iMusic.id – GIGI masih jadi satu – satunya group band yang selalu mampu tampil enerjik, rapi dan sempurna diatas panggung. Tidak tanggung – tanggung, Armand Maulana, Dewa Bujana, Thomas Ramdhan dan Gusti Hendy harus manggung dengan durasi 3 jam dengan membawakan sekitar 30 lagu di konser “Giginfinity 30th Years Anniversary”.
Konser yang juga digelar dalam rangka merayakan 30 tahun GIGI berkarya tersebut berjalan lancar, sukses dan memuaskan para GIGIKITA serta penikmat musik Indonesia yang hadir memenuhi Istora Senayan, Jakarta pada Sabtu 24 Agustus 2024 kemarin.
GIGI tampil istimewa dengan dukungan artistik panggung, animasi screen dan komposisi lighting yang sangat bagus dan mengesankan. Dua jempol patut diberikan pada drummer Seringai, Edy Khemod yang berhasil menyajikan ide – ide kreatifnya untuk mendukung penampilan apik GIGI malam itu.
Menyaksikan langsung konser “Giginfinity 30th Years Anniversary” kemarin konsep acara tersebut seperti dibagi dalam empat sesi, sesi pertama GIGI tampil dalam format full band di panggung utama, sesi kedua para musisi tamu seperti Perunggu, HIVI, Fanny Soegi dan Mahalini akan tampil membawakan lagu GIGI, sesi ketiga GIGI tampil akustikan membawakan lagu – lagu bertema religi di panggung akustik yang letaknya di tengah – tengah penonton dan sesi terakhir GIGI kembali ke panggung utama bergabung dan tampil bersama dengan musisi – musisi tamu yang akan menampilkan juga Afgan dan Ariel Noah.
Di sesi pertama GIGI langsung tancap gas sejak acara dibuka dengan memainkan lagu – lagu bertempo cepat seperti “Feel The Emotion Of The Music, Sang Pemimpi, Bisa Saja” dan “Perdamaian”. Usai jeda, Armand Maulana manyapa penonton yang hadir dengan candaan – candaan dan cerita tentang 30 tahun perjalanan GIGI di industri musik Indonesia dilanjut dengan membawakan 3 lagu hits mereka yaitu “Kembalilah Kasih, Kepastian yang Ku Tunggu” dan “Damainya Cinta”.
Saat suasana semakin hangat dengan interaksi Armand, Budjana, Thomas dan Hendy bersama penonton, GIGI melanjutkan penampilan sesi pertama ini dengan memainkan beberapa lagu yang agaknya jarang di bawakan GIGI di konser – konser nya seperti “Jangan Bilang Pacarku, Setia Bersama Mencintai, Tak lagi Percaya” dan “Basa Basi”. Spesial di lagu “Basa Basi”, GIGI tampil ganas trengginas layaknya group – group band bergenre rock. Bravo GIGI!! Sesi pertama ini ditutup dengan dimainkannya lagu “Pesta, Di Manakah, Angan” dan “Janji” yang disajikan oleh GIGI secara medley.
Setelah panggung di buat gelap, sesi kedua di mulai dengan munculnya Perunggu membawakan lagu “Pintu Sorga” dilanjut dengan HIVI yang membawakan lagu “Andai”, Fanny Soegi menyanyikan lagu “Perihal Cinta” dan Mahalini yang menutup sesi kedua dengan membawakan lagu “Cinta Terakhir”. Ke empat musisi tamu ini tampil membawakan lagu GIGI dengan aransemen yang segar dan penampilan yang seru khususnya Fanny Soegi yang malam itu begitu memikat.
Memasuki sesi ketiga, GIGI menciptakan suasana konser lebih sejuk dengan pindah ke panggung akustik membawakan lagu – lagu GIGI yang bernafaskan religi seperti “Amnesia, Kota Santri, Cintailah Mereka” dan “Akhirnya”. Dilagu “Cintailah Mereka”, GIGI mengajak seluruh penonton untuk berdonasi melalui scan barcode yang ditampilkan dilayar untuk anak – anak di Nusa Tenggara Timur yang hidup dalam kesusahan.
Pada sesi keempat atau terakhir, GIGI kembali ke panggung utama dan langsung berkolaborasi dengan para musisi tamu yang sudah menunggu mereka. GIGI berkolaborasi dengan HIVI dan Mahalini di lagu “Hinakah, Sedikit Saja” serta “ Oo Nirwana”, yang kemudian dilanjutkan dengan lagu “Ku Ingin” bersama Afgan, “My Facebook” bersama Ariel Noah, “Terbang” bersama Afgan dan Ariel Noah dan “Nakal” yang melibatkan sang diva, Krisdayanti sebagai featuringnya.
Konser “Giginfinity 30th Years Anniversary” yang di selenggarakan oleh promotor MHT Live ini akhirnya di tutup oleh GIGI dengan membawakan tiga lagu terakhir mereka yaitu “11 Januari, Jomblo” dan “Ya YaYa”. GIGI adalah salah satu Indonesia yang masih konsisten dan bisa bertahan sampai 3 dekade di industri musik Indonesia. Sepak terjang mereka bukan cuma menghibur penikmat musik tanah air namun juga memberikan inspirasi buat musisi – musisi nasional untuk bisa berkarya dan bertahan seperti mereka. Luar biasa GIGI, tanpa kehabisan stamina sedikit pun, selamat ulang tahun dan Tuhan Memberkati!!
iMusic.id – Ajang kompetisi menyanyi nasional tertua di Indonesia, Bintang Radio Indonesia, kembali digelar tahun ini dengan format yang lebih segar dan dinamis. Setelah sukses diselenggarakan di Surabaya tahun lalu, Bintang Radio Indonesia 2025 kini hadir di Jakarta dengan rangkaian pertunjukan spektakuler yang akan berlangsung pada 4, 5, dan 6 November 2025, dan ditutup dengan Result Show pada 8 November 2025.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1951, Bintang Radio Indonesia telah menjadi wadah lahirnya para penyanyi legendaris tanah air seperti Titiek Puspa, Bing Slamet, dan Vina Panduwinata. Di era modern, ajang ini terus melahirkan bintang-bintang baru seperti Josh Florentino, Maria Pudesa, dan Shabrina Leanor, yang membuktikan bahwa semangat Bintang Radio tetap relevan lintas generasi.
Tahun ini, Bintang Radio Indonesia hadir dengan format tiga putaran penampilan, di mana para finalis akan menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam tiga genre musik: pop, rock, dan lagu daerah. Tak hanya menonjolkan vokal, para peserta juga akan dinilai dari karakter, penghayatan, dan kemampuan beradaptasi dalam berbagai gaya musik.
Menariknya, tahun ini Bintang Radio juga memperkenalkan sistem voting, yang memungkinkan publik ikut menentukan siapa yang akan menjadi bintang baru Indonesia.
Rangkaian Grand Final akan diakhiri dengan penampilan spesial dari Maliq & D’Essentials pada malam puncak tanggal 6 November 2025, serta Result Show spektakuler pada 8 November 2025 yang akan menampilkan Shabrina Leanor, salah satu bintang muda hasil ajang ini, dalam pertunjukan istimewa.
Melalui format dan konsep baru ini, Bintang Radio Indonesia 2025 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga perayaan keberagaman musik Indonesia dan bukti bahwa semangat Bintang Radio terus menyala, dari generasi ke generasi.
Tentang Bintang Radio Indonesia
Diselenggarakan pertama kali pada tahun 1951 oleh RRI (Radio Republik Indonesia), Bintang Radio Indonesia merupakan kompetisi menyanyi nasional tertua di tanah air. Selama lebih dari tujuh dekade, ajang ini telah menjadi batu loncatan bagi banyak penyanyi yang kini menjadi ikon musik Indonesia. Dengan semangat inovasi dan regenerasi, Bintang Radio terus beradaptasi mengikuti perkembangan zaman, menggabungkan tradisi, kreativitas, dan teknologi untuk mencari talenta terbaik bangsa.
iMusic.id – Hip Hop Reggae Connection (HRC) siap menyajikan gerakan kolaboratif lintas genre “Rise Up Unity 2025” yang siap mengguncang Jakarta pada 8 November 2025 di Cibis Park, TB Simatupang.
Acara yang di inisiasi Hip Hop Reggae Connection (HRC) ini menghadirkan empat sosok berpengaruh di kancah musik urban Indonesia, Ras Muhamad, Tuan Tigabelas, Conrad Good Vibration, dan Dirayha bersama para seniman lintas scene seperti Laze, Kapala Itang, Iqbal N.G.A., Joe Million, Mister Nobody dari kubu hip hop serta dari scene reggae Radit Echoman, Namoy Budaya, Andrez and The Babylion, Alien Punk, dan masih banyak lagi.
Acara ini bukan sekadar konser, melainkan sebuah movement yang menyerukan semangat kebangkitan, solidaritas, dan aksi nyata untuk perubahan sosial. Lahir dari inisiatif Hip Hop Reggae Connection (HRC) sebuah kolektif yang muncul di masa pandemi 2020 Rise Up Unity hadir sebagai simbol persatuan dan keberlanjutan kreativitas. Melalui power track “Rise Up Unity” yang bisa didengarkan di semua platform streaming digital, proyek ini mengajak generasi muda untuk bersuara dan beraksi bersama.
“Gerakan dari Hip Hop Reggae Connection (HRC) Ini bukan sekadar musik, tapi ajakan untuk menyatukan energi positif dan mengubah kesadaran menjadi tindakan,” ujar Dirayha, produser proyek ini sekaligus salah satu performer utama.
Rise Up Unity bukan sekadar konser. Ini adalah ruang di mana musik, komunitas, dan kreativitas berjalan bersama dalam satu energi. Di sini, hip hop dan reggae bukan hanya didengar, tapi juga dirasakan, dilihat, dan dihidupkan melalui kolaborasi lintas kultur yang segar dan menggerakkan semangat. Selain pertunjukan musik yang penuh semangat positif dan respon sosial, acara ini juga menghadirkan pop-up market berisi karya-karya independen, serta aktivitas komunitas yang merefleksikan semangat gerakan akar rumput dari Rise Up Unity.
“Musik adalah keluarga. Rise Up Unity itu seperti rumah bagi semua orang yang percaya pada kasih, cinta, dan kolaborasi,” tutur Conrad Good Vibration, kolaborator sekaligus performer utama.
Di tengah hiruk-pikuk kota dan industri musik yang mulai meninggalkan akar, Rise Up Unity hadir untuk menandai bahwa kekuatan musik selalu tumbuh dari kebersamaan dan kesadaran. Di panggung ini, hip hop dan reggae berpadu dalam satu ritme yang sama: jujur, lantang, dan membangkitkan. Setiap orang yang datang bukan sekadar penonton, melainkan bagian dari cerita. Cerita tentang musik yang menyatukan, tentang gerakan yang tumbuh dari bawah, tentang energi positif yang menular dan mempersatukan. Karena pada akhirnya, Rise Up Unity bukan hanya soal genre, panggung, atau crowd tapi tentang bagaimana kita semua bisa berdiri dalam satu getaran yang sama. One Vibration. One Movement. Rise Up Unity!
Untuk info lengkap mengenai line up, harga tiket dan lain-lain bisa disimak di https://riseup-unity.com/ dan IG @hiphop_reggae_connection .
iMusic.id – Rockafella’s Music & Talk Show Vol.15 resmi akan bergulir di 25th Avenue, RA Premiere, Simatupang – Jakarta Selatan pada Kamis, 23 Oktober 2025 dengan mengusung tema “Intimate 90’s Unplugged Therapy”. Sudah dapat dipastikan rangkaian nomor-nomor lagu dari Alice in Chains, Soundgarden, Pearl Jam, Nirvana, Counting Crows, Foo Fighters, Live ataupun Lenny Kravitz akan memenuhi atmosfir acara tersebut.
Untuk memperkenalkan kegiatan tersebut, sore kemarin (16/10) sengaja diadakan konferensi pers mengenai Rockafella’s Music & Talk Show Vol.15: Intimate 90’s Unplugged Therapy. Dipandu oleh Gideon Momongan dan menghadirkan beberapa narasumber seperti Adhytia Perkasa, Riffy Putri, Amank Syamsu, Youslam dan Yo Iqbal, acara ini menonjolkan konsep santai dan akrab.
Menurut Adhytia Perkasa, Intimate 90’s Unplugged Therapy bukan sekadar konser, melainkan sebuah pertemuan hati antara musisi, sahabat, dan penikmat musik yang tumbuh bersama di era 90-an. Dirinya juga menegaskan bahwa Rockafella’s sejak awal berdiri sebagai ruang ekspresi bagi komunitas kreatif yang menjunjung nilai idealisme sekaligus semangat pertemanan.
Hal senada juga disampaikan oleh Youslam, “Kami ingin menghadirkan suasana hangat seperti teman lama yang bertemu kembali di ruang musik sederhana, namun penuh makna. Untuk itu kami menghilangkan jarak antara musisi dan penonton,” ujar gitaris Rockafella’s yang menyiapkan rangkaian unplugged therapy ini.
Amank Syamsu menyebutkan bahwa konsep unplugged yang dulu dipopulerkan oleh MTV justru akan semakin hidup ketika ditampilkan di ruang-ruang kecil seperti ini.
Dukungan penuh juga datang dari pihak RA Premiere. Seperti yang di jelaskan oleh Febri, Manager F&B RA Premiere, bahwa acara ini juga menjadi pengalaman multisensori bagi para tamu. “Kami menyiapkan hidangan spesial, special drink, dan cocktail terbaik. Semua dirancang agar tamu merasa nyaman dan merasakan pengalaman menyeluruh, dari musik hingga sajian,” katanya.
Sementara itu, Ivanka yang hadir secara daring dan juga menjadi Brand Ambassador Se’Indonesia, menilai kolaborasi ini sebagai bukti bahwa musik telah menjadi bagian dari gaya hidup yang menyatukan berbagai generasi. “Musik bukan sekadar hiburan, melainkan ruang terapi dan pengikat pertemanan lintas zaman,” ujar Ivan.
Intimate 90’s Unplugged Therapy tak hanya menawarkan nama-nama seperti Rockafella’s, Amank Syamsu, dan Ivanka saja, penonton juga akan melihat kehadiran Njet Barmansyah dan juga Dul Jaelani sebagai sosok muda di musik Tanah Air.
Acara ini juga memberi ruang bagi audiens untuk terlibat langsung lewat talent show dan interaksi spontan. Semua dikemas ringan dan jujur, menekankan keaslian hubungan antar musisi dan penonton. “Musik yang kami mainkan adalah cara untuk menyembuhkan. Ini therapy session yang lahir dari persahabatan dan rasa saling memahami,” ungkap Riffy Putri.
Rockafella’s sendiri terus menjaga kedekatan dengan komunitasnya. “Kami ingin setiap orang yang hadir merasa terhubung, baik lewat lagu, tawa, maupun obrolan santai. Musik bisa menjadi jembatan yang mempersatukan,” kata Yo Iqbal.
Menariknya, pada gelaran kali ini, Rockafella’s juga menyiapkan penghormatan khusus untuk mendiang Raidy Noor, musisi legendaris yang berpulang pada 15 Oktober lalu. “Beliau bagian penting dari perjalanan Rockafella’s dan musik Indonesia sendiri. Kami ingin menghadirkannya dalam kenangan, melalui nada dan rasa,” ujar Adhyt.
Dengan kapasitas terbatas hanya 75 orang, acara ini diharapkan tetap menjaga keintiman yang menjadi ruh utamanya. “Musik tak pernah menua. Ia hanya berganti bentuk dan terus menjadi terapi terbaik bagi jiwa yang lelah,” tutup Adhyt sedikit berfilosofi.