Imusic.id – Malang melintang di dunia perusahaan sound terbesar di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1995 dinaungan PT Don Sistem Suara atau DSS Sound. Kini Dss Sound telah mengembangkan sayapnya ke ranah yang lebih luas lagi yaitu membuka jalur DSS Music ( Recording Label, Artis Management Service & Production Hause).
Dengan tujuan awalnya sebagai Rumah untuk reuni band legendaris Indonesia,’Krakatau’ yang terdiri dari Indra Lesmana, Tri Utami, Dwiki Dharmawan, Donny Suhendra, Pra Budidharma dan Gilang Ramadhan.
Tak hanya itu selain reuni kini DSS Music telah siap menjadi sebuah label yang nantinya akan melahirkan nama nama besar musisi di Indonesia. Diantaranya yang sekarang di naungan DSS music yaitu KRLY, BIAGI, Indonesia Kita, Yongky Vincent, Gya, Expint Band, Kubi, Audensi Band, Dua Drum Spirit dan Prass Audiensi.
Tidak berhenti sampai disitu kedepannya selain DSS Music dan juga DSS Sound akan divisi divisi lainnya yang siap memberikan experience maksimal dalam menikmati musik. Divisi divisinya yaitu DSS LIGHTING akan bergerak dalam bidang Lighting Equipment Rental, DSS Rigging sebagai Stage/ Rigging Equipment Rental, Dss Production sebagai Full Event Production Services, hingga DSS Concert sebagai Concert Promoter.
Chudaiva Conspiracy Adalah sebuah Project Solo dari Adev Chudaiva yang dibentuk pada tahun 2021 dengan mengusung genre musik Metal Progresif dibalut dengan nuansa Middle East Black Metal.
Adev (Drummer/Owner Chudaiva Conspiracy) Awalnya yang hanya berencana ingin menggarap satu karya untuk sebuah album kompilasi. Selang beberapa waktu kemudian khirnya berinisiatif untuk membuat sebuah album solo yang dibantu aransemen oleh Aden (Tiga Root Home Record) dan Komet (Scream).
Dengan konsep Midle East Black Metal album ini dikonsep sedemikian rupa dengan harapan para pendengarnya dapat menikmati musik Metal dengan ciri khas pukulan Drum Adev sendiri. Ditambah dengan judul serta lirik yang bertujuan untuk saling mengingatkan satu sama lain apa arti hidup sebenarnya. Serta dalam beberapa track di album ini dituangkan sedikit alur cerita yang mana pengisi suara tersebut di isi oleh Ika Maya dan Adev sendiri, dengan harapan bisa menambah feel suasana pada isi dari lagu tersebut.
Chudaiva Conspiracy Track Album:
1. Kafir
2. Durhaka
3. Murad
4. Dajjal
5. Santet
6. Iblist
7. Zhalim
8. Kiamat
9. Lahir Hidup Mati (Special Track)
Produser: Adev Chudaiva
All Liryc on Track: Adev Chudaiva
All Instrument on Track: Aden Sigitanazzar & Adev Chudaiva
All Scream Voice on Track: Komet & Adev Chudaiva
All Backin Vocal on Track: Ika Maya & Adev Chudaiva
iMusic.id – Unit metalcore yang berbasis di Wonogiri, Jawa Tengah, ‘Sisi Selatan‘ meluncurkan album baru bertajuk “Bhavitra” di bawah naungan RIVE, manajemen yang mewadahi Gilga Sahid & Gildcoustic, pada 1 November 2024. Ini adalah tindak lanjut dari dua album mereka sebelumnya, ‘Mengecam Ambisi (2013)‘ dan ‘Time (2016)‘.
Melalui album yang dalam bahasa Sansekerta memiliki makna ‘tiga dunia‘ ini, ‘Sisi Selatan‘ yang digawangi Ronald Hutahaean (vokal), Adi Wibowo (gitar), Harri (gitar), Rizal (bass), dan Rinno Orlando (drum) mencoba untuk bereksperimen dengan cara berkolaborasi dengan musisi nasional dari tiga genre berbeda. Bukan cuma dari ranah metal, melainkan juga musisi dari luar area musik bising.
Dengan album lintas genre ini, para penggemar diharapkan bisa memilih genre musik mana yang mereka sukai. Ini sekaligus jadi penegas bahwa musikalitas Sisi Selatan tetap kekinian. Di saat band ini tetap idealis dengan genre metalcore-nya, mereka tidak menutup mata dengan tren musik saat ini.
Proses penggarapan album ini sendiri membutuhkan waktu enam bulan. Dengan waktu sepanjang itu, mereka mencoba untuk menghadirkan sesuatu yang baru sekaligus berbeda melalui beberapa single yang bersemayam di dalamnya.
“Pada proses pembuatan album ini, kami lebih intens berdiskusi dari sisi proses produksi rekaman dan pembuatan video klip dengan tim RIVE,” ujar Adi Wibowo, gitaris Sisi Selatan.
Dari sisi musik, diakui vokalis Ronald, album Bhavitra cukup banyak memasukkan unsur elektronik dan beberapa sentuhan string orchestra dibandingkan dengan dua album sebelumnya. Bahkan, Adi menimpali, pada single utama album ini, “Kau Belum Mati” yang menampilkan vokalis forRevenge, Boniex, mereka menyuguhkan musik yang tidak terlalu keras namun tetap energik.
“Liriknya tidak jauh dari patah hati karena Boniex sendiri memang anak emo total. Meski terdengar berbeda (dengan lagu-lagu Sisi Selatan sebelumnya), kami tetap dengan tegas tidak menghilangkan unsur metalcore di dalamnya, dan kita liat saja pasti kalian suka karena lagu ini sangat easy listening dan reff-nya sangat gampang nyantol di telinga,” Adi Wibowo menjelaskan.
Lewat album ini, Sisi Selatan ingin menyampaikan bahwa mereka tidak akan berhenti berkarya dan bakal terus berpartisipasi di industri musik di Indonesia. Album Bhavitra bisa dinikmati di berbagai digital streaming platform (DSP) pada 1 November. Video musik single pertama “Kau Belum Mati” bisa disaksikan di kanal YouTube Sisi Selatan pada tanggal yang sama.
Sekilas tentang Sisi Selatan. Band ini terbentuk pada 2008 berdasarkan ide dari Ronald Hutahaean (vokal), Camad Rizal (bass), Troponk Harry (gitar), dan Aditya Saka (drum). Satu tahun kemudian, Adi Wibowo (gitar) bergabung untuk melengkapi formasi Sisi Selatan di mana sejak saat itu mereka sepakat untuk membawakan lagu-lagu bergenre metalcore dengan pengaruh dari As I Lay Dying, Lamb Of God, dll.
Pada tahun yang sama, Sisi Selatan merilis single pertama “Message From Gaza” secara secara mandiri bersama HEXAGRAM, yang diikuti oleh single “Late Apologize“. Berselang tiga tahun, band ini merilis album pertama bertajuk Mengecam Ambisi di mana pada saat yang sama Aditya Saka hengkang dan digantikan oleh Rinno Orlando.
Masih pada 2012. Ronald mengambil cuti dari Sisi Selatan untuk bekerja di luar negeri. Posisinya digantikan oleh Shinta Arisanti yang bertahan bersama band ini hingga 2014 dan menghasilkan lagu bertajuk “My Way“. Memasuki 2015, Sisi Selatan merilis album kedua, Time.
Pada tahun-tahun berikutnya, band ini secara bertahap melepas sejumlah single, antara lain “Silent” (2019), “Rats” (2023), dan “Hilang” (2024) sebelum akhirnya meluncurkan album ketiga, Bhavitra.
Sisi selatan telah melalui berbagai tahap dan tur selama perjalanan musik mereka. Mulai dari panggung pensi/perpisahan SMA/SMK di Solo Raya, acara streaming seperti DCDC dan GVFI, hingga festival bergengsi termasuk Rock in Solo, Hellprint, Jakcloth, JogjaROCKarta, Hammersonic, Wonogiri Fest, Rockamination, dan masih banyak lagi yang lainnya.
“Kami telah menjelajahi festival di beberapa kota di Indonesia, tur bersama teman-teman band dari dalam dan luar kota seperti For Revenge, Closehead, Salahudin Al Ayubi, Save All Day, Law Raider, dan lain-lain,” seru Sisi Selatan, band yang memiliki basis penggemar militan bernama “Metalliar”.
iMusic.id – Ashira Zamita, penyanyi dan penulis lagu asal Jakarta mengeluarkan single original terbaru berjudul “1 dari 1000”. Lagu pop ballad dengan lirik romantis ini memiliki cerita yang berkaitan dengan lagu-lagu sebelumnya.
Di single Ashira Zamita sebelumnya yaitu “Raja dan Ratu” merupakan lagu tentang jatuh cinta setelah berjumpa dengan seseorang meski hanya dalam waktu singkat. Sementara yang terbaru ‘1 dari 1000’ mengangkat cerita kekecewaan.
“Setelah melewati banyak proses mulai dari berangan-angan sampai menawarkan bahu untuk disandarkan, kali ini kalian akan menyimak fase baru, kebingungan dan kekecewaan. Kita sudah beralih dari “Raja dan Ratu”. karena ternyata, 5 menit itu tidak jadi selamanya”, kata Ashira Zamita dalam siaran pers tertulisnya.
Ashira Zamita yang juga aktris film layar lebar dan series ini memang suka menciptakan karya lagu dari kisah nyata dirinya yang pernah sakit hati dan ia tumpahkan ke dalam lagu “1 dari 1000”. Lagu yang berkolaborasi dengan Petra Sihombing sebagai produser, ia ciptakan dari catatan diarinya.
“Menulis lagu berdasarkan kisah pribadi itu sifatnya seru. tapi merilisnya lebih seru lagi. ibaratnya, aku sedang mengajak pendengarku untuk mendengar ceritaku,” kata perempuan yang akrab dipanggil Cila ini.
Tidak hanya menggodok musiknya sendiri, Cila juga serius memikirkan konsep dari cerita official visualizer lagu keempat yang ia rilis bersama dengan Warner Music Indonesia. Jika lagu sebelumnya “Raja dan Ratu” mengambil kisah romantis dengan menghadirkan sosok pria, di visualizer “1 Dari 1000” ia terlihat duduk sendiri di depan api unggun sembari menulis diari.
“Kalian yang menonton bisa mengumpulkan kepingan puzzle dari satu visualizer ke visualizer lainnya, hingga nanti waktunya akan di reveal cerita seutuhnya. Satu clue, mulai dari lagu “Si Perkasa” akan menjadi satu konsep yang berkesinambungan dan mengungkap sosok laki-laki.” katanya.
Ashira berharap lagu ini bisa menjadi diterima dengan hangat oleh seluruh pendengarnya.
“Semoga hati kalian tidak terbakar sehabis dan mengabu seperti milikku.” tutupnya. ‘1 dari 1000′ sudah bisa dinikmati di seluruh digital streaming platformsdi Indonesia. Official visualizer dirilis bersamaan dengan rilisnya lagu dan dapat ditonton di kanal youtube Ashira Zamita.