Connect with us

iMovies

Gelar Karya Film Pelajar 2019 Jadi Kontribusi Reza Rahardian Terhadap Industri Film Tanah Air

Published

on

iMusic – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) kembali menyelenggarakan Gelar Karya Film Pelajar (GKFP) dengan mengangkat tema “Semangat Kebhinekaan Generasi Milenial”.

Gelar Karya Film Pelajar (GKFP) merupakan ajang kreativitas dan pencarian bakat baru di industri film, yang dapat diikuti oleh sineas muda tingkat SMA/SMK/sederajat. Mereka mewakili sekolahnya masing-masing dengan mengirimkan karya film pendek mereka yang akan dikompetisikan. Setiap sekolah hanya diperbolehkan mengirimkan satu karya berdurasi maksimal 10 menit. Film yang dikirimkan ke GKFP 2019 memiliki dua kategori, yaitu film pendek fiksi dan film pendek dokumenter.

Menurut Kapusbang Film Kemendikbud, Dr.Maman Wijaya, “Kegiatan GKFP 2019 digelar untuk mengajak generasi milenial khususnya di kalangan pelajar untuk ikut menunjukkan rasa cinta tanah air dan menjunjung tinggi keberagaman melalui kegiatan pembuatan film”.

Tahun ini merupakan tahun ketiga GKFP diadakan. Jika ditahun sebelumnya aktor Reza Rahadian dipilih sebagai salah satu tim juri, tahun ini Reza Rahadian ditunjuk sebagai direktur Gelar Karya Film Pelajar 2019.

“Melalui GKFP, saya berharap talenta-talenta baru di industri film akan bermunculan sehingga terjadi keberlangsungan di industri film Indonesia. Selain itu, ini merupakan salah satu kontribusi saya di industri film Indonesia”, ungkap Reza.

Selain Reza, Angga Aldi Yunanda, aktor remaja yang dikenal lewat aktingnya di film Dua Garis Biru (Gina S. Noer, 2019) juga dipilih sebagai Ikon Gelar Karya Pelajar 2019. Angga dianggap dapat mewakili generasi milenial.

“Ini adalah jalan pembuka untuk generasi saya untuk bisa terjun ke industri film dan membawa ide-ide baru bagi perfilman Indonesia”, kata Angga.

Film-film yang masuk akan diseleksi secara administrasi oleh Tim Pusbang Film dan selanjutnya dinilai dan dipiliho lehTim Ahli dan Dewan juri. Tim Ahli adalah praktisi film yang akan memilih dan menentukan 30 film pendek fiksi dan 30 film pendek dokumenter dari seluruh karya yang masuk. Tim Ahli terdiri atas Pritagita Arianegara, Gita Fara, Titien Watimena, Gritte Agatha, dan Wicaksono Wisnu Legowo. Sedangkan Dewan Juri yang terdiri atas Garin Nugroho, Sheila Timothy, dan Yudi Datau akan memilih dan menentukan 20 film pendek fiksi dan 20 film pendek dokumenter untuk diundang mengikuti workshop di Jakarta. Dewan Juri juga akan menentukan lima nominasi film pendek fiksi dan lima nominasi film pendek dokumenter dari masing-masing 30 film pilihan Tim Ahli.

Bagi pelajar yang tertarik untuk mengikuti GKFP dapat melakukan pendaftaran melalui pusbangfilm.kemendikbud.go.id atau membuka akun instagram @gkfp_2019 dan mengunduh formulir pendaftarannya pada profil akun tersebut. Penutupan pendaftaran diperpanjang hingga 30 September 2019. (FE)

iMovies

Bunga Citra Lestari rilis single soundtrack film “Jumbo”.

Published

on

iMusic.id – Bunga Citra Lestari (BCL), penyanyi yang telah sukses dengan 7 Piala AMI Awards, resmi merilis single terbaru berjudul “Selalu Ada di Nadimu”. Lagu ini menjadi bagian dari Original Motion Picture Soundtrack film animasi “JUMBO”, yang menghadirkan nuansa hangat dan emosional dengan aransemen yang terdengar intim namun megah.

Mengangkat tema cinta dan harapan seorang ibu untuk anaknya, lagu ini siap menyentuh hati para pendengarnya. Pesan dalam lagu ini selaras dengan kisah yang diangkat dalam film animasi “JUMBO”, dimana BCL juga berperan sebagai pengisi suara karakter Ibu Don, seorang ibu yang berprofesi sebagai penulis cerita dongeng dan lagu.

Dalam film tersebut, BCL sebagai Ibu Don menciptakan sebuah lagu sebagai warisan untuk Don yang terus menjadi sumber kekuatan dan kenangan meskipun sang ibu telah tiada.

“Lagu “Selalu Ada di Nadimu” adalah ungkapan perasaan terdalam seorang ibu untuk anaknya. Lagu ini menggambarkan doa dan harapan seorang ibu yang selalu menyertai anaknya, bahkan ketika ia sudah tidak lagi berada di dunia ini,” ungkap BCL.

“Aku sebagai seorang ibu, melihat bahwa anak kita juga memiliki perjalanan hidupnya sendiri. Namun, apa yang orangtuanya ajarkan, serta kasih sayang seorang ibu, akan selalu ada di dalam diri sang anak,” tambah BCL.

Lagu ini diproduseri dan ditulis oleh Laleilmanino, dengan lirik yang menggambarkan doa, harapan, dan kehangatan orangtua terhadap anaknya. Nino Kayam mengungkapkan bahwa saat menulis lirik lagu ini, ia juga terinspirasi dari pengalaman pribadinya.

“Kebetulan saya baru saja kehilangan ayah saat mengerjakan lagu ini. Namun, inspirasi saya tidak hanya datang dari hubungan orangtua dan anak, tetapi juga dari esensi pertemanan dan dukungan yang kita berikan kepada orang-orang terdekat,” cerita Nino tentang penulisan lagu “Selalu di Nadimu”.

“Bahwa dunia memang tak selalu ramah. But it’s okay to not be okay. Sedih itu ada agar kita menghargai bahagia. Dan percayalah, langkah kita akan selalu dilindungi oleh doa-doa semua orang yang menyayangi kita,” tambah Nino.

Proses pembuatan lagu “Selalu ada di Nadimu” dilakukan dengan pendekatan yang mengikuti dinamika adegan di dalam film animasi “JUMBO”. Laleilmanino mencoba menerjemahkan suasana intim lewat aransemen yang bernuansa orkestra, dibalut dengan vokal BCL. Ilman mengungkapkan, dalam proses pembuatan OST film animasi “JUMBO” juga cukup sedikit berbeda.

Biasanya dalam membuat sebuah lagu, Laleilmanino akan membuat notasi dan progresi chord terlebih dulu, setelah itu lirik.

“OST “JUMBO” ini spesial karena kami buat dari lirik yang kami nada kan. Kami berangkat dari lirik dulu. Dari sebuah lirik yang sudah terangkai, lirik tersebut kalau ditarik ke bawah menjadi sebuah anagram. Ketika liriknya sudah jadi, kami berdiskusi dengan Nino. Usai menggarap lirik, gue dan Lale merangkai notasi dan chord. Setelah bikin demo, barulah kami rekam,” tambah Ilman.

Setelah akhirnya mendengarkan lagunya dan melihatnya di film “JUMBO”, Laleilmannino pun terhanyut dengan kehangatannya bersama tepukan para penonton yang hadir di Gala Premiere. Bagi mereka lagu ini cukup emosional.

“Satu, karena kami ikut menggawangi perjalanan film ini dari cukup awal. Dua, karena ini merupakan kali pertama kami dapat kesempatan menulis lagu tema untuk sebuah film. Tiga, karena di film ini lagu kami tak hanya sekedar jadi bumbu penghibur, tapi punya peran yang sangat penting dalam cerita. Membuat kita merasa punya bagian lebih dari sekedar pengisi soundtrack. Terima kasih teman-teman Visinema atas kesempatannya.,” ungkap Nino.

Bagi BCL, Ini bukan pertama kalinya ia bekerja sama dengan Visinema. Sebelumnya, ia juga terlibat dalam OST “Keluarga Cemara”, sebuah lagu yang berhasil meraih Piala Maya untuk Lagu Tema Terpilih. Kini, melalui kolaborasi dengan Visinema Studios, BCL menghadirkan OST untuk film animasi “JUMBO”, yang akan menghangatkan hati para penontonnya.

Continue Reading

iMovies

“Platinum Cineplex” ke 15 diresmikan di Eastvara Mall, BSD City

Published

on

iMusic.id – Sebuah jaringan bioskop baru yang diberinama “Platinum Cineplex” baru saja merayakan grand openingnya di areal Tangerang. Bioskop yang berdiri di Kawasan Mall Eastvara, BSD City ini merupakan satu – satunya jaringan bioskop “Platinum Cineplex” yang berdiri di pulau Jawa.

 Raam Punjabi selaku founder Multivision Plus (MVP) sekaligus inisiator jaringan bioskop “Platinum Cineplex” yang berpartner dengan Sinar Mas Land selaku developer menjelaskan tentang asal mula keberadaan bioskop “Platinum Cineplex” tersebut di Indonesia.

“Sebelum ada 14 bioskop kita yang sudah berdiri dan eksis di luar pulau Jawa, sementara bioskop “Platinum Cineplex” yang kita opening di Mall Eastvara, BSD adalah bioskop ke 15 dan bioskop pertama yang dibuka di pulau Jawa”, terang raam Punjabi.

Disinggung tentang perbedaan “Platinum Cineplex” dengan jaringan bioskop nasional lainnya, Raam Punjabi menjelaskan secara rinci seluruh perbedaan dari mulai fasilitas yang mereka sajikan ke konsumen sampai dengan strategi bisnis mereka dalam mengantisipasi persaingan bisnis bioskop di Indonesia.

“Platinum Cineplex” tentu saja di desain untuk membuat nyaman para penonton, seluruh fasilitasnya kita bangun dengan konsep modern dan mewah. Mengenai kenapa bioskop ini kita bangun di BSD City? Saya punya alasan khusus, strateginya adalah kita sengaja membangun bioskop di pinggiran kota besar karena di tengah – eengah kota sudah terlalu banyak competitor jaringan bioskop lain”, tutur Ramm Punjabi.

Tampilan Bioskop “Platinum Cineplex” di Eastvara ini memang berbeda dibandingkan dengan di daerah lain, lantaran berkonsep lebih mewah dan modern menyesuaikan dengan kondisi mall.

Direktur Utama Eastvara Mall, Surya Adil Wijaya mengaku sangat senang dengan berdirinya “Platinum Cineplex” di Eastrava Mall karena menambah daya tarik konsumen untuk hadir ke Eastrava tidak hanya untuk kuliner saja melainkan bisa menambah pengalaman seru dengan menyaksikan film di bioskop terbaik dan ternyaman disini.

“Kami bangga dengan di operasikannya “Platinum Cineplex” oleh Multivision disini. Kami siap bekerjasama dengan pak Raam Punjabi untuk menjadikan Lokasi Eastrava Mall ini menjadi lokasi hiburan keluarga dengan konsep dan desain yang begitu luar biasa,” terang Surya Adil Wijaya.

Selain desain modern dan mewah yang disajikan untuk kepuasan penonton, studio “Platinum Cineplex” di Eastvara Mall ini sudah memakai teknologi kursi ‘Push Back’ yang boleh dibilang merupakan studio bioskop pertama di Indonesia yang memakai tekhnologi ini. Teknologi kursi ‘Push Back’ ini adalah dimana kursi yang diduduki para penonton bisa bergerak dinamis mengikuti gerakan duduk penonton saat menyaksikan film, jadi mau duduk tegak ataupun semi berbaring, penonton akan tetap merasa nyaman karena kursi tersebut akan bergerak secara lugas.

Untuk target kedepan, Raam Punjabi menjelaskan bahwa Multivision akan berusaha memenuhi target dengan membangun satu bioskop setiap 3 bulan dan fokus di daerah yang belum memiliki bioskop. Untuk Kerjasama di Eastvara Mall sendiri, Raam Punjabi berharap bisa berjalan seumur hidup.

Continue Reading

iMovies

Ada Vino G Bastian dan Nirina Zubir di first look film “Hanya Namamu Dalam Doaku”

Published

on

iMusic.idSinemaku Pictures baru saja merilis first look film panjang terbarunya, “Hanya Namamu Dalam Doaku”. Ini adalah film kedua mereka yang rilis di tahun 2025 dan yang keenam sepanjang perjalanan Sinemaku Pictures.

Mengangkat genre drama keluarga dengan pendekatan yang lebih matang, “Hanya Namamu Dalam Doaku” akan mengisi layar lebar dengan kisah keluarga yang hangat dan emosional.

“Hanya Namamu Dalam Doaku” mempertemukan aktor-aktor ternama seperti Vino G. Bastian, Nirina Zubir, Naysilla Mirdad, Anantya Kirana, Ge Pamungkas, Dinda Kanya dan Enno Lerian. Film ini merupakan proyek pertama mereka bersama Sinemaku Pictures.

Film ini juga menandai kolaborasi kedua antara Sinemaku Pictures bersama sutradara Reka Wijaya yang sebelumnya sukses dengan film “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” yang berhasil mencatatkan 1,150,952 jumlah penonton pada tahun 2024.

First look dari film “Hanya Namamu Dalam Doaku” resmi dirilis, menampilkan potret kehidupan hangat keluarga kecil Arga (Vino G. Bastian), Hanggini (Nirina Zubir), dan putri mereka, Nala (Anantya Kirana). Namun, di balik kebahagiaan tersebut, film ini juga menyiratkan konflik emosional yang mulai terungkap ketika Marissa (Naysilla Mirdad) hadir dalam kehidupan mereka untuk membantu kondisi Arga.

Selain dari potongan cerita yang ditampilkan di teaser, setiap potongan gambar membawa kita menyelami ikatan yang tak terpisahkan, perjuangan yang mengharukan, dan momen-momen penuh cinta serta suguhan sinematografi yang mewakili kehangatan film ini.

Dari tawa hingga air mata, “Hanya Namamu Dalam Doaku” menjanjikan sebuah perjalanan emosional yang menggugah, mengingatkan kita akan pentingnya keluarga, pengorbanan, dan harapan yang selalu hadir meski dalam kesulitan. Sebuah kisah yang tidak hanya akan menggerakkan perasaan, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam tentang arti kebersamaan dan komunikasi keluarga dalam kehidupan.

Film ini juga menandai debut Bryan Domani sebagai produser, sebuah langkah baru dalam perjalanan karirnya di dunia perfilman. Bergabung bersama Umay Shahab dan Prilly Latuconsina, ketiganya menyatukan visi dan bekerja sama untuk memastikan bahwa film ini tidak hanya menjadi sebuah tontonan, tetapi juga sebuah pengalaman emosional yang mendalam bagi para penontonnya.

Film “Hanya Namamu Dalam Doaku” rencananya akan tayang pada tahun 2025, tanggal pasti tayangnya akan diumumkan lebih lanjut, namun yang pasti, “Hanya Namamu Dalam Doaku” siap hadir di bioskop kesayangan Anda untuk memberikan pengalaman menonton yang tak terlupakan, penuh dengan momen-momen mengharukan dan penuh makna.

Ikuti terus perkembangan informasi film persembahan Sinemaku Pictures “Hanya Namamu Dalam Doaku” di akun Instagram resmi @sinemaku_pictures

Continue Reading