Connect with us

iMovies

Film “Dasim” luncurkan dua poster dan trailer

Published

on

iMusic.id – Starvision kembali mempersiapkan perilisan film horor terbaru berjudul “Dasim”. Disutradarai oleh Ginanti Rona dengan penulis Skenario Piu Syarif, Decky Putra, Natania Jansen dan Ginanti Rona sendiri, film ini diangkat ke layar lebar berdasarkan peristiwa nyata yang diceritakan narasumber ke Piu Syarif.

Menyambut rencana resmi tayang di bioskop mulai 15 Mei 2025. Film “Dasim” merilis trailer dan 2 poster resminya yang kedua dan ketiga. Di trailernya, Film “Dasim” menyajikan cuplikan – cuplikan adegan menegangkan yang mengundang rasa penasaran serta ingin tahu tentang apa yang terjadi pada rumah tangga pasangan muda yang baru saja menikah namun terus mendapatkan teror dari jin Dasim.

Sementara itu di poster kedua Film “Dasim” menampilkan pernikahan Salma dan Arman yang diganggu oleh sosok jin di belakang nya, sedangkan di poster ketiga menampilkan ekspresi Salma yang terus-menerus diganggu jin Dasim.

Film “Dasim” menghadirkan para pemain yang sangat piawai dalam memerankan karakter mereka sepert : Omar Daniel, Zulfa Maharani, Adinda Thomas, Meriam Bellina, Dinda Kanyadewi, Morgan Oey, Arswendy Bening Swara, Yatti Surachman, Grace Ayu, Tania Hantara dan lain-lain.

Chand Parwez Servia selaku produser menyampaikan, Dasim ini adalah jin yang paling berbahaya karena dia menghancurkan keluarga. Yang terjadi di Film “Dasim” adalah ada orang yang ingin memanfaatkan kitab Shams al-Maarif dengan tujuan merusak rumah tangga dan menghancurkan keluarga.

Siapa, kenapa dan bagaimana menangkal teror jin Dasim ini menjadi sangat menarik dan akan relate dengan siapapun. Film “Dasim” menampilkan horor yang mencekam, dengan deretan pemain yang mumpuni, kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Saya bangga sekali hadirkan Film film “Dasim” ini di Bioskop”, ujar Chand Parwez.

“Dari awal sudah terbayang Zulfa Maharani yang akan memerankan karakter Salma, kemudian disandingkan juga dengan Omar Daniel, yang saya tau mereka sangat dedicated terhadap seni peran dan karakter-karakter yang didapatkan. Ensemble casts lainnya yang ada di Film “Dasim” juga membuat saya belajar banyak, sangat senang bisa berkolaborasi dengan mereka semua”, ujar Sutradara Ginanti Rona.

Sinopsis film “Dasim” :

Salma dan Arman pasangan muda bahagia, tetapi sejak menikah Salma mulai merasakan gangguan mistis. Ketika Salma hamil dan Arman mengerjakan proyek besar yang membuatnya sering lembur, mereka pindah ke rumah ibu Arman. Salma mengalami teror yang semakin menyeramkan, konflik dengan mertua, ditambah kecurigaannya bahwa Arman selingkuh, hingga Salma mengandalkan tetangganya yang misterius.

iMovies

Film “Musuh Dalam Selimut” sajikan plot twist seru

Published

on

iMusic.id – Awal 2026 dibuka dengan film yang bukan Cuma menguji nyali, tapi juga mengacak-acak perasaan. Film “Musuh Dalam Selimut” hadir sebagai film drama tentang kepercayaan yang retak dari dalam, dan sudah lebih dulu memantik respons emosional penonton saat gala premiere.

Dibintangi Yasmin Napper, Megan Domani dan Arbani Yasiz, film ini digarap sutradara Hadrah Daeng Ratu. Film “Musuh Dalam Selimut” diproduksi oleh Narasi Semesta yang bekerja sama dengan Unlimited Production, Legacy Pictures, A&Z, dan Subtube.

Cerita Film “Musuh Dalam Selimut” mengajak penonton masuk ke kehidupan Gadis (Yasmin Napper), perempuan yang merasa semuanya baik-baik saja: rumah tangga, harapan, dan rutinitas yang berjalan normal. Kehangatan itu makin lengkap ketika Gadis mengandung anak pertamanya. Di saat yang sama, hadir Suzy (Megan Domani), tetangga yang pelan-pelan menjelma sahabat yang sigap membantu, perhatian, dan selalu ada di momen-momen yang seharusnya menenangkan.

Namun kedekatan yang semula terasa hangat, perlahan bergeser menjadi sesuatu yang ganjil: terlalu sempurna, terlalu sering, terlalu “masuk” ke ruang pribadi. Ketika Andika (Arbani Yasiz), suami Gadis, ikut terseret dalam kedekatan yang makin sulit dijelaskan, film Film “Musuh Dalam Selimut” ini mulai memutar emosi penonton dari simpati menjadi ragu, dari ragu menjadi curiga hingga meninggalkan sesak oleh satu pertanyaan yang menggantung : ini Cuma prasangka, atau memang ada yang disembunyikan di depan mata?

Yang membuat Film “Musuh Dalam Selimut” terasa menggigit bukan sekadar konflik rumah tangga, melainkan cara ketegangan lahir dari detail-detail kecil: jeda percakapan, tatapan yang terlalu lama, gestur yang tampak manis tetapi menyisakan dingin. Hadrah Daeng Ratu menyebut, sejak awal ia sengaja menaruh pondasi karakter dan alasan tindakan mereka agar penonton ikut “terjebak” dalam bimbang yang manusiawi.

“Pegangan utama saya saat menyutradarai Film “Musuh Dalam Selimut” adalah membangun background karakter yang kuat. Storytelling setiap karakter menjadi penting, supaya penonton paham alasan di balik setiap tindakan mereka. Saya tidak ingin kisah perselingkuhan ini hanya jadi cinta segitiga biasa, tapi juga menceritakan trauma-trauma yang dihadapi karakter dalam menjalani hidupnya setelah melewati banyak luka,” ujar Hadrah Daeng Ratu.

Ia menambahkan, tensi cerita dibangun bertahap dimulai dari rasa aman yang terlihat wajar, lalu kecurigaan yang tumbuh dari potongan-potongan informasi. “Saya mulai dari membangun hubungan pertemanan dulu, lalu perlahan sahabat itu masuk ke dalam circle kehidupan tokoh utama. Dari situ saya menanam banyak planting informasi yang memicu kecurigaan, sampai mengarah pada pencarian bukti tentang kebenaran pengkhianatan,” katanya. “Tapi pada akhirnya harus jelas: siapa yang protagonis dan siapa yang antagonis.”

Dari sisi pemain, Megan Domani mengungkapkan pendekatan akting yang ia pakai untuk membuat Suzy tetap terasa “manis” di permukaan, tapi pelan-pelan menghadirkan ganjalan. “Kunci akting yang aku pegang adalah membuat Suzy terlihat sangat cheerful dan bahagia saat bersama Gadis. Dia selalu memberi dan melakukan banyak hal untuk Gadis sehingga tampak tulus,” kata Megan. “Namun, justru di situlah muncul rasa tidak nyaman bagi penonton: perhatian Suzy terasa berlebihan, dia tidak tahu batas dan sering ikut campur dalam situasi yang seharusnya bukan urusannya.”

Dengan pendekatan itu, Film “Musuh Dalam Selimut” hadir sebagai pengalaman menonton yang membuat penonton ikut “mengurai” puzzle perasaan: ingin percaya, tapi takut; ingin bertahan, tapi terus merasa ada yang salah. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 8 Januari 2026.

Continue Reading

iMovies

Film “Suka Duka Tawa” tampilkan akting berkelas para aktornya

Published

on

iMusic.id – BION Studios dan Spasi Moving Image membuka tahun baru 2026 di layar bioskop Indonesia dengan kisah drama komedi keluarga yang hangat lewat film debut sutradara Aco Tenriyagelli, “Suka Duka Tawa”. Saat press screening bersama insan media, para penonton pun menyambut film ini dengan respons yang begitu hangat dan antusias.

Lebih dari sekadar film pembuka tahun, “Suka Duka Tawa” bisa menjadi ruang refleksi yang mengajak penonton menertawakan luka-luka yang belum selesai sebelum melangkah ke tahun yang baru. 

Sebagai film panjang perdananya, Aco Tenriyagelli menghadirkan pendekatan yang sangat personal lewat gagasan “menertawakan luka dengan tawa”. Selain Aco, film “Suka Duka Tawa” ini juga melibatkan Tersi Eva Ranti dan Ajish Dibyo, dengan Ajeng Parameswari sebagai produser eksekutif.

“Rekam jejak Aco lewat film pendek, video musik, hingga serial menunjukkan karakter karyanya yang kuat dan berbeda. Film ini menunjukkan kepekaannya dalam bercerita memberi ruang bagi penonton untuk tertawa, terharu, dan merefleksikan luka masing-masing,” ujar produser Tersi Eva Ranti.

Kedekatan Aco Tenriyagelli dengan musik kembali tercermin lewat soundtrack yang bukan hanya mengiringi, melainkan menghadirkan pengalaman emosional yang kuat. Salah satunya adalah hadirnya kembali karya The Adams di layar lebar, bersama deretan soundtrack lain yang turut membangun suasana reflektif dan nostalgia sepanjang film.

“Lewat film panjang pertama ini, saya ingin bercerita tentang bagaimana luka bisa diolah lewat komedi, dunia stand-up comedy terasa representatif. Menurut saya, Tawa mewakili banyak anak yang tumbuh dengan kehilangan sosok ayah. Harapannya, film ini bisa menghadirkan momen yang personal dan membuat penonton tertawa dan terharu di saat yang bersamaan.” ujar sutradara Aco Tenriyagelli.  

Sejak pemutaran perdananya, “Suka Duka Tawa” mendapat respons positif dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), termasuk antusiasme tinggi pada sesi mendadak screening di Depok, yang menunjukkan kedekatan emosional film ini dengan penontonnya.

Banyak penonton merasa dekat dengan perjalanan Tawa (Rachel Amanda), yang harus menghadapi luka masa kecilnya saat beranjak dewasa. Film ini mengajak penonton merefleksikan arti memaafkan dan bertumbuh bersama luka yang pernah dialami. 

Chemistry antar pemeran terasa mengalir, terutama antara Tawa dan geng stand-up-nya, Bintang Emon (Iyas), Enzy Storia (Adin), Arif Brata (Nasi), dan Gilang Bhaskara (Fachri) yang menghidupkan nuansa komedi film ini. Kehadiran Abdel Achrian, Nazira C. Noer, dan Mang Saswi turut menambah warna komedi dengan pendekatan yang berbeda.

Sementara itu, interaksi Tawa dengan Ibu Cantik (Marissa Anita) dan Keset (Teuku Rifnu Wikana) menghadirkan drama keluarga yang membumi — tentang relasi orang tua dan anak yang dipenuhi kesalahpahaman, rasa bersalah, dan kasih sayang yang sulit terucap.

“Di film ini, aku bisa berempati dengan apa yang dialami Tawa, tapi juga mencoba memahami posisi ayahnya, Keset, semua karakter membawa emosi yang sangat manusiawi; dari marah, kecewa, dendam, sampai ke titik mencoba membuka pintu maaf. Aku berharap penonton tidak hanya terhibur, tapi juga keluar bioskop dengan perasaan yang berbeda setelah menonton.” kata Rachel Amanda.

“Saya sudah lama berkolaborasi dengan Aco, dan sangat senang bisa kembali bekerja sama di film panjang pertamanya dengan dukungan BION Studios,” ujar produser Ajish Dibyo. “Ini menjadi milestone penting, bukan hanya bagi Aco, tapi juga bagi saya, karena sejak awal berproses bersama kami memang memimpikan debut film panjang ini. Lewat Suka Duka Tawa, Aco menunjukkan pendewasaan yang kuat sebagai pembuat film.”

Tonton film Suka Duka Tawa di bioskop mulai 8 Januari 2026 di bioskop Indonesia. Ikuti perkembangan terbaru dari film Suka Duka Tawa persembahan BION Studios dan Spasi Moving Image melalui akun-akun media sosial resmi.

Continue Reading

iMovies

Film “Esok Tanpa Ibu” sajikan kolaborasi internasional

Published

on

iMusic.id – Setelah sukses menggelar penayangan perdana di Indonesia di JAFF20, film produksi BASE Entertainment, Beacon Film, Refinery Media, dan didukung oleh Singapore Film Commission (SFC) dan Infocomm Media Development Authority (IMDA), Film “Esok Tanpa Ibu” (Mothernet) merilis official trailer & poster yang mengharukan dan hangat.

Menggambarkan dinamika hubungan keluarga kecil Cimot atau Rama bersama kedua orangtuanya, official trailer “Esok Tanpa Ibu” menampilkan kedekatan anak remaja bernama Cimot (Ali Fikry) dengan Ibunya (Dian Sastrowardoyo). Semua kegelisahan dan keceriaan, selalu Cimot bagikan ke sang Ibu. Sementara, Cimot lebih memilih rapat-rapat menyimpan rahasia hidupnya dengan sang Bapak (Ringgo Agus Rahman). 

Namun, kejadian tragis membuat hari-hari bahagia Cimot berubah. Ibunya mengalami koma. Ia pun kehilangan kasih sayang yang selalu merangkulnya. Sementara hubungannya yang canggung dengan sang Bapak, justru semakin merenggang dan menimbulkan konflik relasi anak-orangtua. 

Lagu “Jernih” dari Kunto Aji dan “Raih Tanahmu” dari hara & Nosstres yang ada di official trailer “Esok Tanpa Ibu” juga mampu memberikan dimensi emosi yang semakin menyentuh. Momen dramatis terjadi saat Ibu yang tengah koma, kini kembali bisa berinteraksi dengan Cimot dan Bapak, namun dalam wujud kecerdasan buatan (AI). Mampukah wujud baru itu menggantikan kasih Ibu selamanya?

Di official poster, dengan indah ditampilkan Dian Sastrowardoyo, Ali Fikry, dan Ringgo Agus Rahman berbaring dalam sebuah taman bunga putih, dengan bingkai serupa layar gawai yang menjadi representasi film ini, antara kasih sayang yang tumbuh secara manusiawi dan imitasi yang mencoba mensubstitusi.

Disutradarai oleh sutradara Malaysia Ho Wi-ding dari naskah yang ditulis oleh Gina S. Noer, Diva Apresya, dan Melarissa Sjarief, film “Esok Tanpa Ibu” Ibu diproduseri oleh Shanty Harmayn dan Dian Sastrowardoyo. Film ini juga menjadi kolaborasi internasional. 

Selain Ali Fikry, Dian Sastrowardoyo, dan Ringgo Agus Rahman, film ini juga dibintangi oleh Aisha Nurra Datau dan Bima Sena.

Produser Shanty Harmayn mengungkapkan film “Esok Tanpa Ibu” melewati perjalanan yang cukup panjang. Dimulai dari ide yang dibawa oleh Gina dan Diva, film ini akhirnya siap tayang di bioskop Indonesia mulai 22 Januari 2026.

Ikuti perkembangan terbaru film “Esok Tanpa Ibu” melalui akun Instagram @base.id & @filmesoktanpaibu. Tonton film Esok Tanpa Ibu (Mothernet) mulai 22 Januari 2025 di bioskop Indonesia.

Continue Reading