Connect with us

iMusic

Electroguns luncurkan single baru “A Toxic (It Feels Like)

Published

on

imusic.id – Toxic relationship, menjadi fenomena yang sering terdengar atau dikeluhkan beberapa waktu terakhir, Faktanya, beberapa diantaranya tidak bisa / mampu move-on dari hubungan yang tidak sehat tersebut. Sering mendengar curhatan dan keluhan tentang fenomena ini, justru menjadi materi atau tema di single terbaru band EDM asal Jakarta, Electroguns. Single bertitel “A Toxic (It Feels Like)”menyingkapi bahwa fenomena hubungan yang tidak sehat tersebut, tidak seharusnya berlarut. Kehidupan harus terus berjalan, untuk menata hari yang lebih baik.

Tak hanya merilis single baru, Electroguns kini tampil dengan formasi anyar yaitu : Karra AIU (vokal), Ana Livian (drum. perkusi, back vokal) dan DJ Stroo (DJ, Producer, songwriter, perkusi, back vocal). Mengenai lagu terbaru tersebut, Electroguns berpendapat banyak orang yang terjebak di Toxic relationship, ada yang bisa move-on tapi bahkan ada juga yang tetap berusaha bertahan dengan alasan tertentu. Lagu EDM ini diharapkan bisa menjadi semacam penyemangat, bahwa setiap orang berhak untuk mendapat kesempatan hidup yang lebih baik lagi, setelah mengelami hubungan yang tidak sehat. Tema ini menjadi pilihan, karena pernah juga dialami oleh salah seorang personil Electroguns.

Menurut DJ Stroo (songwriter sekaligus mengaransemen lagu ini dan Electroguns) awalnya lagu ini menampilkan nuansa musik EDM kekinian, yang mengeksplorasi genre Tropicalatau Deep House, dengan karakter aransemen yang lebih simple. Akan tetapi untuk mengimbangi eksplorasi vokal Karra AIU yang lebar dan melodius saat take, dan juga usulan sounddari Ana Livian, aransemen lagu ini menjadi lebih berkembang dan lebar. Dengan tambahan karakter Trance Soundhinga Big Room.

“Intinya lagu ini liriknya bernuansa kegalauan. Jadi sengaja di-aransemen menjadi lagu yang enerjik dan bernuansa. Walau kondisi galau, kita juga bisa tetap nge-dance, dan bisa lebih bersemangat lagi saat menikmati lagu dari Electroguns ini. Sound yang kuat beat-nya bisa dijadikan pelarian saat stress melanda.” Ungkap DJ Stroo yang menyelesaikan lagu ini selama kurang lebih 2 mingguan.

“Walau pernah kecewa, bukan berarti kita tidak bisa joged seru-seruan. Makanya perlu dengarkan lagu ini.” kata Ana Livian.

Sedangkan menurut AIU Karra, perlu banyak penyesuaian saat melakukan take vocal. Tapi hal ini bisa diatasi dengan melakukan proses take vocal sebanyak 2 sift, yang dilakukan 2 kali datang ke studio.

 “Apalagi tema liriknya mengena dan memang sering kita dengar beberapa waktu terakhir. Saat orang terlibat di Toxic Relationship, harus berani untuk move-on. Dan menjalani hidup yang lebih baik.” Tambahnya.

“Proses take vokal cukup lancar, apalagi Karra AIU cukup profesional dan bisa masuk ke tema lagu ini dengan baik. Tanpa banyak pengulangan dan pastinya sangat efisien. Proses pembuatan aransemen di studio juga tidak memakan waktu lama. Tapi saat finishingagak memakan waktu extra, dengan berbagai tambahan nuansa synthesizerdan nuana electronicyang lebih kental. Termasuk isian instrument analog, seperti electric guitar. Bahkan sempat ganti aransemen di bagian awal.” jelas DJ Stroo menambahkan

Lagu “A Toxic (It Feels Like)”ini diedarkan dibawah bendera label Audioprojects, milik DJ Stroo, dan distribusi digital bekerjasama dengan Boleh Musik. Lagu ini dijadikan sebagai pembuka, untuk lagu-lagu Electroguns selanjutnya, yang materinya sudah disiapkan. Peluncuran single ini juga dibarengi dengan peluncuran Video Lyrics. “A Toxic (It Feels Like)”sudah bisa didengarkan disemua digital music platform.

iMusic

Ajak pendengarnya untuk berfikir positif, Tutus Thomson luncurkan single “Radiance”

Published

on

iMusic.id – Tutus Thomson kembali merilis single terbaru berjudul “Radiance”, sebuah lagu yang membawa pesan inspiratif tentang berpikir positif dan berdoa untuk kebaikan di masa depan. Dengan nuansa musik yang mengajak kita serasa menjelajahi ruang angkasa dan lirik yang powerful, “Radiance” hadir sebagai pengingat bahwa setiap tantangan dalam hidup dapat dilewati dengan harapan, keyakinan dan usaha.

Tutus Thomson melalui “Radiance” menggambarkan perjalanan seseorang yang memilih untuk tetap optimis di tengah berbagai rintangan di dalam hidupnya. Melalui lirik yang menggugah dan dentuman Bass yang membara, lagu ini mengajak pendengarnya untuk selalu menatap ke depan dengan penuh cahaya dan harapan.

Tutus Thomson, musisi sekaligus aktor yang mulai dikenal setelah memerankan tokoh Yayan dalam film layar lebat “Yowis Ben” nya Bayu Skak ini mengungkapkan bahwa lagu “Radiance” ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya yang terus berusaha menghadapi masa depan dengan sikap positif.

“Saya ingin lagu ini menjadi sumber kekuatan bagi siapa saja yang mendengarnya. Kadang kita lupa bahwa doa, pikiran positif dan berusaha menjadi lebih baik bisa menjadi energi besar dalam menghadapi hidup,” ujar Tutus Thomson.

Dengan aransemen musik yang menyatukan elemen Hyper-Pop dengan sentuhan Trance dan percampuran nada Pop-Punk, “Radiance” memberikan pengalaman mendengar lagu yang sangat unik, Tutus sendiri menyebut lagu ini adalah lagu genre Space Punk pertamanya. Lagu ini pun menampilkan produksi musik yang matang, menonjolkan vokal emosional dari Tutus Thomson yang semakin memperkuat pesan lagu.

Single “Radiance” kini telah tersedia di berbagai platform streaming digital, bisa didengarkan di Spotify, Apple Music, dan YouTube. Lagu ini diharapkan dapat menjadi pengingat bahwa setiap orang memiliki cahaya dalam dirinya untuk terus melangkah menuju masa depan yang lebih baik.

Continue Reading

iMusic

Group rock asal Kediri, IGMO, luncurkan single “Curriculum”

Published

on

iMusic.id – ‘IGMO’, Group band rock alternative asal Kediri, Jawa Timur merilis single pembuka dari album kedua mereka yang diberi judul “Curriculum. Single inibisa disimak pada album kedua IGMO yang bertajuk “Absurd, Artificial, Potential”.

Single “Curriculum” dirilis oleh IGMO dibawah naungan Soundjana Creative pada pertengahan April 2025 ini. Single yang menampilkan sound – sound distorsi kasar ini juga tersedia secara ekslusif di EP mereka yang berjudul “Spyhole” bersama dua trek lain yaitu “Rolling Toward the Gate” dan “Spyhole” yang bisa disimak di platform musik Bandcamp.

“Curriculum” adalah sebuah lagu yang mewakili konsep musik IGMO di album “Absurd, Artificial, Potential”. Di album ini, kami ingin menantang diri kami sendiri. Seberapa jauh kami bisa mengembangkan musik yang kami ciptakan,” kata Pradio Manggara Putra, frontman IGMO, sekaligus songwriter-produser lagu ini.

Musik IGMO di single “Curriculum” merupakan alunan rock dengan nuansa progresif di sana-sini. Ada beragam twist, mulai dari heavy metal, kocokan reggae, sampai sekelibat pelog Jawa di dalamnya. Namun begitu lagu “Curriculum” adalah tembang yang tetap relatif ramah dengar.

Secara lirik, Dio mengatakan narasi album “Absurd, Artificial, Potential” bisa diringkas dalam satu kata yaitu permainan.

“Ini bisa dimaknai macam-macam, bisa permainan antar manusia hingga sesuatu yang lebih kompleks seperti struktur dan sistem. Lagu “Curriculum” ini juga punya tema serupa”, tutur pemuda asli Kediri itu.

Seluruh artwork album “Absurd, Artificial, Potential” termasuk single “Curriculum” ini dibikin oleh gitaris mereka sendiri, Iga Dahana. Sementara itu fotonya dijepret oleh Aditya Ferdian.

Seperti yang sudah disampaikan, lagu ini masuk dalam Extended Play (EP) Spyhole yang dirilis secara eksklusif di gerai unduh bayar Bandcamp.

“EP tersebut kami buat untuk para pendengar album pertama kami, “Take It Over”, sekaligus jembatan untuk menuju album “Absurd, Artificial, Potential”,” pungkas Anggra, bassist IGMO.

Saat ini IGMO diperkuat oleh Pradio (vokal, gitar), Iga (guitar), Bintang (dram) dan Anggra (bass). IGMO mengklaim bahwa musik mereka adalah sebuah perkawinan dari musik hard rock 70an dengan musik rock modern era sekarang ditambah riff kearifan lokal yang sering mereka masukan dalam aransemen lagu mereka.

Continue Reading

iMusic

Awdella rilis single baru bertajuk “Sia-Sia”

Published

on

iMusic.id – Penyanyi cantik asal Jawa Timur, Awdella kembali meluncurkan lagu pop-ballad terbaru berjudul “Sia-Sia”. Berbeda dari lagu – lagu Awdella sebelumnya yang menunjukan vokal yang powerful, penuh tangis dan rasa sakit, “Sia-Sia” justru menawarkan nuansa baru, kesedihan yang tenang, dewasa, dan penuh penerimaan.

“Kali ini aku coba menyampaikan rasa sedih yang nggak meledak-ledak, tapi lebih ke ikhlas dan menerima. Bagaimana cara menyanyi yang lebih simple tapi tetap sampai ke hati,” ujar Awdella dalam siaran pers tertulis.

Single “Sia-Sia” nya Awdella diciptakan oleh Dimas Wibisana dari duo BiancaDimas. Sebelum resmi dirilis di hari ini, potongan audio 30 detik sudah lebih dulu dirilis melalui platform Tiktok.

Penyanyi yang hits dengan lagu “Tertawan Hati” ini menceritakan makna dibalik lagu terbarunya. “Sia-Sia”, kata Awdella, adalah cerita yang dekat dengan banyak orang, tentang seseorang yang telah menunggu begitu lama, memberikan segalanya, namun pada akhirnya harus merelakan karena cintanya tak pernah benar-benar dibalas.

“Lagu ini tentang perasaan yang mungkin banyak dari kita pernah alami : mencintai dengan tulus, tapi malah disia-siakan. Kita sudah effort habis-habisan tapi semuanya sia-sia. Karena dia tidak merasakan hal yang sama,” jelas Awdella.

“Sia-Sia” hadir sebagai teman bagi mereka dengan aransemen yang dibuat se-easy listening mungkin yang membuat lagu ini cocok didengarkan kapan saja dan oleh siapa saja, baik yang pernah di ghosting, menjalani hubungan lama yang tak ke mana-mana, ataupun yang sedang belajar melepaskan.

“Semoga lagu ini bisa mewakili perasaan teman-teman yang relate, atau bisa jadi lagu yang nemenin kalian di hari-hari biasa. Semoga bisa diterima dan disukai banyak orang. Aamiin,” tutup Awdella.

Dengarkan ‘Sia-Sia’ di seluruh digital streaming platforms di Indonesia. Official Visualizer juga sudah tayang di kanal youtube Awdella.

Continue Reading