iMusic – Rabu,
01 Agustus 2021 – Pertunjukan musik konser dari sang legenda musik rock tanah airgodbless yang berlangsung tadi malam dalam Konser Online Berbayar “48 tahun god bless – Mulai Hari Ini” telah berhasil diselenggarakan.
Dengan
penampilan yang memukau serta performa dari para personel godbless yang prima
di usia 48 tahun perjalanan karir musiknya menjadikan godbless sebagai salah
satu grup band rock Indonesia yang layak
mendapatkan apresiasi dan penghargaan di Blantika Musik
Indonesia. Hal ini dibuktikan langsung dengan pemberian penghargaan oleh Presiden Joko Widodo semalam kepada godbless di ICE BSD City – Selasa 31 Agustus 2021.
Penampilan spektakuler
godbless menghentak di atas panggung berdimensi 25 x 35 meter itu menjadikan pertunjukkan
yang dipromotori oleh ROCKINLILO ini lebih istimewa dimana pertunjukan konser
terasa lebih ‘intimate dengan segmentasi
semi opera’ serta didukung oleh penampilan dari musisi-musisi ternama seperti Isyana Sarasvati, Teza Sumendra, Dul Jaelani
& Tissa Biani, Danilla, FourTwnty, Kamila dan Krisyanto Jamrud ft DeadSquad dalam
segmentasi ‘tribute to godbless’ dan penampilan
‘Rock Collaboration’ bersama Ivanka Slank, Andy/rif, Fadly Padi, Sandy Andarusman, Krisna Prameswara, Roy Jeconiah, Eet Sjahranie, Adi Adrian, Karis DeadSquad, Cella, Stevi Item serta Ebenz dan Agung Burgerkill.
Kemeriahan konser
online berbayar “48 tahun god bless – Mulai Hari Ini” semakin semarak dengan
penampilan dari para presenter keren yang membawa suasana kemeriahan konser
menjadi lebih ‘hidup dan interaktif’ dari Coki Pardede, Kikan, Tantri Syalindri, Eddi Brokoli, Azizah Hanum, Tretan Muslim dan Host LiLo.
Sekilas
mengenai pertunjukan malam tadi beberapa segmentasi cerita perjalanan godbless
yang menarik dan sesuatu yang berbeda sangat terasa ketika pada segment ‘semi opera’
dituangkan secara apik dalam “Rock Collaboration” dan “tribute to godbless’, diawali dengan Lagu Rock Collaboration ‘Menjilat
Matahari’ yang dibawakan oleh Sandy Andarusman, Ivanka Slank, Krisna
Prameswara, Eet Sjahranie, Roy Jeconiah dan lagu ‘Bis Kota’ dibawakan oleh Sandy
Andarusman, Ivanka Slank, Krisna Prameswara, Stevi Item, Karis, Cella,
Andy/rif.
Penampilan musik
yang dibuat sangat kekinian seperti pada lagu godbless di era 70-an ‘Gadis
Binal’ yang dibawakan oleh Teza Sumendra dibuat dengan aransemen yang lebih
berwarna dengan adanya sentuhan musik Jazz dan paduan musik elektronik (EDM).
Isyana
Sarasvati tampil mempesona membawakan lagu ‘Badut-badut Jakarta’ dengan
aransemen musik dengan gayanya yang nyentrik & menarik. Berpindah ke segmen
godbless di era 80-an lantunan suara Fadly Padi yang prima hadir membawakan
lagu ‘Panggung Sandiwara’ berduet dengan keybordist Adi Adrian dengan sentuhan aransemen
musik yang ‘deep dark’ menyatu dengan tata cahaya panggung yang penuh misteri,
mencoba menguraikan cerita lagu tersebut, sementara Danilla tampil membawakan
lagu ‘Anak Kehidupan’ dengan aransemen dan warna yang berbeda.
Pesona hening
diatas panggung begitu dingin saat Dul Jaelani & Tissa Biani menyanyikan
lagu ‘Sudahlah Aku Pergi’ dengan sentuhan ballad yang terasa begitu sendu malam
tadi.
Moment istimewa
yang membangkitkan musik godbless lainnya saat godbless membawakan lagu ‘Musisi’,
sang vokalis Achmad Albar yang muncul dari arah audience dan diiringi oleh enam
gitaris handal ternama Indonesia seperti Karis DeadSquad, Cella, Stevi Item,
Ezra serta Ebenz dan Agung Burgerkill, mendalami cerita godbless sebagai
“Musisi handal living legend’ yang masih berjaya hampir 5 dekade lamanya.
Perjalanan
godbless di Blantika Musik Indonesia dilanjutkan oleh presenter Kikan dan
Tantri Syalindri tampil membawakan cuplikan-cuplikan lagu godbless mulai dari
tahun 70-an hingga tahun 2000-an sehingga konser malam tadi menjadi konser
perjalanan yang penuh dengan cerita godbless selama berkiprah 48 tahun di tanah
air tercinta Indonesia. Klimaks dari
pertunjukan ‘48 Tahun godbless-Mulai Hari Ini’ menjadi ‘semakin bergelora’ saat
godbless menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo atas pencapaian di
dunia tarik suara yang telah mencapai usia 48 tahun dan ditutup dengan
menyanyikan lagu ‘Mulai Hari Ini’ dan ‘Rumah Kita’.
Setlist atau urutan
lagu yang dibawakan secara apik dan memukau sehingga durasi konser yang lebih
dari 2 jam terasa begitu singkat, dengan ‘16 hit songs’ diantaranya adalah sebagai
berikut:
Menjilat Matahari – oleh Rock Collaboration (Sandy
Andarusman, Ivanka Slank, Krisna Prameswara, Eet Sjahranie, Roy Jeconiah)
Bis Kota – oleh Rock Collaboration (Sandy
Andarusman, Ivanka Slank, Krisna Prameswara, Stevi Item, Karis, Cella,
Andy/rif)
Panggung Sandiwara – oleh Rock Collaboration
(Adi Adrian dan Fadly Padi)
Gadis Binal – oleh Teza Sumendra
Badut – badut Jakarta – oleh Isyana
Sarasvati
Sudahlah Aku Pergi – oleh Dul Jaelani & Tissa
Biani
Anak Kehidupan – oleh Danilla
Saksi Gitar Tua – oleh Fourtwnty
Serigala Jalanan – oleh Dead Squad ft.
Krisyanto ‘Jamrud’
Syair Kehidupan
– oleh Kamila,LiLo, Ebenz & Agung Burgerkill
Musisi – oleh
godbless
Kehidupan –
oleh godbless ft. Roy Jeconiah
Cermin – oleh
godbless ft. Isyana Sarasvati
Semut Hitam –
oleh godbless
Mulai Hari Ini
– oleh godbless
Rumah Kita –
oleh godbless
Pihak promotor ROCKINLILO
bersama godbless mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah ikut
terlibat dalam menyukseskan acara ini. Mari bersama-sama kita dukung visi dan
misi dari ROCKINLILO untuk Kebangkitan Dunia
Pertunjukkan di era Pandemi ini, diharapkan
bahwa roda ekonomi dan ekosistem dunia bisnis pertunjukkan bisa berjalan dan bangkit kembali di tanah air tercinta Indonesia, terima kasih atas dukungannya untuk
dapat menyaksikan Konser Online Berbayar, sejalan dengan
itu semoga Sosialisasi Peraturan Pemerintah No. 56 mengenai Royalti dan Hak Cipta dalam sebuah kegiatan pertunjukan
musik dapat terus kita terapkan dalam dunia show biz di Indonesia.
Selaku penyelenggara LiLo – dari ROCKINLILO mengungkapkan “Sekali lagi ROCKINLILO mengharapkan dukungan dari semua, Mulai Hari Ini Berbuat Sesuatu untuk Rumah Kita, Merah Putih adalah Kita, Kita adalah Indonesia, Jagalah NKRI Karena inilah Rumah Kita.. Terima Kasih” (FE)
iMusic.id – Sashana.ID dengan bangga mempersembahkan IndonesiaMusic Summit 2025 atau disingkatIMUST, sebuah forum dua hari yang didedikasikan sebagai ruang diskusi empatik bagi seluruh pemangku kepentingan ekosistem musik Indonesia.
Acara Indonesia Music Summit 2025atauIMUST ini akan digelar pada 19–20 November 2025, pukul 13.00–21.00 WIB di Gedung Ali Sadikin dan Gedung Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, menghadirkan perbincangan mendalam, pertukaran gagasan, serta inisiatif kolaboratif untuk merumuskan solusi dan rekomendasi bersama bagi masa depan industri musik nasional.
“Indonesia Music Summit 2025 kami hadirkan sebagai ruang temu yang jujur, inklusif, dan setara bagi seluruh pemangku kepentingan musik. Di tengah perubahan ekosistem yang begitu cepat, kita membutuhkan tempat untuk berhenti sejenak, mendengar, lalu merumuskan langkah bersama. IMUST adalah upaya kami membangun budaya diskusi yang lebih sehat, yang memberi ruang bagi suara musisi, pekerja industri, dan komunitas kreatif untuk benar-benar didengar.” Jelas Dhani ‘Pette’ Widjanarko, Founder Sashana Indonesia & Project Director IMUST 2025.
Sebagai ajang yang memadukan dialog kreatif lintas disiplin, Imust mengusung semangat kolaborasi antara musisi, pekerja industri, kreator, penggiat seni, institusi pendidikan, komunitas, hingga pelaku usaha. Forum ini dirancang untuk membuka ruang aman bagi seluruh peserta dalam membahas tantangan ekosistem musik sekaligus menggali peluang di era digital yang terus berkembang.
“Industri musik Indonesia saat ini berada dalam fase penting. Banyak peluang baru, tapi juga banyak kebingungan, terutama bagi musisi dan pelaku industri skala kecil. Forum seperti Indonesia Music Summit sangat diperlukan untuk menyamakan perspektif, memahami tantangan nyata di lapangan, dan mencari terobosan bersama. Saya berharap IMUST bisa menjadi jembatan yang memperkuat ekosistem musik kita dari hulu ke hilir.” Terang Harry “Koko” Santoso, Pelaku Industri Musik Indonesia
Indonesia Music Summit 2025 menggelar beberapa agenda seperti Music Discourse, sebuah Sesi diskusi utama yang membahas isu-isu strategis mulai dari hak intelektual, distribusi digital, keberlangsungan musisi independen, hingga peran teknologi dalam produksi musik. Sesi ini menghadirkan sosok-sosok berpengaruh dalam industri musik Indonesia sebagai pembicara seperti : Ariel ‘NOAH’, Satrio ‘Piyu’ Yudi Wahono, Giring Ganesha, Once Mekel, Adi Adrian, Endah Widiastuti, Harry Koko Santoso, David Karto, Ravel Junardy, Anas Syahrul Alimi, Wendi Putranto, Ricky Bya, dan Ferry Dermawan dengan melibatkan moderator seperti : Ronal Surapradja, Widya Saputra, Yosi Mokalu.
Agenda acara berikutnya adalah Exhibition. Kegiatan ini merupakan sebuah pameran karya dan dokumentasi musik Indonesia yang menampilkan transformasi industri dari masa ke masa. Kegiatan ini melibatkan partisipan seperti Lokananta, Musicapture oleh Firdaus Fadlil, Musigraphic Dawai Dewa Budjana, Jay Subyakto Video Music Indonesia, serta SAE. Para peserta dapat menikmati koleksi arsip, instalasi visual, hingga karya eksperimental.
Agenda lainnya ada Workshop : Videoclip & Music Photography, ini adalah sesi praktis yang menghadirkan para profesional untuk berbagi teknik, pengalaman, dan praktik terbaik dalam pembuatan video musik serta fotografi musik.
Dua agenda lainnya adalah digelarnya Special Show yang menampilkan Efek Rumah Kaca : 10 Tahun Album Sinestesia dimana showcase ini merupakan perayaan satu dekade album ikonik Sinestesia dalam format panggung intim dan reflektif. Sementara itu agenda acara terakhir adalah Music Store, area ritel yang menghadirkan rilisan fisik dan merchandise eksklusif dari musisi dan brand kreatif.
Seluruh tokoh yang tergabung dalam team kreatif IMUST berharap Indonesia Music Summit 2025 bisa menjadi motor penggerak kolaborasi antarpelaku industri musik, memperkuat jejaring, serta melahirkan gagasan-gagasan baru untuk membangun ekosistem musik Indonesia yang lebih sehat, berkelanjutan, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Sashana percaya bahwa musik adalah ruang budaya yang selalu hidup dan melalui diskusi yang empatik serta kolaborasi yang setara, Indonesia dapat menghadirkan ekosistem musik yang lebih progresif untuk masa depan.
iMusic.id – Prison Of Blues sukses menyelesaikan total 50 Gigs Tour selama 3 bulan di Indonesia dan Eropa. “Untuk Tour Eropa ini kami adalah kali ke 5 memenuhi undangan salah satu festival Psychobilly terbesar dunia, yang diadakan di Oberhausen-Jerman, dan kali ini kami juga mengajak kolaborator untuk vokal yaitu Dellu Uyee”, kata Bayu Randu gitaris dan juga produser dari Prison Of Blues.
Band Psychobilly Punk ini menyambangi 6 Negara Eropa sekaligus, yaitu German, Ceko, Belgia, Hungaria, Austria, dan Belanda, serta beberapa kota di indonesia dengan total 50 gigs, dan ini tentunya menjadi pencapaian tersendiri dari band dengan genre minoritas ini.
Prison Of Blues adalah band beraliran Psychobilly yang lahir di kota tembakau Temanggung pada 2007, Kali ini Prison Of Blues lebih fresh dengan masuknya Endy Barock pada drum, Topan Murdox pada gitar 2, Dhana pada Contra Bass, 2 personil lama yaitu Bowo pada Vocal & gitar, serta Bayu Randu pada gitar 1 yang juga merangkap sebagai produser.
Hingga saat ini sudah mempunyai 11 album kompilasi yang release di Eropa dan Amerika, dan 4 album solo Prison Of Blues. “Kan saya baru pertama ikut di tour eropa bareng POB, jujur kaget banget, band ini disini besar dan sangat banyak penggemarnya, sampai ada yang bela belain dari California, Spanyol, Italia datang buat nonton POB”, cerita Dellu Uyee.
“Tour 50 titik Indonesia-Eropa ini juga sebagai promo album ke 4 kami, dan seperti biasa kami membawa misi promosi untuk Indonesia, selain bawa atribusi kain Indonesia kami juga secara khusus mempromosikan hantu-hantu Indonesia, seperti Pocong, Kuntilanak, Santet, dll”, ujar Bowo sang vokalis dan founder band ini.
Band ini melakukan tour Eropa mulai tanggal 3-31 Oktober, titik terakhir sukses memukau fans Prison Of Blues di Festival “Psychobilly Earthquake 2025”. Sebelumnya Prison Of Blues sudah langganan memenuhi undangan festival Psychobilly, pada tahun 2016 Bedlam Breakout Festival di Inggris, 2017 Psychobilly Meeting Festival di Spanyol, 2018 tour 7 negara Eropa, 2024 kembali bermain di Psychobilly Meeting Festival di Spanyol, dan 2025 Pyschobilly Earthquake di German.
“Ada hal yang unik dan selalu membuat kami selalu ingin kembali ke festival ini di Eropa, yaitu fanbase kami yang di Eropa, ini unik karena kami sendiri di Indonesia masih kurang diminati, mungkin karena genrenya ga ada yang memainkan di Indonesia sekarang. Lucunya banyak yang mengira kami di Indonesia adalah band besar, setelah kami ceritakan tentang tidak adanya scene Psychobilly di Indonesia baru mereka kaget, haha” tambah Endy Barock, sang drummer.
Prison Of Blues juga memberikan gambaran tentang bagaimana sistem royalti di Eropa berjalan, “tiap titik disini, sebelum main kami harus isi form dari Gema, CMO atau LMK nya Eropa, isi detail lagu yang akan dibawakan lengkap dengan pencipta lagunya, sangat tertib, bahkan kami bawakan lagu artis besar seperti Motorhead atau Queen pun tidak perlu repot dan takut ijin ijin” cerita Dhana dan Topan.
Tour ini disupport oleh kementerian kebudayaan dan juga beberapa sponsor swasta.
iMusic.id – Ajang kompetisi menyanyi nasional tertua di Indonesia, Bintang Radio Indonesia, kembali digelar tahun ini dengan format yang lebih segar dan dinamis. Setelah sukses diselenggarakan di Surabaya tahun lalu, Bintang Radio Indonesia 2025 kini hadir di Jakarta dengan rangkaian pertunjukan spektakuler yang akan berlangsung pada 4, 5, dan 6 November 2025, dan ditutup dengan Result Show pada 8 November 2025.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1951, Bintang Radio Indonesia telah menjadi wadah lahirnya para penyanyi legendaris tanah air seperti Titiek Puspa, Bing Slamet, dan Vina Panduwinata. Di era modern, ajang ini terus melahirkan bintang-bintang baru seperti Josh Florentino, Maria Pudesa, dan Shabrina Leanor, yang membuktikan bahwa semangat Bintang Radio tetap relevan lintas generasi.
Tahun ini, Bintang Radio Indonesia hadir dengan format tiga putaran penampilan, di mana para finalis akan menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam tiga genre musik: pop, rock, dan lagu daerah. Tak hanya menonjolkan vokal, para peserta juga akan dinilai dari karakter, penghayatan, dan kemampuan beradaptasi dalam berbagai gaya musik.
Menariknya, tahun ini Bintang Radio juga memperkenalkan sistem voting, yang memungkinkan publik ikut menentukan siapa yang akan menjadi bintang baru Indonesia.
Rangkaian Grand Final akan diakhiri dengan penampilan spesial dari Maliq & D’Essentials pada malam puncak tanggal 6 November 2025, serta Result Show spektakuler pada 8 November 2025 yang akan menampilkan Shabrina Leanor, salah satu bintang muda hasil ajang ini, dalam pertunjukan istimewa.
Melalui format dan konsep baru ini, Bintang Radio Indonesia 2025 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga perayaan keberagaman musik Indonesia dan bukti bahwa semangat Bintang Radio terus menyala, dari generasi ke generasi.
Tentang Bintang Radio Indonesia
Diselenggarakan pertama kali pada tahun 1951 oleh RRI (Radio Republik Indonesia), Bintang Radio Indonesia merupakan kompetisi menyanyi nasional tertua di tanah air. Selama lebih dari tujuh dekade, ajang ini telah menjadi batu loncatan bagi banyak penyanyi yang kini menjadi ikon musik Indonesia. Dengan semangat inovasi dan regenerasi, Bintang Radio terus beradaptasi mengikuti perkembangan zaman, menggabungkan tradisi, kreativitas, dan teknologi untuk mencari talenta terbaik bangsa.