iMusic – membentuk proyek duo yang
bernama “KATA PUJANGGA”. Adalah sebuah keinginan dari Bemby Noor
untuk membuat sebuah Content di Youtube dan Instagram yang
berisikan konflik – konflik percintaan ketika situasi – situasi yang umumnya
terjadi dalam percintaan dibuat maka akan
diciptakan lagu yang menyesuaikan dengan situasi percintaan tersebut, dari proyek
inilah Bemby Noor Mempertemukan Alvin Lapian dan Calvin Aprilian.
Calvin Aprilian dahulu sering di panggil
Calvin “mamamia” karena pernah mengikuti ajang tersebut sekitar tahun
2014, dan pernah mengeluarkan sebuah single “Sahabat Menjadi Cinta”
pengalamannya selama 5 tahun entertainment menjadi penilaian sendiri mengapa Bemby
Noor memilihnya.
Calvin Lapian yang biasa di panggil Alvin ini
adalah anak milenial jaman sekarang yang karena konten – konten di
Instagramnya membuat dia menjaring banyak respon dan dapat dikatan influencer
dari Instagram, selain itu dia juga memiliki kemampuan bernyanyi yang dapat
kita lihat dari content – content -nya di social media.
BEMBY NOOR tentu saja langsung memproduseri
sekaligus menciptakan lagu – lagu untuk KATA PUJANGGA , Untuk penggarapan musik
Lagu PINTU Bemby Noor di bantu oleh Tengku Shafick dan Jhon
Wildama, dan untuk Mixing – Mastering dikerjakan Aldi Nada, “untuk
KATA PUJANGGA ini aku ingin membedakan apa yang ada di konten Social Media
dengan yang dirilis secara resmi agar pesan – pesan dari lagu PINTU ini sampai
kepada pendengarnya dengan lebih mendalam lagi, karena yang menjadi menu Utama
adalah pesan di lagu itu” Jelas Bemby Noor.
“PINTU” adalah lagu yang tercipta dari content
KATA PUJANGGA, ketika mau merilis single melalui account KATA PUJANGGA
menanyakan kepada follower – nya untuk memilih lagu manakah yang
sebaiknya dirilis terlebih dahulu dan terpilihlah lagu “PINTU” ini, Lagu yang
bercerita tentang sakit hati seseorang yang di tinggal sang kekasihnya, tetapi
ketika kekasih mau kembali kepada dia orang tersebut telah menutup pintu
hatinya rapat2 untuk mantan kekasihnya tersebut seakan – akan berkata “luka
yang kau ciptakan bukanlah kunci hati mu tuk kembali padaku tapi itu adalah
pintu hati yang menutup hatiku untuk hatimu”.
“pesan dari lagu ini adalah sebelum memutuskan
hubungan ada baiknya untuk difikirkan baik-baik terlebih dahulu jangan
mendahulukan emosi karena ketika sudah terucap jangan menjadi suatu penyesalan
dikemudian hari” Ujar Calvin, “dan biasanya kalo seseorang sudah hilang dari
kita, akan terasa kehilangannya disaat dia tidak ada di dekat kita, jika kita
memutuskan karena emosi atau merasa ada yang lebih baik dari yang kita miliki
saat ini” Alvin menambahkan.
“kami berharap lagu ini dapat diterima oleh penikmat musik di Indonesia menjadi awal yang indah untuk kami KATA PUJANGGA berkarir di belantika musik Indonesia” ujar Calvin dan Alvin penuh harap. (FE)
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)