iMusic – Pendatang baru di blantika musik Indonesia,
Grup Assahlan merilis album lagu perdananya di Solo, Kamis 8 April 2021.
Album lagu religi itu diberi judul yang
sama dengan kelompoknya, Assahlan.
Di album perdananya
itu, Assahlan langsung memboyong 12 lagunya untuk memanjakan telinga para
penikmat musik. Meski berbalut religi, mereka tetap menghadirkan lagu-lagu
dengan karakter kekinian, enerjik dan inovatif.
Lirik-lirik yang
ditawarkan penuh dengan perenungan dan kontemplasi. Tentu saja juga ajakan
untuk berbuat baik. Lirik yang indah namun lugas itu sangat layak untuk
menemani aktivitas masyarakat di Bulan Ramadhan.
Menariknya, Grup
Assahlan ini digawangi oleh seorang dokter kulit kenamaan dari Solo, dr Khoirul Hadi SpKK.
Ujian hidup yang dijalaninya selama pandemi COVID–19 justru mampu
melahirkan karya dalam bentuk lagu yang sarat perenungan.
“Saya pernah
terinfeksi COVID-19 sehingga harus menjalani perawatan di rumah sakit,”
kata Khoirul Hadi. Kondisinya cukup parah dan harus menjalani perawatan
intensif di ICU. Beruntung, kondisinya yang sangat buruk itu lantas tertolong
dengan terapi plasma darah konvalesen yang diterimanya.
Di tengah keterpurukan
dan berjuang melawan sakit yang diterima dengan sabar, Khoirul Hadi melanjutkan
pemulihannya melalui isolasi mandiri. Dokter yang terbiasa sibuk dengan
berbagai aktivitas itu lantas mengisi waktu luangnya selama isolasi dengan
menulis beberapa lirik lagu.
Beberapa lagu menjadi
buah dari perenungannya selama menjalani isolasi, diantaranya adalah Puasa, Zakat, Tahajjud, Sahur, Shubuh dan Kembang Duka. Usai menjalani
isolasi mandiri dia melanjutkan hobi barunya itu.
Dalam kurun 2,5 bulan
dia berhasil mengumpulkan 12 lagu. Bersama kelompoknya, dia lantas menggarap
lirik-lirik yang ditulisnya menjadi lagu-lagu yang dikumpulkan menjadi album
lagu religi Assahlan itu. Assahlan sendiri memiliki arti yang dimudahkan.
Sementara, Founder Music Blast, Bayu Randu mengaku sudah mendengarkan semua lagu dalam
album tersebut. “Lagu religi ini dibalut dengan musik kekinian, anak muda
dan modern. Ini yang menjadikan album ini berbeda dengan lagu religi
lain,” katanya.
Saat diminta untuk
memilih lagu terbaik di album itu, Bayu Randu mengaku kesulitan. “Karena
memang semua bagus,” kata agregator musik itu. Dia menilai semua lagu
dalam album itu memang digarap dengan merata.
Album Assahlan ini
merupakan karya kedua yang dihasilkan oleh Khoirul Hadi berdasarkan
pengalamannya dalam berjuang melawan COVID-19. Sebelumnya, pemilik Klinik Be
Hati ini juga sudah meluncurkan karya berupa aplikasi bernama Aksi Donor Plasma
Konvalesen disingkat Akdoplak.
Melalui aplikasi
berbasis web ini, Khoirul Hadi berusaha mengajak para penyintas COVID-19 untuk
melakukan donor plasma konvalesen. Situs ini juga berusaha mempertemukan
pendonor dengan pasien yang membutuhkan donor. Hingga kini sudah ada ribuan
penyintas maupun pasien yang memanfaatkan aplikasi tersebut. (FE)