iMusic.id – Michael Prabawa Mohede, atau yang akrab di sapa “MIKE MOHEDE”. Mungkin sebagian dari kita masih ingat dengan penyanyi yang satu ini. Mike sendiri dikenal melalui ajang pencarian bakat “Indonesian Idol” musim ke-2 dan mendapatkan gelar “Juara” pada musim tersebut.
Mike yang lahir pada tanggal 7 November 1983 memang dikenal sebagai salah satu penyanyi yang memiliki karakter suara yang kuat dan pribadi yang ramah. Setelah selesai dari ajang pencarian bakat tersebut, Mike melanjutkan kariernya di industri musik Indonesia. Bergabungnya Mike dengan beberapa label musik, menunjukkan keseriusannya dalam berkarir.
Label Pro-M adalah label terakhir tempat Mike Mohede bersinggah. Di label Pro-M sendiri, mike berhasil mencetak beberapa “HITS” seperti “Sahabat jadi cinta” yang merupakan cover dari lagu band Zigaz, yang pada saat itu juga berada di label yang sama dengan Mike Mohede. Ada lagu-lagu lain seperti “Kucinta Dirinya”, “Sampai Kapan”, “Demi Cinta”, “Mampu Tanpanya” yang sukses dipasaran dan banyak di mainkan oleh media pada saat itu.
Namun takdir berkata lain, pada 31 Juli 2016, Mike pergi meninggalkan kita semua akibat serangan jatung pada saat tidur. Padahal sebelum kejadian itu terjadi, Mike Mohede sedang dalam proses pengerjaan proyek album baru yang sudah sempat direkam sebelumnya.
Setelah sekian lama, pihak label dan management mike mohede, akhirnya memutuskan untuk merilis lagu-lagu dan album tersebut, yang merupakan “Unreleased song and album” agar penikmat musik dan penggemar bisa ikut menikmati karya-karya Mike Mohede yang belum sempat dirilis dan sudah dikerjaan sebelum beliau meninggal dunia.
Album itu sendiri berisi 10 (sepuluh) lagu, yang diantaranya ada beberapa lagu recycle dari artis lain, dan beberapa diantaranya lagi adalah lagu baru yang merupakan lagu-lagu ciptaan Mike Mohede dan beberapa composer lain. Ada beberapa lagu yang menjadi unggulan untuk di rilis, diantaranya adalah “Semua Itu Tulus”, “Hey Lady”, dan “Mengapa”. Untuk single pertama yang disepakati bersama oleh pihak label dan management adalah “Semua itu tulus”.
SEMUA ITU TULUS:
“Semua itu tulus” adalah lagu yang di ciptakan oleh Mike Mohede, yang terinspirasi dari kehidupan pribadinya, dimana lagu ini menceritakan tentang betapa tulusnya perasaan cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh Mike kepada pasangannya. Namun masih banyak kesalahan yang dilakukan mike dalam hubungannya, termasuk salah satunya adalah masalah waktu, dimana mike yang merupakan seorang artis, yang kadang merasa sulit untuk membagi waktu antara ke-artisannya dengan waktunya bersama pasangan.
Ada kesulitan yang di alami oleh pihak label untuk lagu “Semua Itu Tulus” karena lagu ini masih berbentuk demo lagu dengan pengambilan suara Mike seadanya yang pastinya sudah tidak bisa di ulang lagi. Namun pada akhirnya, lagu ini berhasil dikerjakan. Meskipun sudah selesai di kerjakan, pihak label dan managemen masih merasa ada beberapa bagian yang sepertinya masih kosong di dalam lagu ini.
Hingga akhirnya pihak label dan management meminta Judika Sihotang untuk mengisi bagian yang kosong itu. Judika pun mengambil dan merekam bagiannya di lagu ini dengan kondisi lagu yang sudah jadi. Dan ternyata dengan adanya Judika di lagu ini pun, menambahkan nyawa yang terasa lebih hidup untuk lagu ini.
Adapun dirilisnya lagu ini, agar siapapun yang mendengarkannya bisa mendapatkan inspirasi, serta memberikan hal dan motivasi baik untuk hidupnya. Serta dapat kembali mengenang keberadaan salah satu solois terbaik Indonesia yaitu…
MIKE MOHEDE
Semoga lagu ini, lagu-lagu lainnya dari album mike kedepannya, dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luas, dan juga menjadi obat rindu bagi para pendengarnya. (FE)
iMusic.id – Dua solois asal Semarang, Dipaaa dan Leni Ibrahim baru saja merilis single kolaborasi bertajuk “So What If It’s Not Jakarta”. Diluncurkan sejak R7 Juli 2025 di semua platform streaming music, musisi elektronik independen Dipaaa berkolaborasi dengan vokalis Leni Ibrahim dalam single terbaru mereka tersebut.
“So What If It’s Not Jakarta” adalah sebuah track elektro penuh warna yang merekam semangat dan dinamika kota Semarang dari Dipaaa. Dengan beat yang enerjik dan vokal dreamy dari Leni Ibrahim, lagu ini menjadi semacam pernyataan : Jakarta bukan satu-satunya pusat kreativitas.
Single ini terinspirasi oleh aliran electro-pop asal Jakarta, White Chorus, yang dikenal dengan gaya synth-layered dan nuansa nostalgia-nya. Pengaruh itu terasa di produksi lagu, tapi tetap dibalut dengan identitas Semarang yang kuat dan orisinal lewat visi Dipaaa dan Leni Ibrahim.
“Awalnya ini project iseng banget, Cuma nyari kegiatan aja, Tapi lama-lama kok lagunya jadi asik, akhirnya kami seriusin dan rilis aja.” Jelas Dipaaa.
Dengan lirik yang secara halus menantang cara pandang yang terlalu Jakarta-sentris, “So What If It’s Not Jakarta” mengajak pendengar untuk membuka mata bahwa kota-kota lain seperti Semarang juga punya kultur, punya keramaian, dan punya karakter sendiri yang layak dirayakan.
Single ini telah didengarkan di semua platform musik digital mulai tanggal 7 Juli 2025. Nyalakan lagunya. Rasakan kotanya. Semarang juga punya cerita.
iMusic.id – Di usianya yang menginjak 15 tahun ini, Neola J. memberanikan diri melangkahkan kaki di kancah musik Indonesia dengan merilis single “Cukup Hadirmu”
Neola J., penyanyi muda berbakat dari Semarang, secara resmi meluncurkan single perdananya yang berjudul “Cukup Hadirmu”. Single ini menjadi langkah awal Neola J. dalam menapaki kariernya di kancah musik Indonesia kepada khalayak melalui karya orisinalnya di bawah label PAS (Produksi Alit Sinyo).
Lagu Neola J. “Cukup Hadirmu” digarap oleh Alit Sinyo, seorang musisi dan produser yang menangani seluruh proses produksi, mulai dari penulisan lagu, aransemen, hingga mixing dan mastering.
Dengan karakter suara yang sengau dan husky voice yang khas, Neola J. membawakan lagu yang mengisahkan makna kehadiran seseorang yang mampu menjadi cahaya, pendukung, dan sumber kasih sayang di tengah kesepian dan ketidaksempurnaan hidup.
“Ini merupakan ungkapan terima kasih yang teramat dalam tentang kehadiran seseorang yang begitu berarti dalam hidup. Bisa untuk orangtua, anak, sahabat, pasangan, atau siapa pun itu,” ujar gadis remaja yang energik dan ceria ini.
Dalam proses kreatifnya, Neola J. turut terlibat aktif sejak awal. Ia mengungkapkan keinginannya untuk membawakan lagu yang sederhana, jujur, tetapi penuh makna, yaitu tentang sosok yang kehadirannya saja sudah cukup untuk memberi arti dalam hidup. Alit Sinyo kemudian mewujudkan ide tersebut ke dalam komposisi musik yang hangat, dipadukan dengan lirik yang mengalir penuh emosi.
Proses rekaman vokal dalam single ini dibimbing oleh Gendonesia, seorang vocal director berpengalaman, yang membantu Neola J. menemukan warna vokal alaminya sekaligus memperkuat sisi emosionalnya.
Tak hanya fokus pada produksi musik, penggarapan video klip untuk lagu ini juga dilakukan dengan serius. Kenomi berperan sebagai executive producer, memberikan dukungan penuh, baik dari sisi musik maupun video. Sementara itu, Dani Racman yang dipercaya sebagai videographer dan editor untuk video klip, berhasil menangkap momen-momen emosional dan kehangatan yang menjadi esensi lagu ini.
Melalui “Cukup Hadirmu”, remaja yang saat ini duduk di kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini berharap lagu ini dapat menjadi teman bagi mereka yang pernah merasa sendiri, mengingatkan bahwa kehadiran seseorang yang tulus mampu menjadi sumber kekuatan yang sangat berharga.
Ia juga berharap, lagu ini menjadi awal dari perjalanan panjangnya di industri musik, serta menjadi karya yang bisa dinikmati dengan sepenuh hati. “Cukup Hadirmu” kini sudah bisa didengarkan di berbagai platform musik digital (Spotify dan YouTube). Semoga single ini menjadi awal penanda baik eksistensi Neola J. di dunia musik dalam menghasilkan karya-karya yang berkualitas untuk selanjutnya. Mari kita nantikan!
iMusic.id – GIGI resmi merilis single terbaru berjudul “Menari-nari”, sebagai langkah awal menuju peluncuran album penuh mereka yang akan datang, “Forever In The Air”. Single ini menjadi penanda kembalinya GIGI dengan warna musik yang segar namun tetap mengakar pada identitas mereka yang sangat kuat.
Sebagai pelengkap, Menari-nari juga hadir dalam bentuk video lirik bernuansa metropolitan dengan visual yang memberikan interpretasi artistik dari pesan lagu tersebut. Rilisan terbaru GIGI ini lahir dari semangat Armand, Budjana, Hendy, dan Thomas untuk kembali meramaikan industri musik Tanah Air dengan warna yang lebih segar dan relevan.
Lewat single ini, GIGI ingin menghadirkan sesuatu yang baru tanpa meninggalkan ciri khas mereka, sekaligus menjangkau generasi pendengar yang lebih luas, baik para penggemar setia maupun kalangan muda yang mungkin baru mengenal karya-karya GIGI. Harapannya, lagu ini bisa menjadi jembatan antara lintas generasi dan memperkuat eksistensi GIGI di panggung musik Indonesia. Selama ini GIGI dikenal dengan karakter pop-rock yang kuat dan aransemen musik yang kompleks.
Lewat single Menari-nari, mereka menghadirkan pendekatan baru yang lebih sederhana dan segar. Tanpa meninggalkan jati diri musikal mereka, GIGI menyuguhkan warna yang lebih ringan namun tetap penuh makna, sebagai bagian dari evolusi dalam perjalanan musik GIGI.
Dalam proses kreatif pun banyak variasi dan perubahan. Workshop lagu ini pertama kali digarap di Puncak, dengan aransemen yang lebih cepat dan nada yang berbeda. Namun seiring waktu, ritmenya diperlambat, disesuaikan agar lebih seimbang. Part-part baru bermunculan, termasuk keinginan untuk menambahkan solo Hawaiian atau harmonika. Tapi akhirnya, diputuskan: biarlah ini jadi lagu Gigi yang utuh berempat, apa adanya.
Bahkan solo gitar yang tadinya hanya “guide” untuk sementara, dibiarkan tetap hidup hingga proses mixing terakhir. Karena seperti masa lalu, kadang hal yang tak direncanakan justru paling layak untuk dibiarkan tinggal.
Single terbaru Gigi “Menari-nari”, kini bisa didengarkan hari ini di layanan digital streaming platforms seperti Spotify, Apple Music, Deezer, YouTube Music dan lain-lain.