Connect with us

iMusic

Kolaborasi Dengan ”Prilly Latuconsina”, Band  Pop ”Daun Jatuh Rilis ”Tuk Singgah”.

Published

on

iMusic.idDaun Jatuh, band pop folk asal Tangerang yang terdiri dari Verrel Alvirizky (vokalis) dan Timothy Gunung Tua (gitaris) merilis lagu terbaru yang diberi judul ‘Tuk Singgah’.

Lagu ini mengambil cerita tentang mengenai bagaimana susahnya dalam menjalin sebuah komitmen dalam hubungan dan percintaan. Spesialnya di lagu ‘Tuk Singgah’ ini Daun Jatuh juga berkolaborasi dengan Prilly Latuconsina yang juga terlibat dalam pembuatan dan proses kreatif dari pengerjaan lagu ini.

Untuk merayakan rilisan ini, Daun Jatuh dan Prilly Latuconsina mengadakan press conference di Halte Transjakarta Tosari, Jakarta pada hari Jumat 8 November 2024. Sebagai moda transportasi publik, bagi banyak orang Halte Transjakarta adalah bagian yang tak terpisahkan dari tempat “Tuk Singgah”.

Oleh karena itu, kolaborasi bersama Transjakarta, jadi momen dan tempat yang tepat untuk perilisan lagu “Tuk Singgah”. Selain itu, kolaborasi ini menjadi momen berharga kepada kedua belah pihak untuk menghadirkan pengalaman yang interaktif kepada pelanggan moda transportasi publik maupun penggemar musik.

Di hari yang sama dengan rilisan, Daun Jatuh dan Prilly Latuconsina juga mengajak fans yang terpilih untuk mengikuti tur keliling bersama Transjakarta dengan bus wisata Transjakarta.

Mereka tidak hanya melakukan chit-chat santai, tetapi juga menghibur para fans untuk mendengarkan dan menikmati lagu tersebut untuk mempererat kebersamaan dan kekeluargaan mereka dengan perjalanan musik antara Daun Jatuh dan Prilly Latuconsina.

Rilisan ini menjadi semakin menarik sebab, keputusan berkolaborasi dengan Prilly tidak direncanakan sejak awal. Lagu “Tuk Singgah” sudah setengah jadi saat mereka belum bertemu dengan Prilly.

“Tiba- tiba kita dikabarin oleh A&R Warner Music Indonesia kalau Prilly mau collab sama kita dan kita kaget kenapa Prilly? Dari awal kita pengen lagu ini mempunyai rasa yang kuat dan ternyata Prilly adalah orang yang tepat untuk itu. Saat dia menyanyikan lagu ini, rasanya jadi lebih hidup”. ungkap kedua personil Daun Jatuh.

Diungkapan oleh El vokalis Daun Jatuh, bahwa setelah pertemuan dari Prilly, proses pengerjaan lagu berjalan dengan lancar. Daun Jatuh dan Prilly bersama-sama menyelesaikan lagu tersebut mulai dari pengaturan aransemen musik hingga pros rekaman vokal.

“Setelah ngobrol, kita langsung take demo, kita bawa pulang, dan kerjain dari aransemennya dan sisi musiknya. Terus kita recording sama Prilly dan kita banyak dibantu sama orang-orang di belakang layar lagu ini, seperti Vincent Vivaldi Selaku produser dan vocal director dari pengerjaan lagu ini.”katanya.

Setelah mendengarkan lagunya, Prilly merasa lagu itu sangat relate dengan pengalaman pribadinya, terutama dalam hal percintaan di era sekarang. “Waktu aku dengerin, aku ngerasa lagu ini relate banget dan aku ngerasa sedih dengernya,” tambahnya.

Ia menambahkan pandangannya mengenai pesan dari lagu ‘Tuk Singgah’. “Menurut aku tuh banyak orang-orang di zaman sekarang takut untuk berkomitmen. Entah itu takut nikah, atau takut melanjutkan hubungan ke jenjang yang serius.

Salah satu contohnya pandangan netizen terhadap aku, misalnya ngeliat hidup aku yang sibuk terus keliatan aku independent dan cowok pasti takut lah buat deketin.  Pernah ada yang ngedeketin tapi memang takut untuk melangkah lebih jauh dan ‘gak mau ngelepasin aku, tapi untuk ke jenjang serius masih banyak pertimbangan utamanya dari kesibukanku.” ungkap Prilly

Lagu “Tuk Singgah” menjadi rilisan selanjutnya setelah Daun Jatuh merilis lagu “Semoga Masih Ada Waktu”, dan tentunya akan dilanjutkan dengan lagu-lagu lainnya di bulan-bulan berikutnya. Rencananya Daun Jatuh akan merilis EP Ke-3 bersama Warner Music Indonesia dalam waktu dekat.

Timothy, gitaris Daun Jatuh, mengungkapkan harapan mereka agar lagu ini dapat dinikmati dan diinterpretasikan dengan cara yang berbeda oleh semua orang.

“Semoga lagu ini bisa kalian nikmati, bisa dijadikan teman galau, merepresentasikan cerita kalian masing-masing dan kalian bisa menginterpretasikan di dalam kehidupan kalian. Dan Semoga lagu ini bisa jalan sejauh mungkin. Pokoknya dengerin terus ‘Tuk singgah’ dan share terus ke teman-teman kalian. Jangan lupa pake sound ya! boleh pake video random ataupun nyindir ke mantan kalian, pokoknya hal – hal apapun kejadian-kejadian yang relate sama kalian” ujarnya.

Lagu “Tuk Singgah” sudah bisa didengar di seluruh digital platform di Indonesia. Official Music Video yang dibintangi oleh Daun Jatuh dan juga Prilly Latuconsina juga bisa ditonton di kanal youtube Daun Jatuh.

Tentang Daun Jatuh

Daun Jatuh adalah grup folk-pop asal Tangerang dengan formasi terbaru: Verrel Alvirizky (vokalis) dan Timothy Gunung Tua (gitaris).  EP perdananya ‘Seroja’ dirilis di tahun 2022. Tahun 2023 menyusul EP kedua mereka ‘Seroja’. Mereka dikenal melalui lagu “Resah Jadi Luka” yang mendapatkan perhatian besar berkat viral di platform media sosial TikTok dengan lebih dari 200 ribu UGC videos dan total 1.5 milyar video views .

Lagu ini masih ada di chart Top 200 Spotify Indonesia dengan lebih dari 87,45 juta streams di platform tersebut sejauh ini. Karya-karya mereka membawa pendengar untuk merasakan perasaan puitis ketika menikmatinya. Konsep minimalis ini kemudian menjadi khas bagi Daun Jatuh.

Mereka juga mendapatkan nominasi AMI Awards 2022 untuk kategori “Duo/Grup Pop Terbaik’ untuk single Moment. Di tahun 2023 mereka juga kembali mendapatkan nominasi AMI Awards untuk kategori Karya Produksi Folk/Country/Balada Terbaik untuk single Biru.  Filosofi nama “Daun Jatuh” berasal dari bagaimana setiap anggota grup ini bertemu dari grup-grup mereka sebelumnya yang sudah bubar, kemudian tumbuh lagi dari awal–layaknya daun-daun yang berjatuhan, terhubung, kemudian tumbuh kembali. Daun Jatuh dikenal lewat musik yang ramah telinga, dipadukan dengan lirik kuat serta suasana yang fokus pada mood lagunya.

Tentang Prilly Latuconsina

Prilly Latuconsina, Lahir di Tangerang, 15 Oktober 1996, aalah sosok yang multitalenta, karismatik, dan persuasif dalam bidang humas, memiliki keahlian dalam public speaking, periklanan, dan media relations, khususnya di industri hiburan dan kreatif.

Ia sosok yang luar biasa yang mampu berkomunikasi secara efektif dengan target audiens melalui manajemen merek yang strategis dan kampanye humas. Team builder yang tenang dan kompeten, serta pemimpin alami yang berkembang pesat di lingkungan perusahaan yang cepat tanggap dengan berorientasi pada hasil yang sangat baik.

Ketika Berhenti Disini (2023) Sinemaku Pictures, Budi Pekerti (2023) Rekata Studio, Kaninga Pictures, Bolehkah Sekali Saja kumenangis (2024) Sinemaku Pictures adalah beberapa judul film yang sudah dibintangi oleh Prilly. Selain dunia akting Prilly juga masih menjadi Brand Ambassador dari Azarine, Shopee, Miniso, Implora dan Sunsilk.

Tidak hanya dunia akting namun Prilly juga beberapa kali merilis single dan berkolaborasi dengan beberapa musisi. Lagu “Tuk Singgah” menjadi project kolaborasi terbaru dari Prilly dan Daun Jatuh di akhir tahun 2024 ini. (FE)

iMusic

Patrick Lesmana tawarkan komposisi apik di single kedua bertajuk “Yabai”

Published

on

iMusic.id – Sempat setahun hiatus, solois gitar ‘Patrick Lesmana’ kembali memperkenalkan karya musik keduanya yang berjudul “Yabai”. Dalam bahasa Jepang, “Yabai” mengandung arti tentang sesuatu yang ‘berbahaya, gila’ dan bahkan ‘keren’ tergantung konteksnya, gitaris muda asal Malang, Jawa Timur tersebut mengungkapkan keunikan kata ‘Yabai’ tersebut sebagai konsep dari komposisi musik yang dia tulis.

“Yabai” merepresentasikan sisi spontan, eksperimental dan energi tak terduga dalam musik yang saya tulis. Saya memilih konsep Jepang karena saya sangat terinspirasi oleh kultur dan estetika mereka dari anime, seni visual, sampai cara musisi fusion Jepang seperti Casiopea, T-Square, dan Dezolve membentuk sound yang khas tapi tetap “tightt” dan teknikal”, terang Patrick Lesmana tentang single keduanya tersebut.

Tumbuh dewasa dengan mendengarkan dan terpengaruh oleh musik Progessive-Rock/Jazz-Rock medio 60-80an seperti King Crimson, Frank Zappa, Yes, Genesis, Weed, Kansas, I.O.U (Allan holdsworth) dan lainnya, Patrick Lesmana tertarik untuk menggabungkan musik – musik prog-rock diatas dengan elemen musik Jazz-Fusion dan musik – musik game Jepang ke single “Yabai” tersebut.

“Yabai” adalah judul EP saya yang sudah rilis di tahun 2023 lalu dan di dalam mini album saya tersebut juga ada lagu yang berjudul “Yabai” yang saya perkenalkan sebagai single ke 2 setelah “Paradise Of Inner Fire”. Kalau disimak secara keseluruhan, EP saya itu tidak berusaha menampilkan gitar sebagai instrumen utamanya melainkan semua instrumen bermain dengan porsi yang sama. Dalam hal ini, komposisi adalah yang saya coba tonjolkan dalam lagu – lagu di dalam EP tersebut termasuk “Yabai”,tandas Patrick Lesmana.

“Secara komposisi, “Yabai” menggabungkan elemen progressive rock, jazz fusion, dan nuansa Japanese contemporary fusion. Ada banyak permainan time signature, harmoni kompleks, dan improvisasi yang tetap punya alur emosional”, jelas Patrick lagi.

Dalam proses produksi single “Yabai”, gitaris yang sangat menggemari gitaris – gitaris dunia seperti Allan Holdsworth, Al di meola, Eric johnson, Ritchie blackmore dan lain – lain ini mengaku tidak menemui kendala yang berarti. Proses rekaman yang dilakukan di studio pribadinya “Suara Wibu Production” ini terbilang lancar.

“Tantangan terbesarnya justru menjaga keseimbangan antara teknikalitas dan feel, karena di genre seperti progressive fusion, mudah sekali terjebak dalam permainan rumit tapi kehilangan rasa”, terang Patrick.

Sementara itu, Fransiscus Eko dari Cadaazz Pustaka Musik yang berperan sebagai co-producer mengaku cukup lega bisa merilis lagu “Yabai” ini sebagai single kedua Patrick Lesmana.

“Patrick ini sibuk banget, proyek musiknya banyak dan dia juga ikut bergabung dengan beberapa band berbeda genre di Malang. Bisa merilis single kedua ini sudah membuat saya cukup lega. Yang masih nge-ganjel adalah video musik nya belum sempat di buat karena Patrick sendiri masih belum punya waktu luang ke Jakarta”, terang Fransiscus Eko.

Setelah merilis single “Yabai” ini, Patrick Lesmana berencana menampilkan komposisi musik dengan genre yang berbeda pada karya EP berikutnya,

“Saya tidak ingin terpatok satu genre saja, saya ingin menjadikan karya – karya solo saya sebagai sebuah kolase untuk menunjukan banyaknya repetoar yang saya dengarkan sehari – hari dan tidak berhenti di satu genre saja”, ujar Patrick.

Single dan EP “Yabai” karya Patrick Lesmana sudan bisa di simak diseluruh Digital Store Platform serta seluruh media sosial seperti Instagram feed dan story, Tiktok, Facebook dan lain – lain, sementara itu video visualizer nya bisa di tonton di Cadaazz Pustaka Musik Official Youtube Channel.

Credit Title

Single : Yabai

Artis : Patrick Lesmana

Song : Patrick Lesmana

Production by Cadaazz Pustaka Musik & Patrick Lesmana

Executive Producer : Patrick Lesmana

Producer : Patrick Lesmana

Co Producer : Fransiscus Eko & Christian Wibisono

Music Recorded at Suara Wibu Production Studio by Patrick Lesmana

Guitar. Bass, Keys, Drums played & recorded by Patrick Lesmana

Mixing by Bayu Randu at Musicblast / Greenland Studio

Mastering by Bayu Randu at Musicblast / Greenland Studio

Patrick Lesmana Artist Management & Contact Person : Fransiscus Eko (081277666468)

Artwork by Christian Wibisono

Media Relation : Eny Handayani (0812-9776-547)

Continue Reading

iMusic

Band Jogja, Shakey rilis single baru “Yang Ada Padamu”

Published

on

iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.

Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).

Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,

Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.

“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.

“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.

Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.

Selamat menikmati “Yang Ada Padamu”

Continue Reading

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading