iMusic – Alexandra, seorang solois pendatang baru
yang baru saja merilis single perdananya di blantika musik tanah air.
Alexandra yang baru saja merilis single berjudul “Word Left Unsaid”
Ini mendapat dukungan penuh dari kedua orang tua nya untuk menempuh jalur
musik.
Alexandra Noviyanto yang kerap disapa Alexandra adalah seorang dara cantik
kelahiran 12 Oktober 2006. Di usia yang masih sangat muda tersebut, Alexa sudah
memperlihatkan bakat yang mumpuni dengan merintis kariernya untuk menjadi
penyanyi yang juga mempunyai kemampuan menulis lagu berbahasa Inggris.
Lagu Word Left Unsaid yang bercerita tentang seseorang yang
masih berharap pasangannya akan kembali ini menjadi bukti bahwa Alexa sudah
sangat siap terjun dan menyemarakan industri musik nasional.
Ditemui saat jumpa pers bersama rekan media di bilangan Pondok
Pinang, Jakarta Selatan,
Alexa yang hadir dikawal oleh kedua orang tua nya pasangan Alex
Naviyanto dan Timor Setiorini yang juga merangkap sebagai produser
serta sang manager Ahmad Safari plus arranger nya Ilham Saputra
ini, Alexa menceritakan asal usul terciptanya single Word Left Unsaid dan
keinginan – keinginan Alexa kedepannya.
“Single ini tercipta disaat aku banyak berada di rumah
karena masih mengikuti protokol kesehatan di masa pandemi Covid – 19, ide nya datang begitu saja saat malam, tiba –
tiba aku mendapat inspirasi dan langsung menulis lagu ini”, terang Alexa
” Cerita lagu ini terinspirasi oleh kisah aku pribadi
dan juga kisah serta pengalaman teman – teman ku sendiri dan aku langsung kasi
tahu papa bahwa aku punya lagu”, tambah Alexa yang selain bernyanyi juga
punya kemampuan bermain gitar tersebut.
Alexandra yang masih berstatus sebagai pelajaran kelas X di Global
Islamic School, Tangerang Selatan ini punya alasan tersendiri kenapa
dia menulis single perdananya tersebut dalam bahasa Inggris. Menurut
Alexa isi lagu Word Left Unsaid ini akan lebih mengena bila liriknya di tulis
dalam bahasa Inggris.
“Aku lebih nyaman dalam menyampaikan lirik per liriknya
kalau dalam bahasa Inggris dan semua mengalir begitu saja saat aku menulis lagu
tersebut”, jelas Alexa.
Orang tua, manager dan arranger yang mendukung Alexa dan
awalnya hanya mensupport bakat dari Alexa saja akhirnya sepakat untuk membentuk
team kreatif di belakang Alexa untuk mendukung karir Alexa lebih serius lagi
kedepannya.
Walaupun saat ini team di belakang layar Alexa masih
mempromosikan single perdana Alexa tersebut di media sosial saja namun
mereka sudah juga merilis single Word Left Unsaid ini di berbagai digital
platform. Team sukses Alexa sudah sangat sejalan dengan tujuan Alexa untuk
menuju ke arah yang lebih profesional lagi kedepannya.
Bahkan rencananya di Agustus 2020 ini Alexa akan kembali meluncurkan single yang bermuatan kebangsaan berjudul “Pahlawan Ku” Serta single terbaru Alexa yang juga berbahasa Inggris lagi. Di masa pandemi seperti sekarang ini Alexa tidak mengalami kendala dalam melakukan proses kreatif, Alexa justru leluasa berkreasi dan menulis lagu. Sukses terus Alexandra. @fransiscuseko19
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)