Connect with us

iMusic

Bercerita Tentang Kehidupan Groove-box, Synthpop Jakarta “Groovebox Story” Rilis EP Perdana Berjudul “Someday Somewhere”.

Published

on

iMusic – Band Baru bergenre synthpop asal Jakarta, Groovebox Story , merilis EP perdana mereka yang berjudul “Someday Somewhere” , dengan judul single yang sama seperti judul EP pada hari Selasa, 12 Januari 2020. Selain “Someday Somewhere”, ada 2 lagu lainnya yaitu “Submarine” dan “Submarine” versi Remix oleh Reno Renatama.

Seperti apa musik Groovebox Story ? Musik mereka bercerita tentang kehidupan yang difilter lewat Groove-box, perangkat synthesizer utama yang digunakan mereka dalam berkarya di awal pembuatan lagu. Mereka berusaha mereplikasi sound vintage synthesizer dengan twist logika music modern. Seperti membawakan karya Fariz RM dengan twist produksi Porter Robinson atau The Weeknd.

“Besar di era 80-an, synthpop dan musik elektronik membentuk referensi dan membawa saya ke kondisi sekarang”, ujar Iman Hudaya atau yang kerap disapa Aroel , salah satu penggagas Groovebox Story yang dalam kesehariannya bekerja dalam pembuatan Jingle dan Music Scoring untuk iklan beberapa brand. Sebelumnya Aroel merupakan salah satu personil dari band Planetbumi dan Stereomantic .

Aroel mengajak Deni Priyanto atau yang akrab disapa Ined untuk membentuk sebuah band cover yang membawakan lagu lagu hits 80an seperti Pet Shop Boys, New Order, Depeche Mode, A-ha, Duran Duran dan lain lain. Sebelumnya Ined tergabung dalam sebuah band yang bernama Gin & Tonic .

Lalu ada Fery Rahman atau yang akrab disapa Fey yang memperkuat formasi Groovebox Story. Fey memulai petualangan bermusik dengan bermain instrumen keyboard menirukan notasi film-film kartun dan program acara musik di depan televisi pada era 90an.

Sebuah perjumpaan yang tak terduga dengan Zidni Hakim , yang akhirnya menjadikannya vokalis Groovebox Story. Zidni aktif di dunia perfilman dan talent iklan sejak 2008. Zidni juga aktif sebagai aktor FTV dari 2011 hingga sekarang. Beberapa Film yang dibintanginya adalah Film Gundala, Perempuan Tanah Jahanam dan Catatan si Boy the series di Net TV. Zidni juga pernah menjadi vokalis Band Tiket .

Lagu “ Someday Somewhere” sendiri bercerita tentang pengalaman pribadi Aroel. “Suatu pagi gua Melihat Notifikasi di Facebook gua, kalo temen gue yang udah meninggal berulang tahun pada hari itu. Terus langsung kepikiran untuk bikin lagu tentang itu. Lagu yang maknya nya : Suatu saat, di suatu tempat, kelak kita akan bertemu lagi, kawan!” Cerita Aroel.

Lalu di Lagu “Submarine” , sebuah lagu yang mengandung pesan sosial, berkisah tentang kondisi Jakarta, yang merupakan salah satu kota dengan Penurunan permukaan tanah tercepat di Indonesia. Lagu ini dibantu oleh Lembu Wirowo Jati dari Club Eighties . Selain itu, lagu ini juga dibantu oleh Jonathan White , penyiar radio Most FM, yang menyumbangkan suara narasi di lagu ini.

Groovebox Story bisa dibilang sebagai sebuah Twist dari kehidupan para personilnya, yang kesehariannya hidup dan berkarya di sektor Industri komersial. Di Groovebox Story, mereka bebas berkespresi tanpa batas. Groovebox Story berencana akan merilis EP setiap bulan sepanjang tahun 2021 ini, jadi jangan lewatkan! (FE)

iMusic

Jelang rilis album debut, Archsonic luncurkan single “Elegi”

Published

on

iMusic.id – Band modern rock metal asal Jakarta, Archsonic, mengumumkan perilisan single terbaru berjudul “Elegi”. Di gawangi oleh Koko Kalkal (drum), Wiki (gitar), Veldy (gitar), Abbas (bass) dan Pierro (vokal), Archsonic tampil perdana membawakan single ini di panggung utama Jakarta Beat Society, Jumat, 25 April 2025 lalu.

Lagu yang tersedia di seluruh platform musik digital bertajuk “Elegi” ini hadir sebagai karya penuh emosi Archsonic dengan aransemen yang bertenaga dan lirik mendalam, menggambarkan sisi rapuh dan sekaligus kuat dari perjalanan hidup manusia.

Single “Elegi” ini menjadi bagian dari eksplorasi musikal terbaru Archsonic, yang dikenal dengan gaya khas mereka memadukan nuansa metal modern dan rock alternatif. Di single “Elegi” bisa disimak pengaruh moment munculnya genre modern rock di akhir 1999 yang melanda dunia begitu kental di mewarnai musik Archsonic.

Distorsi yang lebar, permainan chord gitar yang luas serta riff – riff ala band – band penganut modern rock bisa di simak di single terbaru Archsonic tersebut, namun begitu band asal Jakarta ini ternyata masih berkenan memasukan melodi gitar yang apik mengisi interludenya dimana hal seperti ini justru tidak dilakukan oleh band – band modern rock manapun, Keren sih ini.

Menurut kabar, single “Elegi” di luncurkan Archsonic sebagai jembatan menuju ke perilisan album perdana mereka, yang artinya mereka akan segera merilis album debutnya dalam waktu dekat ini.

Continue Reading

iMusic

The Rasmus ajak semua bersatu di single “Creature Of Chaos”.

Published

on

iMusic.id – Band asal Finlandiayang telah meraih 6 kali Sertfitikat Platinum dan 8 kali Sertifikat Gold serta grup rock pemecah rekor, The Rasmus kembali dengan single baru yang menggetarkan berjudul, “Creatures of Chaos,” di seluruh outlet digital melalui Better Noise Music dan Playground Music.

Dengan menghadirkan perpaduan khas The Rasmus antara atmosfer gelap serta melodi antemik, Band ini sekali lagi membuktikan mengapa mereka tetap menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan di dunia rock.

“Creatures of Chaos” adalah lagu kebangsaan bagi para outsider, seruan bagi siapa saya yang pernah merasa tidak diterima. “‘Creatures of Chaos’ adalah undangan secara global bagi semua missfit dan siapapun yang pernah merasa seperti orang luas untuk bergabung bersama kami!” seru vokalis The Rasmus, Lauri Ylönen.

Frontman The Rasmus tersebut melanjutkan bahwa “Dunia saat ini benar-benar kacau. Saya ingin menciptakan musik yang lebih keras untuk mencerminkan perasaan saya yang penuh kehilangan, ketakutan, dan ketidaknyamanan. Orang-orang begitu terpecah-belah dengan opini mereka, hingga saya mencari harapan dan persatuan di antara mereka yang seperti saya. Sangat penting untuk memiliki tempat dimana kita bisa merasa diterima dan berani bersikap. ‘Creatures of Chaos’ adalah sebuah panggilan bagi orang-orang seperti kita untuk bersatu.”

Lagu “Creatures of Chaos” ini ditulis oleh Lauri bersama Desmond Child dan Marti Fredriksen, Desmond sebelumnya pernah bekerjasama dengan band ini dalam album “Black Roses” dan “Rise”. “Creatures of Chaos” direkam di Sienna Studios milik di Nashville. dengan produksi tambahan serta mixing dan mastering oleh Joseph McQueen di Sparrow Sound, Los Angeles.

Dikemas dengan riff yang menghentak, hook yang antemik, dan emosi yang mentah, lagu ini menyalurkan semangat pemberontakan dan persatuan yang selalu menjadi inti dari musik The Rasmus.

“Creatures of Chaos” adalah kelanjutan dari single “Rest In Pieces,” yang telah dirilis pada 25 Oktober 2024 melalui Better Noise Music dengan lirik video ini telah ditonton lebih dari 478 ribu kali. Penggemar dapat mendengarkan lagu ini melalui platform streaming pilihan mereka. Dengan gaya khas mereka yang menggabungkan atmosfer gelap dan melodi yang menghanyutkan, The Rasmus kembali membuktikan mengapa mereka tetap menjadi kekuatan estetika yang tak terbantahkan dalam dunia rock.

Sejauh ini, The Rasmus telah mengumpulkan lebih dari 829 juta streaming global sepanjang karier mereka. Video untuk “Creatures of Chaos” dapat ditonton di kanal YouTube resmi band ini.

Continue Reading

iMusic

Yovie Widianto dan Tiara Andini berjuang untuk move on di single “Tanpa Cinta”

Published

on

iMusic.id – Siapa sih yang ingin sakit hati? Yovie Widianto juga tidak, Kalau boleh memilih, mungkin semua orang tidak ingin merasakan sakit hati, apalagi karena cinta. Dan, mau tidak mau kita harus berusaha melewati fase move on yang biasanya sulit untuk dilakukan.

Hal inilah yang ingin diungkapkan oleh Yovie Widianto dalam single terbarunya bersama dengan Tiara Andini yang berjudul “Tanpa Cinta”. Sebenarnya, lagu ini merupakan lagu hits yang telah dirilis beberapa waktu silam. Untuk kali ini Yovie Widianto merilisnya di bawah label rekaman Universal Music Indonesia.

“Lagu “Tanpa Cinta” ini menceritakan tentang seseorang yang sakit hati karena cintanya tak terbalas dan orang yang dicintai telah berpaling ke orang lain. Lagu ini menggambarkan perjuangan untuk move on dan menerima kenyataan bahwa cinta tidak bisa didapatkan lagi, sehingga lebih baik melanjutkan hidup tanpa cinta,” ujar Yovie Widianto tentang singlenya ini.

Keterlibatan Tiara Andini dalam lagu ini menandakan kembalinya kolaborasi antara mereka berdua sejak tahun lalu. “Saya memang sudah punya rencana saat lagu ini akan dirilis ulang ingin agar Tiara yang menyanyikannya. Dan, ternyata disambut baik oleh Tiara,” ujar Yovie Widianto.

“Aku memang suka banget lagu ini, saat ada rencana kolaborasi ini aku gak pikir panjang untuk mengiyakannya. Apalagi ini karya dari papa Yovie. Walaupun ada tantangan tersendiri, namun ternyata hasilnya aku puas banget,” kata Tiara Andini.

Untuk aransemen musiknya, Yovie Widianto memang tidak banyak mengubah pattern-nya terlalu ekstrem. Namuh, musiknya dibuat lebih manis dengan menyajikan nada-nada yang melodis, sehingga terdengar lebih segar.

Untuk musik videonya digarap dengan menyajikan tone visual yang artsy dengan menampilkan konsep teatrikal di dalamnya. Hal ini membuatnya lebih terkonsep dan menyatu dengan isi pesan dari lagunya. Oh ya, musik video ini disutradarai oleh Prialangga.

“Konsepnya sebenarnya simpel, namun penyajiannya itu yang sangat bagus dan penuh makna. Apalagi ada tariannya juga. Puas banget,” ujar Yovie Widianto.

Lewat single ini, Yovie Widianto ingin membuatnya lebih didengar terutama untuk generasi sekarang. Bukan hanya sebagai nostalgia, namun bisa menjadi relate bagi siapa saja di masa sekarang.

“Harapannya sih tentu saja lagu ini semakin banyak yang mendengarkan karena di grup original sudah tinggi streams-nya, apalagi sekarang dibawakan kembali oleh Tiara Andini,” ujar Yovie.

Jangan lupa dengarkan berkali-kali lagu ini di semua platform layanan musik digital favorit kalian, karena ini menjadi salah satu sajian terbaik dari kolaborasi Yovie Widianto dan Tiara Andini. Enjoy, guys!

Continue Reading