Connect with us

iMusic

Indie Rock Asal Bandung “Puremoon”, Resmi Rilis Single Kedua “Too Late”.

Published

on

iMusic – Unit musik Indie rock asal Bandung, Puremoon, tepat pada tanggal 1 Oktober 2020 resmi merilis single kedua berjudul ‘Too Late’ secara digital. Lagu berdurasi 3 menit 14 detik ini dirilis oleh Puremoon melalui Glossarie Records, sebuah label musik independen asal kota Bandung, yang sebelumnya juga telah merilis Pop at Summer, Troü & Space Cubs.

“Too Late” adalah lagu sedih dengan aransemen yang ceria, menceritakan tentang seseorang yang sedang depresi dan tidak tahan lagi, mencari bantuan tetapi tidak ada yang datang. Dia sudah tidak tahan lagi dan akhirnya menghilang dari dunia ini. Mencoba memberi tahu semua orang untuk tidak menyalahkan diri sendiri karena terlambat membantu.

Puremoon adalah band beraliran indie rock  yang berasal dari Bandung. Puremoon secara resmi terbentuk di akhir tahun 2018. Puremoon digawangi oleh empat orang, yaitu: Naufal Ikhsan yang merangkap sebagai vokalis dan gitaris, Abdi Imam sebagai gitaris, Hamzah Rendi sebagai bassis, dan terakhir Yusuf Rizky sebagai drumer. (FE)

iMusic

Gaet dua vokalis sekaligus, Bless The Knights rilis single “Metamorphosis”

Published

on

iMusic.id – Setelah tertidur selama hampir 5 tahun lamanya, Bless the Knights, sebuah band yang selama ini dikenal konsisten memainkan musik Djent melalui eksistensinya di skena metal semenjak tahun 2015, kembali bangkit dan merilis single terbarunya yang berjudul “Metamorphosis”.

Single terbaru yang diluncurkan ini diyakini merupakan bentuk terbaru dari band yang digawangi oleh gitaris Fritz Faraday (mrfritzfaraday) ini, dimana Bless the Knights merubah drastis konsep bermusik mereka akan tetapi tetap menjadikan solo gitar menjadi hook yang selama ini menjadi ciri khas mereka.

Keputusan untuk kembali dalam format band memang diambil karena Fritz merasa sudah waktunya Bless the Knights kembali ke panggung seiring mereda dan membaiknya pandemi Covid-19 yang melanda dunia hampir 3 tahun kebelakang.

“Gue ngerasa bahwa panggung sesungguhnya dari sebuah band itu adalah panggung fisik, the real stage is the real stage, itself. Apalagi sekarang pandemi bisa dibilang sudah berakhir, maka gue pengen Bless the Knights gue hidup lagi, jalan lagi dan kumpul-kumpul lagi sama temen – temen metalhead di seluruh Indonesia,” cetus Fritz dengan sangat bersemangat.

Terkait pemilihan tajuk “Metamorphosis” sendiri sebenarnya dilakukan semata-mata untuk memastikan sustainability dari band dan menjangkau lebih banyak pendengar yang menginginkan kemasan musik yang lebih simple tapi tetap bernuansa garang.

“Gue pengen mastiin Bless the Knights kali ini lebih ‘panjang umurnya’ dan lebih gampang diterima di kuping orang-orang yang pengennya denger yang lebih simpel. Dengan formasi sekarang, Bless the Knights akan tampil lebih ringan tapi bukan ‘ganti kelamin’, tetap ada di ranah Djent, musiknya lebih ‘tenang’ dibanding dulu tapi bakal semakin ngeri di solo gitar guenya. Dulu, dengan part yang kompleksitasnya tinggi, sulit buat cari replacement-nya personil yang berhalangan hadir atau udah gak komit di band lagi. Semoga strategi terbaru gue berjalan sesuai rencana,” pungkasnya lagi berapi-api.

Selain mengejutkan melalui perubahan cara bermusik, Bless the Knights juga kini menggandeng 2 orang vokalis sekaligus, yaitu Cas Coldfire (clean vocal) dan Gilang Rammadhan (scream vocal) dan dilengkapi oleh Naufal yang akan duduk dibelakang drum.

Proyek re-building dan rebranding Bless the Knights sendiri sebenarnya sudah dimulai dari pertengahan tahun 2022 lalu. Secara pelan tapi pasti, Fritz Faraday mencari kepingan – kepingan puzzle yang dibutuhkannya untuk meracik kemasan baru Bless the Knights yang akan dibawanya untuk kembali mengarungi pasar metal Indonesia dan internasional.

Bermodalkan materi yang lebih segar, jaringan yang masih terpelihara dengan baik dan pola manajemen baru, Bless the Knights sangat yakin untuk pelan-pelan bisa kembali ke level yang pernah mereka capai di 2018 lalu dengan banyaknya panggung dan tur, baik lokal maupun internasional yang mereka jalani.

Single Metamorphosis sudah dapat diakses di seluruh digital streaming platform seperti: Spotify, Apple Music, Deezer, Tidal, dll.

Continue Reading

iMusic

Duo Dance pop asal Bali, Alien Child rilis album kedua bertajuk “Rocket”

Published

on

iMusic.id Alien Child baru saja merilis album panjang keduanya pada awal Juni 2023 ini. Album yang diberi judul “Rocket” ini dirilis dengan semangat girl power yang selalu diusung oleh duo dance pop asal pulau dewata Bali tersebut.

Album “Rocket” digambarkan oleh duo bersaudara Lala Maranda dan Aya Maranda yang tergabung di Alien Child itu sebagai fasilitas mereka meluncur menuju galaksi musik pop dengan balutan sentuhan hip hop yang lebih lebar dari karya – karya mereka sebelumnya.

Alien Child adalah salah satu musisi duo independen paling inovatif dan berkarakter di skena musik Indonesia saat ini. Setelah meluncurkan single pembuka era baru mereka yang bertajuk “Starburst” pada bulan Maret yang lalu, Alien Child akhirnya membuka lebar tirai musikalitas terbaru mereka dengan perilisan album panjang yang diberi nama Rocket.

Album “Rocket” di deskripsikan oleh Alien Child sebagai album “coming-of-age” mereka, Rocket menghadirkan DNA musik dance-pop yang telah menjadi ciri khas mereka sejak album panjang perdana mereka, Takeoff, pada tahun 2018 silam sekaligus menghembuskan variasi genre lain seperti hip hop, electropop, Nu-disco, R&B, dan bahkan country.

Alhasil, tidaklah berlebihan untuk menyimpulkan album Rocket ini sebagai materi Alien Child yang paling ambisius.

“Album ini adalah sesuatu yang kami kerjakan secara perlahan, namun dengan penuh perhatian. Situasi pandemik turut mempengaruhi laju pengerjaan album ini, namun, pada akhirnya, album “Rocket”  ini berhasil terlahir dari wawasan dan pengalaman hidup kami yang semakin bertambah,” ujar Lala dan Aya dari Alien Child.

Setelah sempat mencuri perhatian masyarakat luas saat menjadi bagian dari soundtrack film “Yuni” yang dirilis pada tahun 2021 silam. Alien Child pun melirik beberapa referensi unik sebagai inspirasi untuk album terbaru mereka ini; para musisi sayap kiri seperti Tyler, The Creator, Flume, Brockhampton, dan Rosalia.

Mereka pun bertekad untuk meneguhkan album “Rocket”  sebagai album dance-pop yang lebih dari sekedar normatif. Elemen musik hip hop, utamanya, menjadi benang merah yang menyatukan keseluruhan produksi dari 8 track yang menyusun album Rocket ini. Tentu saja, melahirkan karya musik yang otentik sekaligus futuristik turut menjadi visi dan misi Alien Child.

“Kami sangat suka dengan bagaimana musik hip hop itu selalu menekankan kejujuran, Musik hip hop enggak pernah kehabisan cerita, dan semua cerita tersebut selalu berasal dari jiwa hip hop yang sangatlah otentik dan apa adanya. Sebagai contoh, musisi hip hop seperti Brockhampton dan lagunya yang berjudul ‘Sweet’ ternyata bisa terasa sangat menyentuh di hati”, terang Lala dan Aya dari Alien Child.

“Kami pun ingin album Rocket ini bisa merangkum keseluruhan emosi tersebut: joyful, romantic, political, depressing, expressive, sekaligus emotional.” Tambah Lala dan Aya dari Alien Child

Kebebasan berekspresi oleh kaum Hawa pun menjadi tema besar yang diangkat sebagai tema dan narasi keseluruhan di dalam album Rocket ini, karena itulah konsep girl power seperti ini terasa sangat langka di skena musik Indonesia saat ini.

Setelah peluncuran album “Rocket” ini, Lala Maranda dan Aya Maranda akan bertolak ke Kanada untuk melanjutkan pendidikan mereka. Namun jangan salah: Alien Child akan terus berkarya, di mana pun mereka berada.

“Ibaratnya, kami pindah dapur, tapi kami bakal terus ‘memasak’ karya kami,” celoteh Alien Child.

“Kami sudah bukan lagi musisi remaja. Kami sudah beranjak dewasa, dan itu artinya, sudah saatnya bagi kami untuk semakin serius dengan karir bermusik kami. Perbedaan waktu dan jarak tidak akan menghentikan langkah kami. Justru sebaliknya: perjalanan dan petualangan Alien Child baru saja dimulai.” tutup Lala dan Aya.

Album yang terdiri dari 8 track ini sudah bisa dinikmati di digital streaming platform mulai Jumat, 2 Juni 2023 lalu.

Continue Reading

iMusic

SAH! ORGANISASI MUSISI INDONESIA BERSEPAKAT DENGAN ORGANISASI MUSISI MALAYSIA UNTUK KERJA SAMA DALAM PENYELESAIAN MASALAH DAN PENGEMBANGAN KARIR DI MASA DEPAN

Published

on

By

Federasi Serikat Musisi Indonesia / FESMI, telah menyepakati kerja sama dengan Malaysian Artistes Association / KARYAWAN (Asosiasi Artis Musik Malaysia), pada Jumat, 2 Juni 2023. Poin kerja sama secara garis besar meliputi mekanisme pengumpulan informasi berdasarkan fakta yang independen di masing-masing negara, jika suatu waktu artist negara mitra mengalami masalah saat bekerja di negeri seberang (Saat artist Indonesia tampil di Malaysia, begitu juga sebaliknya), sehingga masalah dapat terselesaikan dengan lebih cepat dan tepat. Poin besar kerja sama lain juga adalah tentang bagaimana kedua organisasi dapat saling bekerja sama untuk memfasilitasi pengembangan karir artist masing-masing di negeri mitra sesuai fungsi, kemampuan, dan koneksi masing-masing organisasi, jika suatu waktu dibutuhkan.

Acara penandatangan kesepakatan kerja sama (MoU Signing) dan press conference dilakukan siang hari di kantor PT. Priatman, Cipulir, Jakarta Selatan. Selain dihadiri oleh Candra Darusman (Ketua Umum FESMI), Datuk Freddie Fernandez (President KARYAWAN), dan pengurus inti kedua organisasi, acara juga dihadiri oleh perwakilan organisasi terkait di industri musik tanah air, seperti PAPPRI (Persatuan Artis, Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik Republik Indonesia), IMARINDO (Ikatan Manager Artis Indonesia), FORUM BACKSTAGERS INDONESIA, dan APMI (Asosiasi Promotor Musik Indonesia).

“Kegiatan ini merupakan peletakan batu pertama guna merintis kerjasama agar artis asal negara masing2 dapat nyaman berpentas di negara satunya. Maka untuk itu, saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Datuk Freddie Fernandez atas sikap ‘gayung bersambutnya’ KARYAWAN”, ujar Candra Darusman selaku Ketua Umum FESMI seraya menjelaskan makna kerja sama antar organisasi.

We hope this collaboration will mark the start of a new era for cooperation between the music industries of both countries and will be mutually beneficial to a point where the sharing of ideas, music collaborations and the exchange of artistes between the two countries will be made possible. (Kami berharap kolaborasi ini adalah sebuah awal dimulainya era kerja sama kedua negara di bidang industri musik, dan akan menjadi sebuah hubungan yang mutual dimana pertukaran ide, kolaborasi musik, dan pertukaran talenta antara dua negara menjadi dimungkinkan). I wish to express my gratitude to Mr Candra Darusman and the team from FESMI for their wholehearted support and enthusiasm in making this collaboration possible. We have seen how artistes from both sides have become popular in each others’ countries and we hope this endeavour will lead to many more success stories in the future. (Saya berterima kasih kepada Bapak Candra Darusman dan tim FESMI atas dukungan penuh serta antusiasmenya dalam mewujudkan kolaborasi ini. Kita sama-sama lihat bagaimana artist dari kedua negara dikenal oleh masing-masing penikmat musiknya. Kami harap awal yang baik ini akan berujung kepada lebih banyak keberhasilan di masa depan)” ujar Datuk Freddie Fernandez, President KARYAWAN.

Continue Reading