iMusic – Grup band pendatang baru asal lampung, “Be7” (Be Tujuh) siap meramaikan industri permusikan Indonesia dengan merilis single perdananya yang bertajuk “Sayangku”dibawah label 401. Band yang berisikan Monica (Vokalis) Andrew (Gitaris), Gentha (Keyboardist) dan Ayu (Drummer) ini ditangani langsung oleh seorang artis sekaligus repertoire yang mempunyai insting tajam dan telah membesarkan nama bebera band seperti Sheila On7, Padi, Cokelat, hingga Hijau Daun, Jan Djuhana.
Be7 mengambil genre musik pop karena menurutnya genre musik pop adalah genre musik yang mempunyai penggemar yang paling banyak dan mencangkup semua kalangan, baik kalangan atas maupun bawah. “Saya memandang Be7 ini karena menurut saya mereka ini (personil) mempunyai bakat yang terpendam, dan mempunyai vokalis yang potensial sekali dimasa depan, masih muda, bisa bikin lagu yang baik, serba bisa. Jadi itu akan baik sekali untuk sebuah band. Untuk lagunya mempunyai lirik yang cukup baik. Liriknya, juga musiknya, sangat universal” ujar Pak Jan (Jan Djuhana).
“Be7 sendiri terbentuk pada tahun 2015 silam, dan mengapa kami namakan band ini Be7? Be sendiri adalah identitas Lampung dari plat nomornya BE, sementara 7 itu menurut orang jawa adalah angka keberuntungan, jadi kami namakan Be7” ujar Monica disela tawa canda.
“Bagi kami ini adalah momentum yang sangat luar biasa, karena dititik ini kami tidaj pernah menyangka, apa lagi kalau lagu ini bisa membawa kami ke sebuah langkah besar industri musik. Sejujurnya kami merasa bangga sekali dengan lagu “Sayangku” ditengah masyarakat indonesia” tambah Monica.
“Impian kami adalah mempunyai album, syukur syukur bisa manggung di banyak tempat dan bisa erkolabirasi dengan musisi terkenal” tutup Andrew.
iMusic.id – Setelah menyambangi Makassar, Bali, dan Surabaya Oktober lalu, akhirnya MALIQ & D’Essentials menyelesaikan rangkaian tur album “Can Machines Fall in Love?” tanggal 29 November 2024 di Lapangan Brahma Candi Prambanan, Jogja dan 1 Desember 2024 di Lapangan Krida Wiradhika Secapa AD, Bandung.
Konser MALIQ & D’Essentials yang dipromotori oleh JagJag Studio dan Northstar Entertainment ini memiliki set panggung dengan dekorasi yang khas sebagai perwujudan dari judul album. Set memadukan warna merah dan biru layaknya sambungan kabel komputer untuk menyatakan bahwa perasaan manusia tak tergantikan oleh mesin sekalipun.
Tak sekadar konsep panggung yang menjadi perhatian. Sarah Deshita selaku Co-Founder Jagjag Studio juga menceritakan soal bagaimana MALIQ & D’Essentials menentukan lagu-lagu yang dibawakan untuk setiap kota kunjungan mereka.
“Setlist pasti dari Widi MALIQ & D’Essentials dulu. Terus mereka workshop berenam dan gue merespons dari sisi kreatifnya. Setiap kota lagu yang diinginkan beda, setiap kota behavior beli tiketnya beda, setiap kota secara media sosial beda,” kata Sarah.
Dari 5 kota kunjungan yang masuk daftar tur album CMFIL?, Sarah merasa Surabaya dan Jogja memiliki kesan tersendiri, “Surabaya menurut gue menarik karena satu-satunya yang indoor. Kami bisa memainkan lighting terbaik di sana. Prambanan berkesan karena pengin banget bikin acara di samping candi”.
Penonton yang biasanya hanya menyaksikan videoklip single ketiga di layar panggung mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung pemerannya, Angga Yunanda membawakan lagu “Begini Begitu” bersama MALIQ di Jogja.
Konser Tunggal MALIQ tak hanya menampilkan para personel Angga, Indah, Widi, Jawa, Ilman, Lale, namun musisi-musisi pendukung yang menjadikan pertunjukan ini makin sempurna bersama Kamga, Menuk, dan Meilita yang mengisi backing vocal, Rejoz pada perkusi, Jordy pada terompet, dan Ivan pada synthesizer.
Bandung sebagai kota terakhir tur album CMFIL? di Indonesia berakhir dengan sangat romantis. Hujan deras yang membasahi tak menjadi penghalang mereka untuk mengantre sejak sore hingga pertunjukan ditutup lagu “Drama Romantika”.
“Perasaan antara haru, happy, tegang, masih nyampur. Kami pertama kali bawa konsep sebesar ini ke daerah. Haru terhadap penonton setia MALIQ selama ini, maupun internal yang udah kasih effort-nya 200% supaya ini berjalan lancar,” kata Widi.
Widi merasa banyak pembelajaran dari pelaksanaan CMFIL? Album Tour. Ia sangat berharap perjalanan untuk kembali memperkenalkan bandnya bisa singgah ke kota-kota yang lain di Indonesia.
“Kami coba dulu 5 kota, skala yang sebenarnya lumayan besar. Selanjutnya konsep apa yang bisa, tanpa mengurangi soul-nya. Sudah wajib MALIQ untuk bisa kasih perkenalan kembali MALIQ ke semua orang di Indonesia. Gen Z banyak anggap MALIQ band baru. Mereka gak tau ‘Untitled’ album pertama atau kedua. Kami harus berkenalan lagi. Kami gak mau ‘Kita Bikin Romantis’ lebih besar dari bandnya,” tutup Widi.
Tersisa satu lagi jadwal MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? Album Tour tanggal 29 Desember 2024 di Mega Star Arena, Kuala Lumpur. Saat ini tiket yang terdiri dari Begini, Begitu, Kita Bikin Romantis, dan Aduh bisa dibeli melalui website resmi www.madtour2024.com atau cek informasinya via akun media sosial @maliqmusic.
iMusic.id – Yayasan Anugerah Musik Indonesia (YAMI) didukung penuh oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia kembali mempersembahkan apresiasi bagi para pelaku industri dan insan musik Tanah Air yaitu Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards).
Malam puncak ajang penghargaan yang tahun ini memasuki penyelenggaraan yang ke-27 kalinya itu akan dimeriahkan sederet nama musisi ternama Indonesia, serta disiarkan melalui live streaming di Akun Youtube Official Anugerah Musik Indonesia/ AMI Awards pada hari Rabu (04/12/2024) mulai pukul 14.00 WIB, berlokasi di Ciputra Artpreneur, Jakarta.
AMI Awards merupakan bentuk komitmen Yayasan Anugerah Musik Indonesia yang telah terjaga selama kurun waktu kurang lebih hampir tiga dekade, untuk menghadirkan apresiasi kepada insan musik Tanah Air terhadap karya yang telah mereka buat, dan juga memberikan dampak positif bagi perkembangan industri musik di Indonesia. Selain mencatat sejarah perkembangan musik Indonesia, AMI Awards juga dapat menjadi motivasi bagi musisi Tanah Air yang ada di seluruh Nusantara untuk membuat karya lebih baik lagi, sehingga dapat dinikmati serta menghibur masyarakat.
Perkembangan musik Indonesia selama adanya Penghargaan Anugerah Musik Indonesia bertumbuh dengan sangat pesat dan memberikan pengaruh yang sangat besar buat penikmat Musik Indonesia. Salah satunya disaat tranformasi dari rilisan fisik menjadi rilisan digital ( sejak AMI Awards ke-20 Tahun 2017 hingga saat ini ) , banyak menghadirkan nama-nama baru dari belahan bumi Nusantara yang sanggup bersaing dengan Musisi-musisi senior mereka.
Disaat yang bersamaan bermunculan juga banyak genre musik baru yang menguasai industri, menyajikan warna yang berbeda dengan referensi musik yang fresh sehingga membuat industri Musik Indonesia jadi semakin beragam. Yang akhirnya menambah jumlah Kategori baru di AMI sejak 2017 hingga sekarang antara lain di bidang : Jazz Alternatif, Soul R&B Alternatif, Dangdut Elektro, Koplo, Orkestra, Teater Musikal, Film Scoring, Blues, Rearansemen dan Video Musik .
AMI Awards 2024 yang mengusung tema MUSIK GENERASI BARU akan menjadi pesta perayaan keberagaman musik dan genre dari para Musisi generasi baru di industri musik Indonesia saat ini .
“Musik Indonesia adalah Anugerah dari Yang Maha Esa. Penghargaan yang diberikan kepada insan musik yaitu AMI Awards, menurut saya memiliki brand tersendiri, dimana musisi yang menerima piala AMI selain senang juga bangga serta terhormat mendapatkannya; kita harus mempertahankan hal itu, termasuk mempertahankan independensinya, pemilihan yang berdasarkan kualitas bukan semata-mata hanya popularitas saja tapi tetap kualitasnya juga harus dipertahankan supaya yang menerima piala AMI menjadi semakin bangga.
Tidak lupa AMI mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia atas dukungan dan perhatiannya buat industri dan masyarkat musik Indonesia khususnya kepada AMI Awards, terimakasih juga untuk Prestige Promotions yang telah membuat tampilan AMI tahun ini jadi berbeda dan semakin fresh. Terimakasih kepada mitra kami yakni YouTube Music, LPS, Habitare, Parle dan Sosialoka untuk dukungan yang sangat luar biasa tahun ini.
Di Malam Puncak Anugerah Musik Indonesia tahun ini yang bertema “Musik Generasi Baru”, mari kita bersama-sama mendukung dan berselebrasi atas usaha kita selama setahun kebelakang ini. Terimakasih buat semua musisi dan stake holder yang berkenan hadir untuk memberikan dukungan dan ucapan selamat kepada siapapun yang terpilih mendapatkan piala demi merajut kebersamaan diantara musisi Indonesia. Prestasi kalian sangat membanggakan kita semua.” ujar Candra Darusman, Ketua Umum YAMI)
Di malam puncaknya nanti yang akan diumumkan 62 Kategori dan 5 Penghargaan Khusus yang akan dibagi dalam 2 sesi. Sesi pertama akan diumumkan 50 Kategori di siang hari , kemudian di sesi kedua akan diumumkan 12 Kategori plus 5 Penghargaan Khusus dengan piala langsung diberikan diatas panggung.
Sederet musisi ternama Tanah Air yang akan tampil serta memeriahkan malam puncak AMI Awards ke-27. Tidak hanya penampilan solo dari masing-masing musisi, namun nantinya juga akan ada kolaborasi yang apik diantara musisi yang hadir. Para musisi yang akan tampil di AMI awards tahun ini adalah Salma Salsabil, Bernadya, Sal Priadi, Sherina Munaf, Rony Parulian, Isyana Sarasvati, Rahmania Astrini, Adrian Khalif, Selfi Yamma.
Jangan lupa! saksikan secara langsung Malam Puncak AMI Awards ke-27 pada hari Rabu (04/12/2024) mulai pukul 14.00 WIB melalui live streaming di Akun Youtube Official Anugerah Musik Indonesia/ AMI Awards.
Semoga kehadiran AMI ini semoga bisa terus menjadi suntikan semangat kepada para musisi untuk tetap bisa terus berkarya, Dukung terus musisi dan musik Indonesia!
iMusic.id – Mocca baru saja menyelesaikan konser intim mereka yang bertajuk “Homecoming Mocca 25Th Anniversary”. Konser yang berjalan selama hampir 3 jam tersebut terselenggara dengan lancar dan sukses di Institut français Indonésie (IFI) Bandung.
Selain tampil membawakan banyak lagu mereka, Mocca juga memberikan kesempatan pada musisi – musisi muda Wanita yang berasal dari sidoarjo yaitu ‘Drizzly’ yang tampil seru sebagai pembuka. ‘Drizzly’ sendiri sempat membawakan lagu karya Mocca berjudul “I Would Never”.
Arina membuka membuka penampilan Mocca dengan membawakan lagu berjudul “Bandung” sambil menyapa dengan hangat ke seluruh penonton, melambaikan tangannya ke sisi kiri, kanan, dan tengah sambil bernyanyi lagu “Bandung” di lanjut dengan “My Only One”.
Konser memperingati 25 tahun perjalanan karir Riko, Toma, Indra dan Arina ini dihadiri oleh sekitar 350 penonton yang memang dibatasi hanya sebanyak itu saja. Mocca menyajikan sebuah pertunjukkan yang disajikan dengan hangat, dalam takaran yang tepat, mulai dari jumlah penonton, tata suara dan cahaya, hingga set list yang dimainkan.
“Kami tidak menyangka band ini masih berjalan selama 25 tahun. Hari ini kami sangat bahagia bisa berkumpul sama sahabat-sahabat yang sudah datang.” Ungkap Arina usai membawakan “Friend” dilanjutkan dengan lagu “Twist Me Around” dan “Imaginary Girlfriend”
Suasana kekeluargaan yang makin intens terasa saat Lagu “This Conversation” dibawakan oleh Arina berduet dadakan bersama keponakannya yaitu Mika. Selain Mika ada juga Ramdan Agustiana, bassist dari Burgerkill turut bermain gitar di lagu “You and Me Against The World”. Ramadan pernah menjadi teknisi gitar Riko di waktu Mocca yang lampau.
Di pertengahan konser, Arina menurunkan tensi dengan bernyanyi hanya ditemani piano dalam nomor “Somewhere In My Dreamline” yang kemudian langsung menanjak lagi di “There’s A Light At The End of The Tunnel” dan “All The Way”, yang dibawakan Arina sambil memainkan gitar.
Setelah itu Mocca sempat memainkan medley lagu anak dari lagu “Becak, Naik Kereta Api, Layang-Layang, Kapal Api, Pergi Belajar, Pelangi-Pelangi” sampai “Menanam Jagung”. Mereka berhasil mengaransemen dengan ritmis dan melodius hingga membuat penonton ikut bergoyang sepanjang medley sambil beriring koor tentunya yang langsung disambung lagu beat berjudul “On The Night Like This” .
Arina menjelaskan pada Mocca Friends yang hadir bahwa saat itu Mocca juga ingin memperkenalkan lagu baru dari Mocca,
“Hajatan hari ini adalah untuk memperkenalkan lagu baru kami judulnya “Menua Bersama” selama 25 tahun,” ujar Arina
Mocca menggaet Lafa Pratomo sebagai produser untuk meracik resep dari sketsa lagu yang sudah ditulis oleh Riko tersebut. Lafa mulai menginterpretasi lagu yang akan dirilis dalam waktu dekat ini dengan perspektifnya tanpa menghilangkan warna musik Mocca yang khas. Aransemen musik yang lebih matang dan kedalaman lirik merefleksikan perjalanan panjang dan pertumbuhan bermusik mereka.
Lagu ini merupakan single pertama dari EP Mocca yang akan datang, “Life in Bloom”, yang dijadwalkan akan dirilis pada April 2025 viaMy Diary Records.
Konser yang dimulai sejak sore selama tak kurang dari 3 jam hingga langit menggelap sukses ditutup dengan sangat hangat lewat lagu “Farewell and Goodnight”.
Konser ini menjadi saksi bertumbuh dan menua bersama teman sejati Mocca. Tak hanya personel dan lagunya. Tapi bagi para pendengarnya juga. Seperempat abad tentu banyak yang terjadi sambil teriring lagu-lagu Mocca.