Connect with us

iLive

Absen 2 tahun, “JogjaROCKarta” hadir Kembali dengan konsep “Rock on Jeep”.

Published

on

iMusic – “JogjaROCKarta” Kembali menggeliat di tahun 2022 ini. Dua tahun sudah badai pandemic Covid 19. Dua tahun pula JogjaROCKarta Festival (JRF) sempat absen menyajikan festival music rock berkelas Internasional. Seperti yang kita ketahui JRF terakhir kali terselenggara pada 1 Maret 2020, di Stadion Kridosono Yogyakarta, dengan menampilkan band asal Indonesia dan mancanegara, mulai dari “Death Vomit”, Kelompok Penerbang Roket, Navicula, Powerslave, Godbless, The Hu, Whitesnake, hingga Scorpion.

Pada tahun ini, Rajawali Indonesia selaku promotor akan Kembali menggelar JogjaROCKarta Festival yang direncanakan pada 24 dan 25 September, di Landasan Udara (Lanud) Gading Wonosari, Gunungkidul, DIY.

Di edisi yang kelima ini, JRF mengusung konsep adaptif konser drive in “Rock on Jeep”, dengan menggandeng komunitas – komunitas Jeep di Yogyakarta di antaranya Shiva Plateu dan Asosiasi Jeep Wisata Kaliurang.

“Konsep ini mengadaptasi kebiasaan baru untuk menonton konser secara offline, terutama festival music rock yang belum memungkinkan untuk berkerumun secara utuh. Dengan konsep tersebut, nantinya para penonton JRF akan mendapatkan experience menaiki jeep dari tebing Breksi menuju Lanud Gading Wonosari untuk menikmati aksi panggung seluruh penampil JRF dari atas Jeep secara langsung hingga nantinya Kembali lagi di tebing Breksi” terang founder Rajawali Indonesia & CEO JogjaROCKarta Festival, Anas Syahrul Alimi.

Dengan melibatkan komunitas Jeep dalam JRF 2022 ini, diharapkan mampu membangkitkan Kembali semangat para pelaku wisata dan tentunya pengembangan ekosistem festival music yang terkait, dikarenakan penggunaan jeep sebagai salah satu sarana wisata yang semenjak tahun 2020 hingga saat ini belum Kembali seutuhnya, sejak tersendatnya aktivitas wisata selama dua tahun kebelakang.

“Pertama kali dengan full Line Up Band Rock Indonesia”.

Berbeda dengan pelaksanaan JRF 4 edisi sebelumnya yang selalu menampilkan headliners mancanegara, kali ini untuk pertama kalinya JRF akan menampilkan band – band asal Indonesia sebagai headliners. Seperti : Burgerkill, Dead Squad, Superman Is Dead, Serigala Malam, The Hydrant, Jamrud, Edane, Seringai, Death Vomit, Prison Of Blues, dan masih banyak lagi lainnya. Nantinya 10 band tersebut akan tampil di main stage JogjaROCKarta Festival 2022. Tak hanya itu, JRF kali ini juga akan menyajikan mini stage yang akan menampilkan band – band rock potensial asal Indonesia lainnya, yang akan diumumkan segera.

“JRF kali ini akan menampilkan sebagian besar band – band rock Indonesia yang pernah konser atau tour di luar negeri” jelas Bakkar Wibowo, Co founder JogjaROCKarta Festival.

“Kali kedua berpindah venue”.

Masih terekam dalam ingatan kita semua, tahun 2017 JRF pernah berpindah venue dari stadion Kridosono ke Candi Prambanan. Meskipun hal itu batal, dan kembali lagi ke stadion Kridosono, setidaknya fakta tersebut sudah tercatat dalam sejarah JRF. Tahun ini JRF untuk kali kedua, memutuskan untuk pindah ke venue baru, Landasan Udara Gading Wonosari, yang terletak kurang lebih 30 km di sebelah tenggara kota Yogyakarta.

Pemilihan venue tersebut sebagai bentuk keinginan promotor Rajawali Indonesia untuk mewujudkan experience baru untuk para penggemar music cadas di seluruh Nusantara yang telah menantikan kehadiran JRF setelah dua tahun sempat absen karena terhalang Pandemi. “Perpindahan venue pada JRF kali ini menjadi ide segar dengan memanfaatkan Landasan Udara Gading Wonosari, JRF sedikit menepi dari hiruk pikuknya kota Yogyakarta di tahun ini.

Lanud Gading Wonosari sendiri, merupakan landasan udara yang belum sepenuhnya beroperasi sehingga selagi masih dapat digunakan untuk pemanfaatan diluar penerbangan kami sangat antusias untuk menggelar JRF di Lanud Gading Wonosari. Hal ini tentu tidak menutup kemungkinan  bahwa akan banyak venue atau tempat potensial lainnya untuk JRF selanjutnya maupun event selanjutnya” terang Ahmad Sobirin, Project Manager JogjaROCKarta Festival #5 2022.    

“JogjaROCKarta Festival NFT ; Akan Menjadi Festival Rock Pertama di Indonesia yang Mengusung Konsep NFT Tickets” Di tahun ini pula, untuk kali pertama JogjaROCKarta Festival memanfaatkan Non-Fungible Token (NFT) yang bernamakan “JogjaROCKarta Festival NFT” sebagai bentuk upaya JRF dalam mengikuti perkembangan teknologi NFT yang merupakan teknologi terbaru dalam

hal kepemilikan aset digital. Konsep yang bersandarkan pada teknologi blockchain ini membuka era baru untuk para artis dan musisi dalam pemanfaatannya salah satunya yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual. JogjaROCKarta Festival menjadi pioneer dalam pemanfaatan teknologi NFT di ranah festival musik rock di Indonesia.

“Selain berguna sebagai tiket untuk JogjaROCKarta Festival tahun 2022, akan ada 10 Rare NFT yang akan mempunyai benefit lifetime access ke JogjaROCKarta Festival. NFT Tickets JogjaROCKarta akan menjadi revolusi sistem membership, loyalty, dan pembentukan komunitas di dunia pecinta rock Indonesia.

JogjaROCKarta Festival NFT dapat diakses dan dibeli melalui aplikasi SerMorpheus atau situs app.sermorpheus.com” ungkap Kenneth Destian Tali, CEO SerMorpheus.

Program Goes to JogjaROCKarta Festival 2022 JogjaROCKarta Festival juga akan turut menghadirkan program ajang pencarian bakat aktivasi emerging band dan musisi rock baru di Indonesia, untuk tampil di panggung besar JogjaROCKarta bersama headliners lainnya.

Aktivasi ini, akan diselenggarakan bekerja sama dengan iKonser Channel, televisi yang khusus menayangkan segala hal mengenai konser musik. Harapannya, melalui program tersebut, JogjaROCKarta Festival turut menjadi wadah bagi musisi potensial untuk unjuk bakat sekaligus membantu memperkenalkan karya mereka lebih luas lagi. (FE)

Narasumber :

• Anas Syahrul Alimi, Founder Rajawali Indonesia & CEO JogjaROCKarta Festival

• Bakkar Wibowo, Co Founder JogjaROCkarta Festival

• Ahmad Sobirin, Project Manager JogjaROCKarta Festival #5 2022

• Kenneth Destian Tali, CEO Sermopheus

• Sofyan Hadi, Death Vomit

• Kholiq Widiyanto, ketua 2 Komunitas Jeep Shiva Plateau

iLive

Tur ke Eropa, ‘Prison Of Blues’ setia mempromokan hantu lokal

Published

on

By

iMusic.idPrison Of Blues sukses menyelesaikan total 50 Gigs Tour selama 3 bulan di Indonesia dan Eropa. “Untuk Tour Eropa ini kami adalah kali ke 5 memenuhi undangan salah satu festival Psychobilly terbesar dunia, yang diadakan di Oberhausen-Jerman, dan kali ini kami juga mengajak kolaborator untuk vokal yaitu Dellu Uyee”, kata Bayu Randu gitaris dan juga produser dari Prison Of Blues.

Band Psychobilly Punk ini menyambangi 6 Negara Eropa sekaligus, yaitu German, Ceko, Belgia, Hungaria, Austria, dan Belanda, serta beberapa kota di indonesia dengan total 50 gigs, dan ini tentunya menjadi pencapaian tersendiri dari band dengan genre minoritas ini.

Prison Of Blues adalah band beraliran Psychobilly yang lahir di kota tembakau Temanggung pada 2007, Kali ini Prison Of Blues lebih fresh dengan masuknya Endy Barock pada drum, Topan Murdox pada gitar 2, Dhana pada Contra Bass, 2 personil lama yaitu Bowo pada Vocal & gitar, serta Bayu Randu pada gitar 1 yang juga merangkap sebagai produser.

Hingga saat ini sudah mempunyai 11 album kompilasi yang release di Eropa dan Amerika, dan 4 album solo Prison Of Blues. “Kan saya baru pertama ikut di tour eropa bareng POB, jujur kaget banget, band ini disini besar dan sangat banyak penggemarnya, sampai ada yang bela belain dari California, Spanyol, Italia datang buat nonton POB”, cerita Dellu Uyee.

“Tour 50 titik Indonesia-Eropa ini juga sebagai promo album ke 4 kami, dan seperti biasa kami membawa misi promosi untuk Indonesia, selain bawa atribusi kain Indonesia kami juga secara khusus mempromosikan hantu-hantu Indonesia, seperti Pocong, Kuntilanak, Santet, dll”, ujar Bowo sang vokalis dan founder band ini.

Band ini melakukan tour Eropa mulai tanggal 3-31 Oktober, titik terakhir sukses memukau fans Prison Of Blues di Festival “Psychobilly Earthquake 2025”. Sebelumnya Prison Of Blues sudah langganan memenuhi undangan festival Psychobilly, pada tahun 2016 Bedlam Breakout Festival di Inggris, 2017 Psychobilly Meeting Festival  di Spanyol, 2018 tour 7 negara Eropa, 2024 kembali bermain di Psychobilly Meeting Festival  di Spanyol, dan 2025 Pyschobilly Earthquake di German.

“Ada hal yang unik dan selalu membuat kami selalu ingin kembali ke festival ini di Eropa, yaitu fanbase kami yang di Eropa, ini unik karena kami sendiri di Indonesia masih kurang diminati, mungkin karena genrenya ga ada yang memainkan di Indonesia sekarang. Lucunya banyak yang mengira kami di Indonesia adalah band besar, setelah kami ceritakan tentang tidak adanya scene Psychobilly di Indonesia baru mereka kaget, haha” tambah Endy Barock, sang drummer.

Prison Of Blues juga memberikan gambaran tentang bagaimana sistem royalti di Eropa berjalan, “tiap titik disini, sebelum main kami harus isi form dari Gema, CMO atau LMK nya Eropa, isi detail lagu yang akan dibawakan lengkap dengan pencipta lagunya, sangat tertib, bahkan kami bawakan lagu artis besar seperti Motorhead atau Queen pun tidak perlu repot dan takut ijin ijin” cerita Dhana dan Topan.

Tour ini disupport oleh kementerian kebudayaan dan juga beberapa sponsor swasta.

Continue Reading

iLive

Bintang Radio Indonesia 2025 tampilkan 3 format putaran

Published

on

iMusic.id – Ajang kompetisi menyanyi nasional tertua di Indonesia, Bintang Radio Indonesia, kembali digelar tahun ini dengan format yang lebih segar dan dinamis. Setelah sukses diselenggarakan di Surabaya tahun lalu, Bintang Radio Indonesia 2025 kini hadir di Jakarta dengan rangkaian pertunjukan spektakuler yang akan berlangsung pada 4, 5, dan 6 November 2025, dan ditutup dengan Result Show pada 8 November 2025.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1951, Bintang Radio Indonesia telah menjadi wadah lahirnya para penyanyi legendaris tanah air seperti Titiek Puspa, Bing Slamet, dan Vina Panduwinata. Di era modern, ajang ini terus melahirkan bintang-bintang baru seperti Josh Florentino, Maria Pudesa, dan Shabrina Leanor, yang membuktikan bahwa semangat Bintang Radio tetap relevan lintas generasi.

Tahun ini, Bintang Radio Indonesia hadir dengan format tiga putaran penampilan, di mana para finalis akan menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam tiga genre musik: pop, rock, dan lagu daerah. Tak hanya menonjolkan vokal, para peserta juga akan dinilai dari karakter, penghayatan, dan kemampuan beradaptasi dalam berbagai gaya musik.

Menariknya, tahun ini Bintang Radio juga memperkenalkan sistem voting, yang memungkinkan publik ikut menentukan siapa yang akan menjadi bintang baru Indonesia.

Rangkaian Grand Final akan diakhiri dengan penampilan spesial dari Maliq & D’Essentials pada malam puncak tanggal 6 November 2025, serta Result Show spektakuler pada 8 November 2025 yang akan menampilkan Shabrina Leanor, salah satu bintang muda hasil ajang ini, dalam pertunjukan istimewa.

Melalui format dan konsep baru ini, Bintang Radio Indonesia 2025 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga perayaan keberagaman musik Indonesia dan bukti bahwa semangat Bintang Radio terus menyala, dari generasi ke generasi.

Tentang Bintang Radio Indonesia

Diselenggarakan pertama kali pada tahun 1951 oleh RRI (Radio Republik Indonesia), Bintang Radio Indonesia merupakan kompetisi menyanyi nasional tertua di tanah air. Selama lebih dari tujuh dekade, ajang ini telah menjadi batu loncatan bagi banyak penyanyi yang kini menjadi ikon musik Indonesia. Dengan semangat inovasi dan regenerasi, Bintang Radio terus beradaptasi mengikuti perkembangan zaman, menggabungkan tradisi, kreativitas, dan teknologi untuk mencari talenta terbaik bangsa.

Continue Reading

iLive

Rise Up Unity 2025 digelar 8 November 2025

Published

on

iMusic.id – Hip Hop Reggae Connection (HRC) siap menyajikan gerakan kolaboratif lintas genre “Rise Up Unity 2025” yang siap mengguncang Jakarta pada 8 November 2025 di Cibis Park, TB Simatupang.

Acara yang di inisiasi Hip Hop Reggae Connection (HRC) ini menghadirkan empat sosok berpengaruh di kancah musik urban Indonesia, Ras Muhamad, Tuan Tigabelas, Conrad Good Vibration, dan Dirayha bersama para seniman lintas scene seperti Laze, Kapala Itang, Iqbal N.G.A., Joe Million, Mister Nobody dari kubu hip hop serta dari scene reggae Radit Echoman, Namoy Budaya, Andrez and The Babylion, Alien Punk, dan masih banyak lagi.

Acara ini bukan sekadar konser, melainkan sebuah movement yang menyerukan semangat kebangkitan, solidaritas, dan aksi nyata untuk perubahan sosial. Lahir dari inisiatif Hip Hop Reggae Connection (HRC) sebuah kolektif yang muncul di masa pandemi 2020 Rise Up Unity hadir sebagai simbol persatuan dan keberlanjutan kreativitas. Melalui power track “Rise Up Unity” yang bisa didengarkan di semua platform streaming digital, proyek ini mengajak generasi muda untuk bersuara dan beraksi bersama.

 “Gerakan dari Hip Hop Reggae Connection (HRC) Ini bukan sekadar musik, tapi ajakan untuk menyatukan energi positif dan mengubah kesadaran menjadi tindakan,” ujar Dirayha, produser proyek ini sekaligus salah satu performer utama.

Rise Up Unity bukan sekadar konser. Ini adalah ruang di mana musik, komunitas, dan kreativitas berjalan bersama dalam satu energi. Di sini, hip hop dan reggae bukan hanya didengar, tapi juga dirasakan, dilihat, dan dihidupkan melalui kolaborasi lintas kultur yang segar dan menggerakkan semangat. Selain pertunjukan musik yang penuh semangat positif dan respon sosial, acara ini juga menghadirkan pop-up market berisi karya-karya independen, serta aktivitas komunitas yang merefleksikan semangat gerakan akar rumput dari Rise Up Unity.

 “Musik adalah keluarga. Rise Up Unity itu seperti rumah bagi semua orang yang percaya pada kasih, cinta, dan kolaborasi,” tutur Conrad Good Vibration, kolaborator sekaligus performer utama.

Di tengah hiruk-pikuk kota dan industri musik yang mulai meninggalkan akar, Rise Up Unity hadir untuk menandai bahwa kekuatan musik selalu tumbuh dari kebersamaan dan kesadaran. Di panggung ini, hip hop dan reggae berpadu dalam satu ritme yang sama: jujur, lantang, dan membangkitkan. Setiap orang yang datang bukan sekadar penonton, melainkan bagian dari cerita. Cerita tentang musik yang menyatukan, tentang gerakan yang tumbuh dari bawah, tentang energi positif yang menular dan mempersatukan. Karena pada akhirnya, Rise Up Unity bukan hanya soal genre, panggung, atau crowd tapi tentang bagaimana kita semua bisa berdiri dalam satu getaran yang sama. One Vibration. One Movement. Rise Up Unity!

Untuk info lengkap mengenai line up, harga tiket dan lain-lain bisa disimak di https://riseup-unity.com/ dan IG  @hiphop_reggae_connection .

Continue Reading