iMusic
– Setelah “Balada Insan Muda” dan “Serenata Jiwa Lara”, Diskoria
dan Laleilmanino kembali ke studio untuk memproduksi lagu mereka yang
ketiga. Lagu kolaborasi kali ini dikerjakan dalam sebuah platform bernama Studio
Pop, proyek eksperimental yang digagas Suara Disko, dalam membuat
sebuah ekosistem bagi para produser, musisi, seniman dan juga pelaku industri
untuk berkolaborasi dalam sebuah karya seni.
Studio
Pop memiliki sebuah proyek audio visual, yakni Studio Pop Show, yang
menyajikan gambaran aktivitas di balik penggarapan sebuah karya yang dibagi
menjadi beberapa episode. Pada proyek perdana Studio Pop Show ini, menceritakan
perjalanan duo disc-jockey Diskoria yang ditantang untuk berkolaborasi
dengan Laleilmanino dalam menghasilkan sebuah lagu dalam waktu kurang dari 24
jam.
Lagu
yang berhasil mereka selesaikan dalam waktu kurang dari 24 jam ini, diberi
judul “C.H.R.I.S.Y.E.”, yang terinspirasi dari legenda pop Indonesia,
Alm. Chrisye. Pada lagu “C.H.R.I.S.Y.E.”
tersemat 24 judul lagu Chrisye, dan tidak hanya itu, dalam lagu ini juga
terdapat easter egg kata “C.H.R.I.S.Y.E.” di dalamnya.
Pada
lagu “C.H.R.I.S.Y.E.” ini, Diskoria dan Laleilmanino mengajak Eva Celia
untuk menyanyikan lagu tersebut. Menarik, mengingat genre pop disko bukan
merupakan genre yang biasa Eva bawakan pada karya-karya orisinilnya, tapi hal
ini menjadi tantangan tersendiri bagi ketiganya.
Selain
itu, proses penggarapan lagu ini dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam dari
dua tempat yang berbeda secara bersamaan. Proses rekaman yang dilakukan disaat
pandemi membuat Diskoria & Laleilmanino menggarap lagu ini bersama dari
studio, sementara Eva melakukan perekaman vokal di tempat terpisah, yakni di rumah.
Proses pengarahan pun dilakukan secara virtual melalui video call.
Lagu
“C.H.R.I.S.Y.E.”n juga dirilis dalam format video klip, yang akan
disutradarai oleh Gianni Fajri. Keterlibatan Gian dalam proyek ini juga
merupakan kali pertama sejak dua tahun masa hiatusnya dalam produksi proyek
audio visual. Namun, karya-karya terdahulunya membuat Diskoria mempercayakan
visualisasi lagu ini kepada Gian. Dalam video klip ini, Gian melibatkan seluruh
pengisi lagu dan juga seorang tokoh di bidang seni peran, dan pendiri Peqho
Teater, AdjieNA. Gian menggambarkan tokoh utama dalam video
klip ini, bagaimana ia seakan kembali ke masa lalu saat masih aktif berpesta
dengan alunan lagu-lagu Chrisye.
Semoga
sebuah persembahan dari Diskoria, Laleilmanino dan Eva Celia, berjudul “C.H.R.I.S.Y.E.”
ini, bisa menemani seluruh penikmat musik dalam menyambut tahun yang baru ini.
Serta mengingatkan kita kembali bahwa karya-karya peninggalan Alm. Chrisye
begitu berkesan, hingga bisa menginspirasi banyak seniman untuk berkarya lebih
lagi. Selamat menikmati. (FE)
iMusic.id – Tutus Thomson kembali merilis single terbaru berjudul “Radiance”, sebuah lagu yang membawa pesan inspiratif tentang berpikir positif dan berdoa untuk kebaikan di masa depan. Dengan nuansa musik yang mengajak kita serasa menjelajahi ruang angkasa dan lirik yang powerful, “Radiance” hadir sebagai pengingat bahwa setiap tantangan dalam hidup dapat dilewati dengan harapan, keyakinan dan usaha.
Tutus Thomson melalui “Radiance” menggambarkan perjalanan seseorang yang memilih untuk tetap optimis di tengah berbagai rintangan di dalam hidupnya. Melalui lirik yang menggugah dan dentuman Bass yang membara, lagu ini mengajak pendengarnya untuk selalu menatap ke depan dengan penuh cahaya dan harapan.
Tutus Thomson, musisi sekaligus aktor yang mulai dikenal setelah memerankan tokoh Yayan dalam film layar lebat “Yowis Ben” nya Bayu Skak ini mengungkapkan bahwa lagu “Radiance” ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya yang terus berusaha menghadapi masa depan dengan sikap positif.
“Saya ingin lagu ini menjadi sumber kekuatan bagi siapa saja yang mendengarnya. Kadang kita lupa bahwa doa, pikiran positif dan berusaha menjadi lebih baik bisa menjadi energi besar dalam menghadapi hidup,” ujar Tutus Thomson.
Dengan aransemen musik yang menyatukan elemen Hyper-Pop dengan sentuhan Trance dan percampuran nada Pop-Punk, “Radiance” memberikan pengalaman mendengar lagu yang sangat unik, Tutus sendiri menyebut lagu ini adalah lagu genre Space Punk pertamanya. Lagu ini pun menampilkan produksi musik yang matang, menonjolkan vokal emosional dari Tutus Thomson yang semakin memperkuat pesan lagu.
Single “Radiance” kini telah tersedia di berbagai platform streaming digital, bisa didengarkan di Spotify, Apple Music, dan YouTube. Lagu ini diharapkan dapat menjadi pengingat bahwa setiap orang memiliki cahaya dalam dirinya untuk terus melangkah menuju masa depan yang lebih baik.
iMusic.id – ‘IGMO’, Group band rock alternative asal Kediri, Jawa Timur merilis single pembuka dari album kedua mereka yang diberi judul “Curriculum”. Single inibisa disimak pada album kedua IGMO yang bertajuk “Absurd, Artificial, Potential”.
Single “Curriculum” dirilis oleh IGMO dibawah naungan Soundjana Creative pada pertengahan April 2025 ini. Single yang menampilkan sound – sound distorsi kasar ini juga tersedia secara ekslusif di EP mereka yang berjudul “Spyhole” bersama dua trek lain yaitu “Rolling Toward the Gate” dan “Spyhole” yang bisa disimak di platform musik Bandcamp.
“Curriculum” adalah sebuah lagu yang mewakili konsep musik IGMO di album “Absurd, Artificial, Potential”. Di album ini, kami ingin menantang diri kami sendiri. Seberapa jauh kami bisa mengembangkan musik yang kami ciptakan,” kata Pradio Manggara Putra, frontman IGMO, sekaligus songwriter-produser lagu ini.
Musik IGMO di single “Curriculum” merupakan alunan rock dengan nuansa progresif di sana-sini. Ada beragam twist, mulai dari heavy metal, kocokan reggae, sampai sekelibat pelog Jawa di dalamnya. Namun begitu lagu “Curriculum” adalah tembang yang tetap relatif ramah dengar.
Secara lirik, Dio mengatakan narasi album “Absurd, Artificial, Potential” bisa diringkas dalam satu kata yaitu permainan.
“Ini bisa dimaknai macam-macam, bisa permainan antar manusia hingga sesuatu yang lebih kompleks seperti struktur dan sistem. Lagu “Curriculum” ini juga punya tema serupa”, tutur pemuda asli Kediri itu.
Seluruh artwork album “Absurd, Artificial, Potential” termasuk single “Curriculum” ini dibikin oleh gitaris mereka sendiri, Iga Dahana. Sementara itu fotonya dijepret oleh Aditya Ferdian.
Seperti yang sudah disampaikan, lagu ini masuk dalam Extended Play (EP) Spyhole yang dirilis secara eksklusif di gerai unduh bayar Bandcamp.
“EP tersebut kami buat untuk para pendengar album pertama kami, “Take It Over”, sekaligus jembatan untuk menuju album “Absurd, Artificial, Potential”,” pungkas Anggra, bassist IGMO.
Saat ini IGMO diperkuat oleh Pradio (vokal, gitar), Iga (guitar), Bintang (dram) dan Anggra (bass). IGMO mengklaim bahwa musik mereka adalah sebuah perkawinan dari musik hard rock 70an dengan musik rock modern era sekarang ditambah riff kearifan lokal yang sering mereka masukan dalam aransemen lagu mereka.
iMusic.id – Penyanyi cantik asal Jawa Timur, Awdella kembali meluncurkan lagu pop-ballad terbaru berjudul “Sia-Sia”. Berbeda dari lagu – lagu Awdella sebelumnya yang menunjukan vokal yang powerful, penuh tangis dan rasa sakit, “Sia-Sia” justru menawarkan nuansa baru, kesedihan yang tenang, dewasa, dan penuh penerimaan.
“Kali ini aku coba menyampaikan rasa sedih yang nggak meledak-ledak, tapi lebih ke ikhlas dan menerima. Bagaimana cara menyanyi yang lebih simple tapi tetap sampai ke hati,” ujar Awdella dalam siaran pers tertulis.
Single “Sia-Sia” nya Awdella diciptakan oleh Dimas Wibisana dari duo BiancaDimas. Sebelum resmi dirilis di hari ini, potongan audio 30 detik sudah lebih dulu dirilis melalui platform Tiktok.
Penyanyi yang hits dengan lagu “Tertawan Hati” ini menceritakan makna dibalik lagu terbarunya. “Sia-Sia”, kata Awdella, adalah cerita yang dekat dengan banyak orang, tentang seseorang yang telah menunggu begitu lama, memberikan segalanya, namun pada akhirnya harus merelakan karena cintanya tak pernah benar-benar dibalas.
“Lagu ini tentang perasaan yang mungkin banyak dari kita pernah alami : mencintai dengan tulus, tapi malah disia-siakan. Kita sudah effort habis-habisan tapi semuanya sia-sia. Karena dia tidak merasakan hal yang sama,” jelas Awdella.
“Sia-Sia” hadir sebagai teman bagi mereka dengan aransemen yang dibuat se-easy listening mungkin yang membuat lagu ini cocok didengarkan kapan saja dan oleh siapa saja, baik yang pernah di ghosting, menjalani hubungan lama yang tak ke mana-mana, ataupun yang sedang belajar melepaskan.
“Semoga lagu ini bisa mewakili perasaan teman-teman yang relate, atau bisa jadi lagu yang nemenin kalian di hari-hari biasa. Semoga bisa diterima dan disukai banyak orang. Aamiin,” tutup Awdella.
Dengarkan ‘Sia-Sia’ di seluruh digital streaming platforms di Indonesia. Official Visualizer juga sudah tayang di kanal youtube Awdella.