iMusic – Gitaris, arranger sekaligus komposer musik Hariztoteles
meluncurkan single ke-12 bertajuk “Bila Esok Aku”. Kali ini, ia menggandeng
teman lamanya, JIMMO untuk mengisi lini vokal.
“Bila Esok Aku” bercerita tentang pria setia yang menemani pujaan hatinya
hingga saat-saat terakhir dalam hidupnya. Lagu yang terinspirasi dari kisah
nyata teman Hariztoteles ini sudah tersedia di berbagai platform streaming
seperti Spotify, Apple Music, Itunes, Tiktok, Resso, YouTube Musik, Deezer,
dll.
“Persis saat pandemi pada bulan (Juli) kemarin banyak pasangan sehidup
semati karena COVID-19. Teman saya, sangat setia menunggu istrinya
hingga saat-saat terakhirnya,” Hariztoteles bercerita tentang lagu “Bila Esok
Aku”.
“Lagu ini memetik kisah pengandaian diri. Jika kita berpikir positif, lagu
ini memiliki misi bahwa kita tidak hidup selamanya dengan kekasih hati, dan
sayangilah selalu seperti akan berpisah suatu ketika pada esok hari,” lanjut Hariztoteles.
“Bila Esok Aku” diselimuti elemen musik rock ballad yang diawali
dengan gitar akustik dan fill gitar elektrik. Setelah verse pertama selesai, intro
bass mengalun syahdu ditemani selo dan smooth legato strings di kejauhan untuk
mengawali situasi musik yang dramatis.
Lirik vokalnya cukup mudah dicerna dengan cara pembawaan yang ekpresif.
Ketika masuk ke bagian reff, muncul bebunyian orkestra serta semburan distorsi gitar
dan dentuman drum yang bernapaskan modern rock.
Interlude-nya cukup simple namun menyayat hati dengan sahutan string dan isian
lead gitar kedua. Pada reff akhir, musik dan emosinya semakin meningkat. Lalu ditutup
dengan persekutuan gitar dan orkestrasi yang cukup apik.
Ide awal penciptaan lagu ini muncul dari bagian reff sebagai hook dan tema
lagu. Kemudian ditambahkan beberapa kalimat pada verse oleh Eddy yang
berperan sebagai gitaris kedua. Teknik perekamannya sederhana namun rumit dalam
proses mixing-nya karena memasukkan hampir 70 track.
“Mungkin sekitar 20 jenis instrumen musik yang saya masukkan ke dalam lagu
ini yang akhirnya saya poles agar bunyi-bunyi tersebut tidak merusak harmoni
dan nuansa lagunya. Dan tetap terdengar macho atau tegar,” tandas Hariztoteles.
Hariztoteles adalah musisi yang cukup berpengalaman. Meski belum terlalu tampak
di permukaan, sebelumnya ia pernah berkerja sama dengan musisi seperti Ian
Kasela (Radja), almarhum Arry Syaff (Baron and Soulmate, Cockpit,
Cynomadeus), dan menjadi session player untuk Rossa, Elfa
Singers, Syahrul Gunawan, dan Titi DJ.
Ia juga sempat bergabung dengan label rekaman Nagaswara saat bernaung di
bawah bendera PESTA Band. Memutuskan untuk bersolo karier, ia lantas
menggunakan nama Hariztoteles untuk menghindari masalah hukum terkait kontrak. Hariztoteles
sendiri merupakan plesetan dari nama seorang filsuf Yunani terkenal,
Ariztoteles.
Tak sampai di situ. Musisi yang juga berprofesi sebagai pengajar musik ini juga
pernah menjadi juara lomba Jingle Nasional dari Indomie dan UseeTV dari Telkomsel
sebagai pencipta lagu dan arranger.
Sementara itu, JIMMO adalah penyanyi yang cukup dikenal pada era awal 2000-an
saat ia digaet Melly Goeslaw untuk berduet dalam OST “Eiffel I’m In
Love”. Musisi yang kini aktif bersama band rock progresif KADRI JIMMO ini juga
menggarap beberapa lagu bersama Melly dan melahirkan hits “Gantung“.
(FE)