memang tumbuh dengan lagu-lagu di era tersebut, jadi tak sulit untuk menghadirkan kembali nuansanya lewat lagu ini,” tambah Ipul.

“Dari sisi lirik, lagu ini bercerita tentang sebuah kesalahan, sebuah hubungan yang tak diakui terjadi. “Pelik deh.. hahaaa,” sahut Aang yang juga dipercaya untuk mengerjakan artwork single ini.

Cerita yang Tersimpan menjadi single lepasan ke-7 yang The Rain rilis setelah album “Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama” dirilis pada 2022. Akankah di tahun 2026 nanti album ke-8 The Rain akan dirilis?

“Masih dikerjakan. Semoga segera,” tutup Indra.

Continue Reading